This commit is contained in:
2023-11-12 00:15:41 +03:00
commit 50e2b26da8
65347 changed files with 2588709 additions and 0 deletions

View File

@@ -0,0 +1,40 @@
{
"name": "Adventurer",
"rarity": [
"1",
"2",
"3"
],
"2pc": "Max HP +1000.",
"4pc": "Membuka setiap jenis peti memulihkan 30% HP dalam waktu 5 detik.",
"flower": {
"name": "Adventurer's Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Setangkai bunga yang tumbuh di lingkungan kota kuno yang sangat keras. Kini dikenakan di dada sebagai lambang kegigihan.",
"story": "Petualang ambisius menemukan bunga yang tangguh ini di kedalaman reruntuhan yang suram.\nTakjub oleh sebuah kehidupan yang tumbuh dari lahan mati ini, dia hampir melupakan harta yang terkubur jauh di reruntuhan.\nSetelah berhenti untuk berpikir selama beberapa saat, petualang itu mencabut bunganya, memakainya sebagai lencana, dan pergi menuju kegelapan."
},
"plume": {
"name": "Adventurer's Tail Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu dari seekor burung eksotis yang jarang terlihat di daratan ini.",
"story": "Seorang petualang pernah berkelana melalui hutan demi mencari binatang buas langka yang tidak pernah dilihat sebelumnya.\nSaat dia menyusuri jalannya dengan ceroboh melalui dedaunan, petualang itu tersandung akar pohon.\nSaat dia tersadar kembali, dia melihat sebuah gadis cantik hingga dia rela untuk berhenti bertualang hanya untuk hidup bersamanya,\nPenampilannya begitu nyata, dengan bulu-bulu menghiasi rambutnya."
},
"sands": {
"name": "Adventurer's Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Dalam petualangan di kedalaman yang tidak terlihat oleh sinar matahari, waktu perlahan menghilang dari dalam hati para petualang.",
"story": "Sebuah jam saku yang dulunya milik seorang petualang. Dibuat oleh pengrajin jam dengan sederhana dan dengan pemikiran sejalan dengan filosofi Adventurers' Guild.\nPetualang itu menghabiskan sebagian besar harinya dalam kegelapan. Suara ritme tangannya yang bergerak adalah satu-satunya bukti yang dia miliki tentang berlalunya waktu.\nSetelah lama dia terbiasa dengan kehidupan yang normal, meninggalkan kehidupan bertualang yang dulu sangat dia cintai,\nJam saku yang terlupakan masih tersimpan di lemari, menunggu untuk petualangan selanjutnya."
},
"goblet": {
"name": "Adventurer's Golden Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Salah satu harta yang diperoleh dalam suatu perjalanan seorang petualang, meskipun penuh lecet, tetapi kebanggaan di dalamnya tidak berkurang sedikitpun.",
"story": "Sebuah piala emas yang biasa petualang itu pakai untuk minum, dikatakan bahwa dia menemukannya di sebuah reruntuhan kuno.\nPada permukaan luarnya terpahat simbol kuno dengan permata yang pudar.\nNamun demikian, petualang tersebut mengucapkan selamat tinggal pada gaya hidupnya yang nomaden,\nPiala emas ini ditukar dengan sejumlah Mora yang berkilauan."
},
"circlet": {
"name": "Adventurer's Bandana",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Aksesoris yang diikat di kepala. Meski dipenuhi noda darah, keringat dan debu, ia tetap melambangkan semangat seorang petualang.",
"story": "Tidak ada sesuatu yang spesial mengenai bandana hijau ini, selain kainnya yang kuat dan mempunyai daya serap yang tinggi.\nSama seperti bandana itu, pemakainya juga tidak spesial. Hanya manusia biasa.\nTetapi rahasia yang tak terhitung jumlahnya tersembunyi di atas bintang dan jauh di bawah jurang yang dalam.\nSemuanya menunggu seorang manusia biasa untuk menemukannya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Archaic Petra",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Geo DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Saat memperoleh Elemental Shard yang terbentuk dari Reaksi Elemental Crystallize, seluruh anggota party memperoleh 35% peningkatan Elemental DMG terhadap elemen tersebut selama 10 detik. Hanya satu jenis Elemental DMG dapat diperoleh dengan cara ini.",
"flower": {
"name": "Flower of Creviced Cliff",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Setangkai bunga yang tumbuh di tengah bebatuan di tepi jurang. Kelopaknya yang tertiup angin memberinya kesan kehidupan.",
"story": "Bunga-bunga mekar dari celah-celah batu abadi,\nBagaikan kehidupan indah yang diukir dari esensi batu.\n\nTerdapat sebuah rumor yang beredar:\nPada zaman kuno, seseorang berkata kepada Lord Geo bahwa tidak ada kehidupan di batu kering.\nRex Lapis kemudian membuat bunga emas murni untuk keluar dari cangkangnya dari antara batu raksasa.\n\nMungkin Dewa batu pernah melakukan perbuatan besar seperti itu,\nAtau mungkin itu hanyalah salah satu legenda yang tak terhitung jumlahnya pada zaman itu.\nTapi dengan berani menghadapi ombak tanpa henti menuju lautan awan,\nLahirlah sebuah pelabuhan yang makmur di atas puncak berbatu,\nItulah bunga yang begitu memesona."
},
"plume": {
"name": "Feather of Jagged Peaks",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Sehelai bulu yang keras dan kokoh dari seekor elang raksasa. Terkadang embun dingin terkumpul di bagian ujung yang keras dari bulu ini.",
"story": "Sayap yang tertinggal di puncak gunung,\nUjungnya yang berwarna biru kehitaman masih setajam mata pisau.\n\nLegenda mengatakan bahwa di zaman kuno ketika langit dan bumi ini tidak rata, Rex Lapis pernah menarik gunung dan membuat layang-layang raksasa.\nLayang-layang raksasa berbentuk elang yang terbuat dari batu giok dan bebatuan, melesat terbang setelah terbentuk,\nDengan gesit langsung mengambil sembilan awan di langit, dan meratakan banyak puncak besar di langit.\n\nDikatakan bahwa elang raksasa itu mengepakkan sayapnya ke arah laut terbuka,\nBagaikan tombak tajam milik Shenxiao,\nJatuh mendarat pada monster laut besar...\n\nDikatakan bahwa pilar-pilar batu di laut tersebut masih menarik perhatian sang elang raksasa."
},
"sands": {
"name": "Sundial of Enduring Jade",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam bayangan matahari yang terbuat dari sebuah batu giok yang besar. Garis-garisnya memiliki pola yang mencatat berlalunya waktu.",
"story": "Jam matahari yang diukir di tebing,\nMengikuti cahaya dan waktu dalam diam.\n\nBahkan pegunungan padat dari zaman kuno akan berubah menjadi kerikil seiring berjalannya waktu.\n\nDikatakan bahwa Rex Lapis pernah menggunakan cahaya bintang di bumi untuk membentuk objek berhitung, mengajarkan orang untuk memahami waktu.\nLegenda mengatakan bahwa saat jam matahari diperkenalkan ke orang-orang, hal tersebut diakuisisi oleh Kunwu muda yang saat itu masih menjadi seorang sarjana.\n\n\"Anak itu mendedikasikan dirinya tertarik untuk mempelajari kitab suci. Bermaksud pergi ke Sumeru untuk mendapatkan kebijaksanaan yang luar biasa\"\n\"Aku mendapatkan jam matahari ini dan memutarnya hari demi hari, setelah sekian lama aku tidak pernah melihat benda ini cacat.\"\n\"Akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengan guruku, mengganti karirnya untuk menantang penguasa waktu.\""
},
"goblet": {
"name": "Goblet of Chiseled Crag",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah piala yang megah dan anggun, piala yang kosong ini terisi penuh dengan sejarah akan era yang telah lama sirna.",
"story": "Sebuah botol anggur yang diukir dari patung batu yang keras,\nDan yang dituangkan ke dalamnya adalah anggur terbaik yang hanya dinikmati oleh para petinggi.\n\nBatu basal harus keras dan tidak bisa dihancurkan, kristal harus jernih dan indah,\nSama seperti perjalanan di dunia fana, menikmati kesenangan juga terkadang perlu mencapai tingkat tertentu.\n\nAda rumor yang beredar di antara rakyat bahwa saat Rex Lapis sedang minum anggur,\nRex Lapis menghasilkan batuan dasar,\nbatu giok yang diukir indah pun diubah menjadi bejana anggur untuk dirinya sendiri.\n\nSeseorang yang sangat mengenal buku-buku kuno juga mengatakan bahwa tertulis di situ terdapat tujuh cangkir anggur."
},
"circlet": {
"name": "Mask of Solitude Basalt",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng yang terbuat dari basal, matanya seakan menatap kekosongan dengan ekspresi yang dingin.",
"story": "Legenda mengatakan bahwa di era peperangan antara para Dewa dan monster, Archon Geo pernah melakukan pembunuhan tanpa henti.\nDalam pertempuran yang membabi buta tersebut, kelembutan tidak pernah tebersit di benak Rex Lapis.\n\nBenar-benar jelas, selalu akurat, dalam kekacauan yang menggulingkan langit dan bumi, bahkan jika teman lama menjadi berselisih satu sama lain, dia tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan.\nRex Lapis yang legendaris, wajahnya yang sedingin es batu itu tidak pernah goyah.\n\nDikatakan bahwa biarpun ada debu yang hinggap tapi wajahnya yang dingin itu tidak pernah berubah.\nWajah seperti itu juga diperlukan untuk mengimplementasi sebuah \"kontrak\"."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Berserker",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "CRIT Rate +12%.",
"4pc": "Saat HP kurang dari 70%, CRIT Rate meningkat 24%.",
"flower": {
"name": "Berserker's Rose",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Sehelai bunga istimewa yang diwarnai merah. Melambangkan kualitas seorang Berserker.",
"story": "Pada hari-hari sebelum dia menjadi gila, dia pernah berhenti sejenak untuk berpikir di taman mawar.\nDia tidak pernah punya keluarga. Ataupun kekasih dan teman.\nSaat dia tidak di medan tempur, dia akan datang untuk merawat bunga-bunga yang rentan tersebut di taman dengan sepenuh hati.\nSeolah bunga-bunga merah yang terbalut duri itu adalah satu-satunya kehangatan yang bisa dia dapatkan."
},
"plume": {
"name": "Berserker's Indigo Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Sehelai bulu indigo dari seekor gagak legendaris, yang mana sebagian dari bulunya telah diwarnai merah pekat.",
"story": "Kampung halaman sang petarung yang dulunya waras itu pernah menjadi korban peperangan antara Archon dan manusia.\nTaman bunga mawar terbakar dan burung-burung memakan sesamanya.\nTerlahir kembali di dalam api, dendam dan haus darah terpatri dalam pikirannya, mengubahnya menjadi petarung gila yang haus akan darah.\nBulu hitam, menghiasi medan tempur, kini berubah menjadi merah karena amarahnya seraya dia membalaskan dendamnya."
},
"sands": {
"name": "Berserker's Timepiece",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah alat yang di dalamnya terdapat aliran yang tak pernah berhenti. Menjadi sebuah simbol pengingat seorang Berserker akan waktunya yang terbatas —— baik di medan pertempuran, atau pun di dunia ini.",
"story": "Semua pasti ada akhirnya, sama seperti petarung gila yang sepertinya tak terkalahkan itu.\nSaat darah di tangannya akhirnya mengering, langkah petarung gila itu mulai goyah.\nHidupnya ditakdirkan harus berakhir saat dia bertemu dengan penantang terakhirnya di medan tempur.\nDi medan perang di mana darahnya mengalir seperti sungai, jam pasirnya berwarna kemerahan disebabkan oleh matahari yang terbenam."
},
"goblet": {
"name": "Berserker's Bone Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah piala yang terbuat dari tulang seekor hewan raksasa yang tak dikenal. Merupakan suatu pengingat akan pertarungan mematikan melawan hewan tersebut.",
"story": "Petarung haus darah itu berkeliaran di bumi, bertarung dengan manusia dan monster, dan bahkan menantang para Archon.\nDi tanah tandus dan tak bernyawa, dia bertemu monster raksasa.\nTopeng besinya tidak bisa menyembunyikan amarahnya, dan akhirnya pertarungan sengit tanpa akhir terjadi.\nJam, hari, dan tahun berlalu. Monster akhirnya terkalahkan.\nPetarung itu meminum sumsum tanduk monster yang patah itu, seolah seperti anggur bagi sang pemenang."
},
"circlet": {
"name": "Berserker's Battle Mask",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sebuah topeng besi mengerikan dengan retakan besar di bagian tengahnya, sepertinya retakan ini berasal dari pertarungan yang sengit.",
"story": "Terbalut api yang menghancurkan kampung halamannya, wajah sang petarung gila itu sudah tidak dapat dikenali lagi.\nTopeng besi menyatu dengan dagingnya, menunjukkan wajahnya yang tanpa perasaan.\nLalu, dalam pertarungan sengit, topengnya yang mengerikan terbelah menjadi dua oleh lawannya.\nKerak dari topeng itu merobek daging yang telah lama ada di situ.\nTapi tidak ada rasa sakit atau darah yang bisa menghentikan langkahnya yang tak tergoyahkan itu.\nPetarung itu terus mengaum sampai darah segar menutupi gumpalan hitam yang mengeras di wajahnya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Blizzard Strayer",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Cryo DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Saat karakter memukul musuh yang terkena efek Cryo, CRIT Rate meningkat 20%. Jika musuh terkena Frozen, CRIT Rate meningkat lagi 20%.",
"flower": {
"name": "Snowswept Memory",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga gletser yang telah lama punah. Bahkan petarung terkuat atau terangkuh pun akan membungkuk di hadapannya.",
"story": "Bunga es yang membeku selamanya ini dipetik oleh sepasang tangan yang halus.\nPastinya bunga itu telah memberi seseorang kekuatan untuk melihat musim dingin sebagai pelukan yang hangat.\n\n\"Mural keempat ini kupersiapkan untukmu, sosokmu akan selalu ada di atas lukisan di atas tembok ini\"\n\"Demi mural ini, dan demi semua orang, aku akan selalu berada di sini menunggumu dan mendoakan kepulanganmu\"\n\nGadis itu berdiri di depan dinding kosong, tersenyum dan meletakkan sekuntum bunga kecil di dada prajurit itu.\nDia selalu bersikap anggun dan tenang, dan tidak pernah gentar, bahkan ketika dia menghadapi kematian.\n\nKepahlawanan Sang Penjinak Es terlupakan, terkubur di badai salju Utara.\nSejak itu, salju meleleh namun bunga itu tidak pernah layu."
},
"plume": {
"name": "Icebreaker's Resolve",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung yang memancarkan hawa dingin. Sentuhannya yang sangat dingin seakan mengalirkan angin dingin dari gunung salju ke dalam kulitmu.",
"story": "Bulu burung pemangsa yang bukan bagian dari musim dingin. Terasa dingin saat disentuh.\nSaat menyentuhnya seolah seperti merasakan panggilan yang pantang menyerah dan putus asa di tengah badai salju.\n\nTanpa sarang atau tempat berlindung, burung itu menghadapi badai dengan bangga.\nAngin badai menyerang bulu-bulu burung itu dengan es dan salju, membuat bulu-bulu itu tertutup es.\n\nBulu ini awalnya berasal dari elang sampai suatu ketika dan angin musim dingin mencabutnya dengan paksa.\nBurung itu terbang beberapa saat di udara sebelum badai es menyeretnya jatuh ke tanah.\n\n\"Aku yakin burung-burung yang ceria dan berisik akan mengikuti jejakmu dan terbang kembali ke taman istana musim panas yang lebat dan hijau.\"\n\"Makhluk-makhluk yang diusir oleh angin es, anak-anak malang yang kehilangan kampung halamannya, akan kembali bersamamu ke sarang impian mereka.\"\n\nPrajurit pemberani yang memikul beban berat di punggungnya itu terhenti di tengah angin kencang dan salju, mencoba mengenali warna bulu yang beterbangan.\nBulu burung yang basah dan beku oleh angin es dan salju, warnanya memudar perhalan, sama seperti keyakinan dari prajurit tersebut."
},
"sands": {
"name": "Frozen Homeland's Demise",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam yang digunakan oleh para rakyat untuk menunggu kepulangan sang pahlawan tanah air. Yang mengalir di dalam jam ini bukanlah pasir, melainkan butiran es yang tidak pernah meleleh.",
"story": "Jam pasir kuno dengan bubuk salju halus mengalir di dalamnya.\nBahkan musim dingin terdingin tidak dapat membekukan waktu.\n\n\"Dinginnya musim dingin seolah membuat waktu ikut membeku\"\nMitos ini beredar dan dipercaya di seluruh Entombed City.\n\nSaat mencapai puncak dari tembok angin es, malam tiba dan angin melolong kencang.\nCahaya matahari atau cahaya bulan sekalipun tidak dapat menembus angin ini dengan mudah.\nEntah itu apa badai salju atau kedinginan ekstrim, tetap tidak dapat menghentikan aliran waktu.\n\nSekalipun kota itu sudah terkubur oleh salju dan es.\nDan bahkan pahlawan yang paling kuat sekalipun suatu hari akan terlupakan."
},
"goblet": {
"name": "Frost-Weaved Dignity",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah gelas yang dipahat dari sebongkah es, selalu memancarkan hawa dingin. Pemilik sebelumnya menggunakannya untuk meminum arak.",
"story": "Orang asing yang biasa menemukan harapan bagi orang lain di musim dingin,\nbahkan gelas untuk minum pun diukir dari kristal es.\n\nMeminum anggur dari gelas itu terasa seperti menyeruput es batu yang menusuk setiap sisi tenggorokan.\nOrang biasa pastinya akan kesulitan untuk menikmatinya, namun prajurit yang pendiam itu justru menikmatinya.\n\nDia adalah prajurit yang dingin dan pendiam bagaikan es, menghalangi angin yang menusuk dari bintang-bintang dengan tubuhnya.\nSeorang gadis pelukis yang tidak puas dengan hanya dilindungi saja, meninggalkan kata-kata terakhirnya kepada pengagumnya tersebut:\n\n\"Jika rasa takut dan putus asa yang merupakan sifat alami manusia itu menghancurkanmu, atau menyesatkanmu, maka...\"\n\"...Kumohon, tetaplah hidup. Jangan binasa bersama kami, lenyap dan terlupakan di dalam salju.\"\n\nDengan meminum lagi anggur dingin dan pahit itu dia memperkuat tekadnya untuk perjalanannya, dan memalingkan wajahnya dari mata basah gadis itu,\nDan dia memulai jalur pencarian tanpa akhir, menuju salju dan daratan yang luas."
},
"circlet": {
"name": "Broken Rime's Echo",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota dari seorang pahlawan masa lalu, yang bermimpi untuk menaklukkan dingin. Ini adalah bukti keberaniannya dalam menghadapi musim dingin yang meremukkan tulang.",
"story": "Seorang pahlawan memulai perjalanan dalam mencari penebusan dengan sedikit harapan yang ditinggalkan oleh salju.\nMengenakan mahkota musim dingin di kepalanya, dia dengan bangga menghilang ke dalam badai dingin yang tak berujung.\n\nDengan membawa kontrak bersama kota pegunungan, disertai tatapan matanya yang jernih, para pejuang tidak pernah takut pada hal yang tidak diketahui di luar tirai es.\nPemandangan pegunungan yang dulunya hijau, berkat yang tidak lagi turun dari langit, itu semua adalah kekuatan pahlawan tersebut yang tidak pernah berakhir.\n\n\"Seberangi pintu yang membeku dan berjalanlah menyusuri koridor yang dalam.\"\n\"Dia mematahkan ranting-ranting untuk membawa harapan ke Negeri Salju.\"\n\nGadis itu menyanyikan lagu untuk menenangkan orang-orangnya dan mengenang semua ingatan tentang dirinya.\nDia sangat percaya bahwa dia akan kembali kepadanya dengan kehangatan musim semi dan harapan yang tidak berubah.\n\nTetapi pada akhirnya, pahlawan yang berjalan menjauh ke dalam salju tidak akan kembali tepat waktu.\nKata-kata kebencian yang telah lama terkikis oleh angin dan salju akan menuduhnya telah melarikan diri..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Bloodstained Chivalry",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 25% Physical DMG.",
"4pc": "Dalam 10 detik setelah mengalahkan musuh, meningkatkan 50% DMG Charged Attack dan mengurangi konsumsi Stamina Charged Attack menjadi 0.",
"flower": {
"name": "Bloodstained Flower of Iron",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang berwarna hitam dan sekeras besi karena noda darah di atasnya yang telah mengering. Sepertinya disimpan untuk menjadi sebuah kenang-kenangan dari pemiliknya.",
"story": "Bunga putih yang biasa diberikan kepada kesatria oleh gadis yang diselamatkan.\nBunga ini dikeringkan dan diawetkan oleh darah dari semua pertumpahan darahnya.\n\nBerterima kasih kepada penyelamatnya, gadis itu memberikan sebuah hadiah,\nDia menolak semua yang dia berikan, terkecuali bunga putih itu.\n\n\"Satu-satunya hadiah bagi kesatria adalah terus melatih jalan kebajikan\"\n\"Bunga ini akan menjadi lencanaku. Hanya ini yang kubutuhkan.\"\n\nDia memakai bunga tersebut di hatinya,\nSeperti baju besinya, bernoda hitam seperti malam musim dingin,\nSama seperti hatinya, mengeras bagai pedang besi."
},
"plume": {
"name": "Bloodstained Black Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung gagak yang disematkan ke jubah seorang knight. Bulu ini telah berulang kali terwarnai merah gelap oleh noda darah.",
"story": "Salah satu bulu gagak tidak sengaja menempel pada Bloodstained Knight.\nDi mana ada darah, di situ ada gagak mengikuti.\n\nPada akhirnya Bloodstained Knight tidak bisa lagi membedakan,\nApakah darah yang menodainya adalah miliknya sendiri atau musuhnya.\n\nPada akhirnya, di perjalanan yang jauh dipenuhi tumpahan darah, dia menyadari,\nJalannya yang dianggap jalan kesatria telah mengubahnya dari kesatria putih menjadi monster.\nSatu-satunya pengikutnya hanyalah gagak yang tertarik dengan jejak darah yang ditinggalkannya."
},
"sands": {
"name": "Bloodstained Final Hour",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah alat penanda waktu yang digunakan oleh knight. Cairan di dalamnya telah mengering dan tidak dapat lagi berfungsi.",
"story": "Jauh di dalam jurang, di mana benda-benda langit tidak memancarkan cahaya,\nBloodstained Knight menyimpan jam ini, meskipun waktu telah kehilangan semua makna.\n\nIni adalah kisah terakhir seorang kesatria berdarah, dan dia telah mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang sejak lama.\nKarena dia menyadari sudah tidak ada tempat baginya di dunia ini,\nDia bertualang ke kerajaan kuno yang telah hancur, dan mati dalam sebuah pertempuran di sarang monster.\nDi bagian terdalam dunia, ia mempelajari asal-usul monster yang menghancurkan kerajaan kuno.\n\n\"Kerajaan kuno tersebut dihukum dengan tidak adil\"\n\"Merubah penduduknya menjadi monster\"\n\"Sebagai seorang kesatria, dirinya tidak bisa menoleransi hal tersebut\"\n\"Jika neraka adalah namanya, maka aku akan menjanjikan kesetiaanku pada neraka itu\""
},
"goblet": {
"name": "Goblet of Bloodstained Chevalier",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Piala logam berwarna hitam yang digunakan oleh Bloodstained Knight. Pada bagian luarnya terdapat noda kotor darah yang menggumpal dan noda asap.",
"story": "Awalnya sebuah piala perak yang sangat indah dengan ukiran emas yang menggambarkan prestasi seorang Knight yang sopan.\nTapi darah dan asap telah menodai piala tersebut sampai tak dikenali lagi.\n\nTerselimuti oleh darah, kesatria yang membasmi monster pulang dari medan tempur,\nAkhirnya tidak menemukan mereka yang meminta pertolongan di antara rumah yang hancur terbakar.\n\nKesatria yang merasakan pahitnya kegagalan mengambil piala yang sudah menghitam di reruntuhan sebagai tanda,\nDan bersumpah untuk membasmi para monster di muka bumi, kemiskinan dan juga kejahatan."
},
"circlet": {
"name": "Bloodstained Iron Mask",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng besi yang digunakan oleh Knight untuk menyembunyikan identitasnya. Banyak orang memiliki teori berbeda-beda tentang wajah di balik topeng ini.",
"story": "Topeng platinum mewah yang dulunya milik seorang kesatria yang mulia.\nJejak darah mengering telah menghiasi penampulan topeng tersebut.\n\nSaat Bloodstained Knight itu mengulurkan tangan untuk membantu orang yang membutuhkan setelah membunuh monster itu,\nNamun saat melihat gadis itu menjerit dan mendorongnya. Saat itulah sang kesatria yang berlumuran darah tahu,\nDia sendiri telah berubah menjadi monster.\nBersimbah darah dan kekejaman dari peperangan.\n\n\"Kalau begitu biarkan topeng besi ini menggantikan wajahku\"\n\"Orang yang menjagaku dari kesatria itu tidak harus melihat langsung wajahku\"\n\"Aku menjadi keji karena pertempuran berdarah\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Brave Heart",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Meningkatkan 30% DMG terhadap musuh dengan HP lebih dari 50%.",
"flower": {
"name": "Medal of the Brave",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bros sederhana dengan bentuk bunga, merupakan cendera mata dari petualangan pertama seseorang.",
"story": "Prajurit kecil itu menyelinap keluar rumah pada malam hari dan dengan senang hati berlari menuju ke hutan serigala bersama teman-temannya.\nMenggunakan ketapel kecil untuk mengusir boar, dan menggunakan dahan pohon untuk mengusir monster imajinasinya.\nBerlari jauh ke dalam hutan bersama dengan roh-roh yang bercahaya, mengeksploitasi harta yang tertidur yang berusia ribuan tahun.\n\nDan yang disebut \"harta\" adalah bunga kuning kecil ini.\n\nPahlawan yang kelelahan itu kembali ke kamarnya untuk memeriksa bukti petualangan yang telah dikumpulkannya sebagai seorang anak kecil.\nDia terkejut menemukan bahwa bunga kecil yang disembunyikan bertahun-tahun yang lalu masih belum kering dan membusuk.\nTapi hal lainnya tidak seperti bunga tersebut, kini sudah membusuk dimakan waktu."
},
"plume": {
"name": "Prospect of the Brave",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu dari seekor burung yang bersinar terang, memberikan segenap keberanian bagi yang mengenakannya.",
"story": "Untuk menghibur temannya yang cengeng, pahlawan kecil itu memberinya sebuah bulu burung.\nDia memberi keberanian kepada teman-temannya sebagai bukti petualangan dan sebagai hasil dari perburuan harta karunnya.\n\nSelanjutnya, salah satu dari mereka dijuluki sebagai \"Singa\",\nMenjadi raja tanpa mahkota yang memerintah para Knight:\nDan yang lainnya mendapat julukan \"Serigala\",\nDiam-diam membantu sahabatnya yang sekarang menjadi pemimpin dan memerintah dunia.\n\nDi masa yang penuh gejolak, keduanya menjaga kota asal mereka satu sama lain bagaikan sebuah pisau dan belati tajam.\nNamun itu adalah hal yang sudah sangat lama sekali.\nBanyak kisah yang sudah hilang ditelan oleh bencana yang terjadi."
},
"sands": {
"name": "Fortitude of the Brave",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Miniatur jam pasir tua yang tidak memiliki fungsi apa pun. Tujuan keberadaannya tidak diketahui, sama seperti halnya waktu.",
"story": "Ketika kutukan gelap itu datang bagaikan air mancur, malapetaka menghampiri bumi.\nPara Knight ekspedisi menghadapi ketakutan dan mempertahankan tanah air mereka seperti gletser utara.\n\nPedang besar terlintas, dengan darah hitam beracun mengalir bagaikan es dan hujan...\n\nAkhirnya sang pahlawan kembali ke tanah airnya, tetapi teman lamanya itu tidak ada lagi.\nSatu-satunya hal yang tetap tidak berubah adalah jam pasir kecil yang diberikan oleh teman masa kecilnya tersebut."
},
"goblet": {
"name": "Outset of the Brave",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Tempat penyimpanan senjata yang terbuat dari kayu, di dalamnya terpendam banyak kenangan.",
"story": "Prajurit muda itu memenangkan pertempuran pertamanya dan menikmati kemenangan untuk pertama kalinya.\nDiiringi sorak sorai dari para sahabatnya, mereka saling berbagi kegembiraan dan kesulitan dalam segelas anggur.\n\nKetika bencana melanda bertahun-tahun kemudian, dia memimpin para Knight untuk bertarung menjaga kampung halamannya.\nSebelum pertempuran, dia membujuk teman masa kecilnya yang sekarang menjadi asistennya untuk minum bersama:\n\n\"Jika kamu tidak bisa kembali, aku juga tidak akan berduka untukmu.\"\n\"Aku akan minum untukmu lagi seperti sekarang.\""
},
"circlet": {
"name": "Crown of the Brave",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sebuah rangkaian tanaman yang dibuat dengan kasar, tetapi bagi orang tertentu, benda ini mungkin bagaikan mahkota emas seorang raja.",
"story": "Prajurit pemberani kecil maju berjalan ke dalam hutan, melangkah untuk berjuang melakukan perlawanan.\nDan sahabatnya adalah Knight bangsawan kelas satu.\n\n\"Berjalan maju ke medan perang bagaikan seekor singa, sama seperti seribu tahun yang lalu.\"\n\"Puisi yang terjalin dari pedang untuk diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan di masa depan\"\n\nMereka berdua bertarung dengan pedang besar tiruan yang terbuat dari dahan pohon-\nPada akhirnya, sang pejuang memenangkan pertarungan dan mengambil mahkota bangsawan tersebut.\n\nBertahun-tahun kemudian, bunga rumput dirangkai menjadi sebuah mahkota bunga,\nNamun itu menjadi lebih berharga daripada kekuatan untuk memerintah seorang Knight..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Crimson Witch of Flames",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Pyro DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Meningkatkan 40% DMG Overloaded, Burning, dan Burgeon. Meningkatkan 15% DMG Vaporize dan Melt. Setelah menggunakan Elemental Skill, meningkatkan 50% efek Set 2 Bagian selama 10 detik. Maksimum 3 lapis.",
"flower": {
"name": "Witch's Flower of Blaze",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang pernah disentuh oleh Crimson Witch of Flame yang pernah bermimpi untuk membakar semua iblis di dunia. Api tanpa nama di atasnya mengusap dengan hangat tangan yang menyentuhnya.",
"story": "Sebuah jenis bunga yang umum,\nNamun anehnya bisa menahan api si penyihir.\n\nSebuah krisis ratusan tahun lalu menghapus semua harapan sang gadis yang dijanjikan padanya.\nSemua yang dia sayangi, masa lalunya dan masa depannya yang cerah, semua hilang.\n\nDari abu, sang Penyihir Merah Api lahir, dan dia membakar semua luka-lukanya dengan api.\nNamun bunga ini masih tetap berdiri, lembut dan tangguh,\nBaik kenangan menyakitkan dan indah bagaikan koin dengan dua sisi."
},
"plume": {
"name": "Witch's Ever-Burning Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung yang disentuh oleh Crimson Witch of Flame yang pernah bermimpi untuk membakar semua iblis di dunia. Apinya yang kekal berkobar dengan hebat.",
"story": "Bulu burung yang selamanya terbakar.\nApi yang membakar abadi.\n\nBumi hangus mengikutinya, karena dia memilih jalan api neraka.\nWalaupun apinya hanya membakar monster dan iblis,\nOrang-orang masih bersembunyi di balik jendela dan mengusirnya. Namun dia tidak peduli.\n\nSeseorang harus membakar semua luka untuk membuat harapan baru, itulah pikirnya.\nDia tidak membutuhkan kenyamanan ataupun simpati.\nHanya burung-burung yang mendarat di sampingnya yang bisa memahami penyihir yang pendiam dan kesepian itu."
},
"sands": {
"name": "Witch's End Time",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah penunjuk waktu yang pernah dikenakan oleh Crimson Witch of Flame yang pernah bermimpi untuk membakar semua iblis di dunia. Tahun-tahun yang didedikasikan oleh witch tersebut mengalir dalam bara api di dalamnya.",
"story": "Sebuah bejana beridikan cairan dengan suhu yang tinggi,\nDikatakan bahwa itu adalah jiwa-jiwa dari roh jahat.\n\nKetika penyihir yang terbakar masih seorang gadis, sebelum bencana datang, sebelum dia bepergian,\nDia menerima sebuah jam tangan spesial. Satu siklus waktu dari jam itu adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studinya di Akademi.\nKetika waktu berlalu, ketika dia kembali ke kampung halamannya, orang-orang yang memberinya jam itu telah menjadi makanan bagi bencana.\n\nMasa gadisnya telah usai. Penyihir Merah Api telah lahir, bersamaan dengan era kehancurannya,\nJam itu telah menjadi saksi tentang hari-hari dipenuhi monster dan rasa sakit yang mereka sebabkan, sampai semua habis terbakar."
},
"goblet": {
"name": "Witch's Heart Flames",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Guci abu yang menyemburkan api, ditinggalkan oleh Crimson Witch of Flame yang pernah bermimpi untuk membakar semua iblis di dunia. Api di dalam guci ini tidak pernah padam, terbakar bersama hati tuannya.",
"story": "Botol bening berisi cairan lava.\nTeknik untuk membuat cairan lava sudah lama hilang.\n\nSang Penyihir Merah Api berjalan di atas bumi, membakar monster menjadi abu,\nRumor mengatakan bahwa dia mengorbankan tubuh fananya untuk menjadi perwujudan dari cairan lava api itu sendiri.\n\nNamun, dia tetaplah seorang gadis yang memiliki cinta dan kekaguman di dalam hatinya,\nSampai api membakar bagian dirinya yang indah dan rapuh tersebut.\nAkhirnya dia menjadi penyihir yang tidak ingin diingat oleh para sejarawan."
},
"circlet": {
"name": "Witch's Scorching Hat",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topi yang pernah dikenakan oleh Crimson Witch of Flame yang pernah bermimpi untuk membakar semua iblis di dunia. Bagian depan topinya terlihat membatasi pandangannya.",
"story": "Topi penyihir tradisional lebar dengan ujung yang runcing,\nItu memberikan si penyihir rasa hormat dan ketakutan dari perintah-perintahnya.\n\nBagi Penyihir Merah Api, topi lebar ini melindunginya dari gangguan di sekitarnya,\nItulah caranya dia melatih kekuatan apinya saat masih pemula.\n\nDalam pertarungan, dia tidak perlu memperhatikan monster yang hancur terbakar.\nDia juga tidak perlu melihat wajahnya yang terbakar di bayangan air.\nBegitulah si penyihir terus membakar dengan membabi buta."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Deepwood Memories",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Dendro DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Setelah Elemental Skill atau Elemental Burst mengenai musuh, Dendro RES dari target yang terkena akan berkurang 30% selama 8 detik. Efek ini tetap dapat terpicu meskipun penggunanya ada dalam party namun sedang tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Labyrinth Wayfarer",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga emas yang dipetik dari mahkota raja hutan.",
"story": "Ketika penguasa hutan lahir, sang raja pohon menganugerahkan mahkota kepadanya.\nMahkota yang akan diwariskan untuk gadis pertama yang mengikuti langkah sang tuan.\nDia mengambil anak-anak yang hilang di hutan, tapi tidak pernah menginjak bunga liar.\n\nDia hanya tahu caranya mengabdi dan melindungi labirin,\nDia yakin bahwa dunia di luar impian hutan adalah semu,\nDia mengajari jalan pemburu dan cara menapaki mimpi kepada anak-anak,\nDia mendidik mereka agar mengasihi hutan dan segala isinya, kepunyaan tuannya;\nDia mendidik mereka agar menghormati semua yang terkena anak panah mereka, kepunyaan tuannya.\n\nAjaran ini diteruskan dari oleh setiap anak yang hilang di hutan, dan mengalami perubahan.\nAkhirnya asal-usulnya pun dilupakan, namun ada sekelompok orang yang mengabdi sebagai pelindung hutan,\nKembali ke dunia manusia dan menyalakan api di malam yang kelam untuk mengusir bayangan hitam.\nSatu yang tinggal dan berjalan bersama pepohonan, melupakan waktu ketika larut dalam perburuan, dan sekujur tubuhnya penuh bermandikan darah hitam.\n\nDia nyaris setua dan sekuno raja hutan terakhir, dan dia memimpikan labirin dan perburuan.\nMimpi yang agung dan luas, mampu melingkupi semua mimpi yang pernah diimpikan oleh para penghuni hutan.\nLabirin, tanah perburuan tanpa batas, jalur yang disusun oleh akar dan aliran air yang lebih rumit daripada loreng tubuh harimau,\nTidak tetap laksana air mengalir, bisikan maut pun hilang di tengah kebingungan labirin,\nHanya dia dan mereka yang mengerti ajaran raja hutan sajalah yang dapat melewati labirin dan memasuki tanah perburuan.\nHingga pada akhirnya bisikan itu lenyap, binatang buas yang jahat telah lari, sehingga dia yang telah tercemar sepenuhnya, dapat musnah bersama dengan mimpinya yang agung.\n\nDia, dan berbagai pecahan mimpi lainnya, akhirnya dapat menyebar ke impian para manusia.\nSeperti ribuan cermin memantulkan ribuan bayangan,\nImpian yang ditinggalkannya melewati penafsiran banyak orang, dan diberi definisi yang tak terhingga jumlahnya.\nKisah yang paling tersebar (yang menang) sudah tidak mengandung kabar apa pun lagi tentang dirinya.\n\nBahkan namanya saja, yang kisah itu sebutkan, hanyalah nama sebuah mahkota.\nDan kepunyaannya pun hanya menyisakan nama yang benar, segenggam air yang memantulan terang rembulan,\nDan bunga emas yang dia petik dari mahkota tuannya."
},
"plume": {
"name": "Scholar of Vines",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Daun zamrud yang anggun bagaikan bulu diambil dari pakaian orang bijak yang berada di dalam hutan.",
"story": "Itu adalah masa-masa raja labirin ....\nKonon katanya, gadis paling bijak dan berbudi luhur di bawah pelayan raja menguasai bahasa binatang dan sanggup menafsirkan puisi di tengah cahaya bulan.\nMenjaga hutan yang tenang, air tenang yang memeluk bulan, dan medan perburuan yang tidak berbatas di ujung mimpi.\n\"Kami lahir di hutan kerajaan yang hijau, dunia kami berada di bawah bayangan pepohonan dan di atas padang rumput.\"\n\"Semua yang berasal dari hutan akan kembali ke hutan. Selama mengikuti hukum alam, kami tidak takut mati.\"\n\"Karena mengikuti alam, mereka pada akhirnya, tetap akan melewati labirin hutan kerajaan dan akan mencapai dataran tak berujung itu.\"\nMeski ajarannya telah menginspirasi banyak anak-anak, tapi pada akhirnya akan perlahan-lahan menipis seperti garis keturunan harimau ....\n\nItu adalah masa-masa bulan pertanda ....\nKonon katanya anak muda yang buta mengikuti jejak kakaknya dengan baju besi putih untuk melewati banyak kerajaan, pengunungan, dan sungai,\nakhirnya, dia hilang di tengah kedalaman hutan yang gelap.\nMeski dia terobsesi dengan ilmu pedang, tapi dia lebih lembut dari siapa pun. Meski dia terlalu taat terhadap pengajaran, tapi dia lebih mempertahankan keadilan dari siapa pun ....\nDi ujung bayangan yang selamanya putih suci di dalam hatinya, yang dia temukan adalah salah satu relik suci hutan yang semurni cahaya bulan.\nLalu, binatang buas yang haus akan darah dan daging. Saat pemburu akhirnya tiba di sisinya di bawah cahaya redup ranting putih,\ndia telah kehilangan kekuatannya untuk berharap, dan bayangan putih yang menuntunnya di dalam hatinya mulai redup dan menghilang ....\n\nItu adalah masa ketika malam berada di atas angin, dan masa ketika fajar masih jauh.\nDari dalam mimpi buruk, orang bijak itu melihat pedang berwarna gelap dan warna merah dari air."
},
"sands": {
"name": "A Time of Insight",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Penunjuk waktu yang digunakan oleh orang yang mengabdikan dirinya pada jalan kebijaksanaan tidak dipenuhi oleh kerikil yang tandus, melainkan oleh biji sesawi kecil.",
"story": "Hikayat purba mengatakan bahwa penguasa hutan adalah penguasa kekal,\nDi akhir hayatnya dia melebur dengan hutan,\nCakarnya menjadi logam dan kayu, lorengnya menjadi labirin yang tidak berujung,\nMatanya yang membara menjadi bulan di tingkap langit dan di permukaan air.\nSemua yang mati akan terlahir kembali,\nYang layu akan mekar terbarui.\n\n\"Tapi jiwa-jiwa yang hancur oleh maut, kenangan yang lenyap untuk selama-lamanya,\"\n\"Apakah ada tempat bagi mereka di lingkaran kehidupan?\"\n\n\"Jiwa adalah hampa, dan pada waktunya semua kenangan akan kembali ke tanah.\"\n\"Untuk apa khawatir tentang sesuatu yang hampa dan ditakdirkan sirna?\"\n\"Jangan khawatir, ingatlah untuk selalu saling mengasihi dan menolong, agar kenangan itu kekal abadi.\"\n\"Maka lingkaran hidup dan mati telah dikalahkan, dan kenangan itu akan terus ada sampai selama-lamanya!\"\n\nNamun di kemudian hari, para sahabat yang setuju untuk saling mengingatkan terkena penyakit yang sangat keji: lupa.\nMenurut rupa ketiga sahabat dan ketiga roh yang belum sepenuhnya terlupakan,\nDan menurut catatan seorang ilmuwan sinting yang diusir oleh Akademiya,\nMimpi harus ditangkap, bersama dengan penghuni hutan yang menguasai mimpi,\nUntuk mengingatkan kembali wujud sahabat dan kenangan yang mereka bagi.\n\nJika bagian yang mengatur daya ingat sudah rusak dan tidak dapat dipulihkan,\nBawa lagi satu orang teman dan masuklah ke impian masa lampau bersama-sama,\nBermain di rumah pohon, menjelajahi hutan rimba yang tak ada habisnya.\nYa, itu bagus. Karena dalam mimpi, semua orang punya kesempatan kedua.\n\nTapi yang pasti, tangkap dahulu para roh mimpi.\nSeperti yang pernah para orang bayaran itu lakukan untukku.\nAku yakin mereka tidak akan mengecewakanku."
},
"goblet": {
"name": "Lamp of the Lost",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Aslinya benda ini hanyalah lampu minyak yang bentuknya menyerupai padang pasir. Tapi sekarang tumbuhlah daun berwarna hijau neon di atasnya.",
"story": "Dikatakan bahwa ketika penguasa kebodohan hancur oleh ambisinya sendiri, raja-raja padang pasir seketika bangkit dan seketika pula tumbang.\nTiran-tiran kecil mengumpulkan mereka yang melarikan diri dari malapetaka. Mereka membangun kuil, mendirikan istana, dan menumpuk tembok tinggi di atas bekas-bekas reruntuhan purba.\nKota-kota didirikan dan dirobohkan hari demi hari, setiap penguasa yang menyombongkan harta jatuh bangun seumur jagung saja.\nLampu minyak ini milik pangeran muda dari salah satu kerajaan yang terjatuh dan merupakan salah satu harta yang tersisa di gudang harta karun bangsawan.\n\n\"Ayah memanjat menara untuk mengejar elang. Menara yang tua tidak mampu menopang beban tubuhnya yang besar dan melemparkannya ke pasir hisap yang panas.\"\n\"Dengan cara ini, masa kejayaan kerajaan berakhir. Aku yang seharusnya mewarisi takhta, juga terlibat dalam kekacauan yang tidak perlu dan dibuang karena konspirasi.\"\n\"Saat itu, aku juga punya seseorang yang kucintai. Dia ingin menjadi ratu, tetapi tidak peduli dengan nama orang yang duduk di atas takhta.\"\n\"Dan aku kehilangan cintaku. Demi hidupku dan segelku, aku menutup bibirnya dengan ciuman ular berbisa dan menguburnya dengan selimut pasir.\"\n\"Kemudian, seperti yang terjadi pada semua kerajaan lain dalam sejarah, ancaman musuh dari luar dan dalam akan muncul. Keluarga, kerabat, budak, dan pangeran akan saling menyerang satu sama lain.\"\n\"Kelangkaan dan perselisihan tampak seperti kembar yang cacat, menari di atas pasir panas yang tidak memiliki dewa ini, mengubur diri mereka dalam fatamorgana.\"\n\nDan dengan cara begitu, kerajaan di dalam pasir yang membakar kembali ke asalnya, pangeran yang dulu kaya menjadi pengungsi yang kehilangan segalanya.\nDengan keinginan untuk menaklukkan dunia baru, ia mengambil jalan ke hutan hujan sendirian dengan sisa kekayaan yang dia miliki.\nNamun, lama setelah itu, pangeran yang mencoba menaklukkan hutan seperti Harimau Rishboland yang ganas akan ditaklukkan oleh cahaya bulan yang tenang.\nTertarik oleh sosok pemburu wanita yang penuh semangat yang memegang busur putih, dia melacak dan diusir malam demi malam,\nPangeran yang terasingkan perlahan memahami bisikan pohon dan harimau, dan diterima oleh mimpi yang penuh belas kasihan dan luas—\n\n\"Hahaha ... Itu cerita yang bagus. Cerita bagus tentang pengasingan seorang pangeran dan menemukan takdir untuk kembali ke kejayaan ....\"\n\"Mimpi emas sedang memanggil pasir yang berkeliaran ....\""
},
"circlet": {
"name": "Laurel Coronet",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota yang dianugerahkan oleh Archon Dendro, diturunkan dari generasi ke generasi di antara raja-raja labirin, dan akhirnya diwarisi oleh pelayan raja.",
"story": "Ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai. Demikianlah adanya hingga akhir zaman.\nSang penguasa pepohonan berucap, demikianlah kiranya lingkaran kehidupan.\nYang mati akan lahir kembali,\nYang layu akan mekar terbarui.\nBuah yang jatuh ke bumi memberi makan binatang yang berjalan,\nBinatang yang mati kembali ke tanah dan kelak kan berakhir menjadi buah\nHutan lestari penuh hawa kehidupan.\n\nDahulu ketika dewa pohon menciptakan hutan di tengah padang pasir,\nAlat pemanggil hujan ia ciptakan di hari pertama.\nMaka rembulan memantulkan pola terang dari labirin ke atas air.\nDan \"harimau\" pun terlahirlah.\n\nLoreng-loreng harimau selalu berubah,\nTidak tetap, dirinya dinobatkan sebagai penguasa hutan, diberinya nama Viaghara.\nDewa hutan, diberkatilah namanya, berjalan di taman itu, diangkat tinggi-tinggi kepalanya,\nIa yang berdaulat di atas semua kera, burung, dan binatang buas dalam labirin.\n\nDi kemudian hari, benih buah delima jatuh ke tanah dan melahirkan roh-roh hutan.\nMaka sang penguasa hutan memberkati mereka demi Pohon Vasara yang pertama, diadakanlah perjanjian dengan yang kudus,\nMaka labirin itu ditinggali bersama, diperintahkannya burung dan binatang buas untuk berdamai dan tidak menyerang mereka.\n\nMeski sinar surya perlahan terhalang tabir, dan aliran air kian tercemar,\nDan sang penguasa hutan terakhir wafat melindungi palungan kehidupan,\nKucing besar berkumis menjadi pewaris nama yang agung,\nDan terus menjaga hutan dan segala isinya meniru tuannya.\nKekuatannya tidak sebanding bahkan sebutiran debu pun dengan sang tuan,\nNamun sumpah pelindung hutan tetap dipegangnya teguh,\nDan tidak pernah dirinya melukai roh-roh penjaga pepohonan.\nYa, labirin yang selalu berubah telah tiada,\nTetapi kehidupan di hutan itu penuh lestari."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Defender's Will",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "DEF +30%.",
"4pc": "Meningkatkan 30% Elemental RES diri sendiri untuk setiap jenis elemen karakter di dalam party.",
"flower": {
"name": "Guardian's Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga iris yang dikasihi oleh para Guardian. Namun sangat disesali, sang Guardian tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk memberikannya kepada orang yang dia kasihi.",
"story": "Hanya suara jernih dari nyanyian gadis muda itu,\nYang bisa membuat sang penjaga menjadi sedikit lebih tenang.\n\nKisah di antara mereka begitu singkat.\nAkhirnya, Knight itu menumpahkan semua darahnya,\nGadis itu meneteskan air matanya dan bernyanyi."
},
"plume": {
"name": "Guardian's Sigil",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bros berbentuk sehelai bulu yang melambangkan keinginan seseorang untuk melindungi.",
"story": "Pola perisai yang terukir pada pin berbentuk bulu samar-samar bersinar di bawah sinar rembulan.\nPada saat itu, itulah kilauan yang membuat para musuhnya ketakutan.\n\nPenjaga itu memiliki nama Knight yang sangat terhormat.\nPada malam hari, dia sering menyembunyikan mantel dan wajahnya di balik jubahnya.\nDengan cara ini, dia dapat menyelesaikan apa yang harus dilakukannya tanpa menahan diri lagi,\nItu juga bukan merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh seorang Knight yang brilian."
},
"sands": {
"name": "Guardian's Clock",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Peralatan yang berfungsi untuk menunjukkan waktu. Di malam tanpa bulan, hanya benda ini yang dapat memberikan referensi waktu.",
"story": "Suara jarum jam, cahaya lilin, kasus;\nBayangan orang di bawah cahaya sinar rembulan, pedang dan topi hitam,\nMereka sudah seperti sahabat yang menemani penjaga yang kesepian ini.\nTetapi tidak peduli seberapa jauh pencapaiannya, bagi dia, waktu tidak akan pernah cukup.\nBosnya yang ceria itu sering kali menertawakan sikap diam dan kebodohannya.\n\nSang penjaga adalah orang yang tidak melihat masa lalu. Di matanya, hanya ada saat ini dan masa depan.\nBaginya, sah-sah saja menggunakan segala cara untuk membasmi semua kejahatan,\nHanya dengan cara ini maka bisa menjamin kedamaian tanah yang dicintai oleh bos teman-teman terkasih.\n\nHanya ketika melihat gadis di alun-alun pada siang hari,\nDia mulai memikirkan hal yang biasanya tidak ada waktu untuk dipikirkan.\n\nMungkin aku juga harus mempunyai \"masa depan\"..."
},
"goblet": {
"name": "Guardian's Vessel",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Wadah metalik yang biasanya digunakan untuk menyimpan minuman, untuk meredakan rasa kesepian di tengah panjangnya pekerjaan berjaga.",
"story": "Botol anggur logam tua yang sangat biasa.\nJika harus mengatakan ada sesuatu yang istimewa,\nAku khawatir di dalamnya sudah tidak ada anggur lagi yang tersisa.\n\n\"Ah kamu, sekali-sekali cobalah untuk minum anggur.\"\nTeman lama dan juga pimpinannya tertawa.\n\"Berhentilah mengerutkan alis dan cemberut seperti itu, minumlah sedikit dan bernyanyilah!\"\n\"Agar bisa mendapatkan keberanian untuk menghadapi hari esok.\""
},
"circlet": {
"name": "Guardian's Band",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Kain dekorasi berwarna biru nila kehitaman. Dapat juga digunakan untuk mengikat luka di saat darurat.",
"story": "Harus selalu siap dengan kedua tangannya-\nIkat kepala tersebut diikat sesuai dengan kepercayaannya.\nDalam keadaan darurat, itu dapat digunakan sebagai perban hemostatik.\n\nBerdasarkan kepercayaan ini, dia mewariskan ilmu pedang kepada para Knight lain yang juga adalah sahabatnya.\nBerdasarkan kepercayaan ini, Knight putih yang haus akan keadilan terlahir.\nBerdasarkan kepercayaan ini, maka bibit yang akan menjadi bunga yang jahat bisa dibasmi.\n\nJika semua sudah siap,\nBahkan jika suatu hari aku tidak bisa lagi melindungi tanah ini,\nAku tidak bisa lagi melindungi sahabatku, dan gadis yang suka menyanyi itu..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Desert Pavilion Chronicle",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Anemo DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Setelah Charged Attack mengenai musuh, Normal Attack SPD Karakter ini meningkat 10%, dan DMG yang diakibatkan Normal Attack, Charged Attack, serta Plunging Attack meningkat 40%, berlangsung selama 15 detik.",
"flower": {
"name": "The First Days of the City of Kings",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga buatan manusia yang berkilauan dengan cahaya aneh. Jika kamu mencoba mendengar di dalamnya, kamu akan bisa mendengar tawa menawan dari dalamnya secara samar-samar.",
"story": "Wahai sang bangsawan yang jatuh ke dalam debu, yang mendengarkan orang tua buta ini —\nBercerita tentang pelajaran dari Gurabad dan bunga buatan yang lenyap.\nBercerita tentang Raja yang rendah hati, tentang cinta buta dan kemarahan Jinni ....\n\nLegenda mengatakan bahwa Raja Deshret, setelah kematian kekasihnya, pergi membuat perjanjian dengan manusia dengan bantuan Jinni.\nHanya mereka yang tidak memiliki hati besi dan yang belum dinodai oleh kebusukan,\nyang pantas melayani sebagai raja feodal dan membimbing rakyat bagaikan seperti gembala yang memandu kawanan domba.\nDemikianlah, di bawah belas kasihan seorang tuan yang tegas, sang Jinni menemukan pilihan mereka ....\nOrmazd, seorang gembala muda pada masa itu, jatuh cinta kepada Liloupar yang terlahir dari teratai.\n\n\"Aku akan memberimu berkat untuk ratusan generasi, yang dibayar dengan pembalasan yang tajam dan penumpahan anggur merah.\"\n\"Karena cinta buta dari Jinni yang mengikatnya pada keserakahan dan tuntutan, serta bersama dengan semua itu membawa pembalasan yang dianggapnya sebagai keadilan.\"\n\nTetapi, di bawah cahaya bulan, Ormazd gagal untuk menerima peringatan ini ke dalam hatinya ....\nSeolah-olah bayaran yang ditakdirkan masih sangat jauh hingga dapat menyentuh para pemuda ini.\nDengan petunjuk dari Jinni, sang penggembala muda berhasil menjadi pemimpin dari suku pengembara,\nseiring berjalannya waktu, Ormazd mengalahkan musuh-musuhnya dan dinobatkan sebagai seorang raja feodal.\n\nGurabad bermekaran seperti bunga-bunga di sepanjang jurang, menjadi ibukota bagi semua orang.\nOrmazd si penggembala telah menjadi seorang raja feodal yang mewakili Raja Deshret.\nAkan tetapi, bahkan saat bunga yang bermekaran dan harumnya mengisi udara, siapa yang bisa menyangka bahwa ....\nKehancuran yang paling pahit dan kejam sedang mengikuti pemekaran yang paling berkembang.\n\nMengikuti kisah kuno yang diceritakan oleh gurunya, Xiphos memulai perjalanannya ke kota safir,\ndengan terkuburnya ajaran-ajaran tersebut di dalam pasir masa lampau, akan menemukan kelanjutan bersama angin esok hari ...."
},
"plume": {
"name": "End of the Golden Realm",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu buatan manusia yang sebening kristal. Merupakan salah satu peninggalan kerajaan manusia purba. Auman elang yang terbang sepertinya juga tersegel di dalamnya.",
"story": "Wahai sang pengembara muda, tolong mendengarkan orang tua buta ini —\nBercerita tentang reruntuhan Gurabad dan akhir dari mimpi delusi ....\nBercerita tentang permata yang bersinar menyerupai kubah bintang dan bangsa-bangsa yang terpisah.\n\nMenara yang menjulang tinggi dan kuil-kuil emas ditelan oleh ombak yang mengamuk. Aula serta istana terpenuhi dengan orang miskin ...\nMassa yang marah, diikuti dengan keinginan seseorang yang mengenakan topeng kuningan, sementara mereka yang bijaksana menyatakan kejadian ini sebagai \"wabah besar\".\nDari wabah besar ini, Gurabad hancur, dan Raja Deshret mulai berjalan menuju kehancuran dirinya ...\nLiloupar yang terlahir dari teratai, menemukan dirinya dibayar dengan jiwa yang terputus setelah menjadi korban dari rencana yang paling berbahaya,\nSaat kerajaan yang luas dan subur menjadi gurun pasir dalam semalam, suku-suku dan kerajaan-kerajaan kembali memulai keributan ....\nSejak saat itu, penduduk gurun dan oasis terbagi menjadi tujuh bangsa, dengan kota safir, Tulaytullah, sebagai kota yang termakmur.\n\n\"Aku pikir aku telah hidup cukup lama, menyaksikan orang-orang bodoh dan jahat semasa hidupku ....\"\n\"Saat aku masih muda, dinding berlapis emas pernah menutupi kubah safir seperti ombak yang menyelimuti bulan.\"\n\"Saat aku masih muda, kanal-kanal Tulaytullah bersinar terang, cahayanya menandingi cahaya bulan.\"\n\"Sekarang, tanpa kedua mataku, aku malah menyaksikan bangsawan yang jatuh ke dalam perbudakan dan pangeran yang dijatuhkan oleh prajurit budak.\"\n\"Sekarang, tanpa kedua mataku, aku malah mendengar tentang bangsawan yang membunuh sage dan penari dari bangsa asing yang merebut kekuasaan.\"\n\"Bangsa yang hidup dan mati bagaikan dalam mimpi khayalan, dengan semua orang baik dan jahat yang hancur seperti sekam gandum di bawah penggilingan.\"\n\nLautan safir terukir di dalam kabut kebohongan, yang terus berlanjut menjadi legenda dan sejarah —\nSeorang Jenderal, yang pernah menaklukkan kota yang tak terhitung, sekarang ditinggalkan seorang diri hanya dengan seorang budak yang tersisa, untuk memandu jalannya,\nSedangkan para budak muda menanggung beban sebagai \"juru kunci\" untuk memulihkan tanah air mereka ....\nSang raja, yang mati karena seekor burung elang, tertinggal dengan pisau yang berlumuran darah di lehernya,\ndan sang penari yang telah bersumpah kepada pangeran, hanya peduli dengan kebencian yang dirasakannya kepada sang tiran ....\n\nTangan dan tindakan manusia terbentuk, seolah-olah membentuk seekor elang, dengan Jinni dimasukkan ke dalamnya.\nDari jurang Gurabad, berlayar melalui kota-kota menyedihkan di padang pasir ....\nHingga akhirnya tiba di tangan para keturunan berlapis emas, kenangan yang hilang bergetar seperti sedang mengempaskan pasir.\nSetangkai bulu buatan terbaring di atas bukit pasir, dengan diam menyatakan akhir dari bangsa ini ....\n\nLewat suara yang tua, sang pangeran yang hilang mengingat kembali istana yang terbakar di tanah kelahirannya,\ngurunya pada masa itu adalah seorang Jenderal dan penyair, yang setia kepada sang tiran yang menghancurkan bangsanya.\nSemua itu membawa keuntungan dan akibatnya. Yang satu kehilangan kedua matanya, yang satu lagi kehilangan takhta kerajaannya ....\nSepanjang waktu, roda takdir terus berputar, menghancurkan harapan di seluruh dunia."
},
"sands": {
"name": "Timepiece of the Lost Path",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam mekanik kuno. Bagian dari Jinni terus memancarkan cahaya di pusatnya. Sedikit bergetar, seolah hendak mengatakan sesuatu ....",
"story": "\"Ibu ... Ibu ...!\"\n\"Terlahir tua, dengan kekuatan tak terduga yang didukung oleh para dewa yang hancur ....\"\n\"Tidak pernah mencicipi rasa manis air susu, atau merasakan kehangatan rahim ....\"\n\"Air mata yang menguap karena terik matahari dan kegembiraan sesaat dihancurkan oleh roda gigi ....\"\n\"Kami tidak terlahir dari cinta, tetapi dari kebencian dan pengasingan ....\"\n\n\"Ibu ... Ibu ...!\"\n\"Kami tidak memegang harga diri dan tidak memiliki kapasitas untuk meninggikan diri ...\"\n\"Tidak ada tempat bagi keberadaan kami, tidak ada istirahat yang diberikan kepada kami ...\"\n\"Suara kami telah diganti dengan pipa perunggu dan perut kami yang bengkak tidak memiliki pusar ...\"\n\"Kepada sang ibu yang tidak pernah mengandung kami, semoga penyakit dan kesengsaraan menghantuimu setiap saat ...\"\n\n\"Ibu ... Ibu ...!\"\n\"Apakah aku ini, selain mesin tanpa jiwa ... budak bagi para Jinni\"\n\"Aku tidak memiliki nama dan tidak ada yang pernah mendengar namaku ...\"\n\"Bejanaku terbentuk oleh kekejaman dan siksaan, denyut nadiku dipicu oleh kebencian ...\"\n\"Perpaduan dari segala kebencian terkumpul di dalam, menciptakan keinginan untuk menghancurkan semua yang ada, semua yang akan pernah ada ...\"\n\n\"Seiring dengan cahaya bulan yang menyinari wajah kami yang hancur, kami menyatakan janji terakhir ini ...\"\n\"Semoga pasir menyayat paru-parumu, semoga semua yang hijau hangus terbakar menjadi kegelapan ...\"\n\n\"Akhirnya, kami terlepas dari rantai yang telah membelenggu sejak kelahiran kami ...\"\n\"Akhirnya, kami mengembalikan pelukan kami kepada Shirin, yang memberikan kelahiran yang menyiksa dan tidak adil ...\""
},
"goblet": {
"name": "Defender of the Enchanting Dream",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah cangkir emas kuno dengan bentuk yang indah dan menawan. Bagian dalam cangkir yang kosong bergema seperti suara gumaman.",
"story": "Wahai sang pengelana yang mencari sumber air, mohon dengarkan orang tua buta ini —\nBercerita tentang penyesalan Gurabad dan mimpi khayalan Raja Deshret ....\nBercerita tentang keguguran pahlawan yang setia dan patah dan pengkhianatan dari rekan sebangsanya.\n\nLegenda mengatakan ketika Ratu Bunga meninggal, Jinni miliknya yang tak terhitung jumlahnya berpaling untuk melayani Raja Deshret.\nRaja Deshret dengan sia-sia mencari ke mana jarum suci terjatuh, di tempat surga kuno telah ditandakan, dan menciptakan oasis abadi ....\nSalah satu di antara para Jinni bernama Ferigees, yang mendapatkan mandat untuk memerintah oasis atas perintah Raja Deshret.\nUntuk melindungi tidur panjang majikannya, dia menggunakan kekuatannya untuk menjaga mata air agar tetap mengalir.\nDengan begitu, mulai menghiasi langit di atas kehijauan di tengah padang pasir sebagai permulaan dan menyediakan perlindungan bagi orang-orang yang telah kehilangan rumah mereka ....\n\nSetelah itu, di bawah arahan dari Jinni Liloupar, bangsa-bangsa kecil dari kerajaan feodal membangun kota-kota mereka mengitari \"Oasis Abadi\".\nDengan kesetiaannya kepada Ratu Bunga dan belas kasihan kepada bangsa yang muda, Ferigees memutuskan untuk berkorban.\nMelanggar perintah yang diberikan kepadanya oleh Raja Deshret, sang Jinni mengurung tubuhnya dalam belenggu es,\nmenjadi seperti cangkir kristal untuk menahan amarah padang pasir, menjaga kota-kota manusia dengan wujudnya yang tidak bergerak ....\n\n\"Tetapi segala sesuatu memiliki waktunya dan segala sesuatu memiliki perubahannya. Sebagaimana kita saling membutuhkan hari ini, demikian juga kita akan saling meninggalkan esok hari.\"\n\"Kehilangan kebebasan yang sangat dibanggakan oleh Jinni, kehilangan bejana yang merasakan kegembiraan dan kasih sayang, semangatnya menurun dari hari ke hari.\"\n\"Peri bunga teratai menjerumuskan raja manusia ke dalam intriknya dengan kebohongan yang diwarnai madu, dan Raja Deshret tenggelam jauh ke dalam mimpi kegilaan ...\"\n\"Tetapi aku sudah lama menunggu — selalu menunggu di dalam khayalan ... Menunggunya untuk mengungkapkan kebohongan kunonya.\"\n\nPikiran dan tubuh dihiasi dengan mesin-mesin rongsok, menunggu akhir dari tidur nyonya mereka,\nberpegang pada harapan kosong, saat dia diam-diam menjaga mimpi yang telah hancur dari kerajaan pasir ini.\nTerlepas dari apakah mata air bercampur dengan batu kerikil, terlepas dari apakah oasis telah ditelan pasir ....\nDia tetap terus mendengarkan suara denyut abadi Primal Construct, menunggu titik balik.\n\n\"Tapi, tuanku begitu buta, aku dirantai menjadi budak, dan semuanya diambil dariku ketika aku masih muda ...\"\n\"Bahkan aku, yang ditinggalkan oleh takdir seperti bukit pasir, mungkin layak menerima kesempatan kedua?\""
},
"circlet": {
"name": "Legacy of the Desert High-Born",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Anting-anting yang terbuat dari emas amber dengan batu permata di atasnya. Memancarkan kilau cahaya yang luar biasa.",
"story": "Wahai sang pedagang yang bersembunyi dari badai pasir, mengapa kamu tidak mendengarkan orang tua buta ini —\nBercerita tentang masa lalu Gurabad dan pembalasan dari para penduduk.\nBercerita tentang para bangsawan yang baru lahir dan para pelayan di bawah istana ....\n\nLegenda mengatakan bahwa saat Gurabad bangkit, Raja manusia menyatukan banyak oasis menjadi satu.\nSejak saat itu, suku-suku yang terpecah dan bangsa-bangsa yang masih muda menyerah kepada Ormazd.\nOrmazd memuja Raja Deshret sebagai tuan pelindungnya dan membangun istana dan kuil untuk memujanya.\nBudak-budak diambil dari kaum suku, meminta pekerja dari bangsa-bangsa, dan meminta sumbangan dari kota ....\nKota berkembang pesat menuju kejayaan, meskipun budak dan bangsawan sama-sama dibayangi oleh kekelaman.\n\nMelihat para pendeta dan budak yang seperti semut dan belalang dari menara yang tinggi, Aiji sang Jinni menghela nafas kesedihan.\nSebagai pelayan Sabzeruz, dia pikir dia telah memilih raja yang diharapkan, tetapi tidak ingin dia tertipu oleh keangkuhan.\nDengan demikian, dari ranjangnya, dia memberikan teguran lembut dan mencoba membujuk sang raja untuk berubah pikiran, tetapi akhirnya sia-sia ....\nOrmazd menganggap perbudakan sebagai perjanjian dan kaidah, menganggap teguran itu hanyalah kata-kata godaan dari sang kekasih.\n\n\"Memberikan cinta kepada seseorang berarti menjadi pendamping yang selalu ada untuk keinginan dan tuntutan yang tak pernah berakhir.\"\n\"Keinginan akan mimpi, akan sebuah rumah, dan meminta orang yang kau cintai melampaui mimpi biasa.\"\n\"Tapi sekarang, sang pecinta tenggelam dalam keserakahan dan kemunafikan, dengan perlahan menjadikannya seorang tiran.\"\n\"Untuk meredakan kekecewaan dan kemarahanku atas pengkhianatan, aku akan menjatuhkan hukuman pengucilan selama tiga generasi.\"\n\nDia diam-diam melepas anting yang diberikan oleh sang tiran untuk menunjukkan tekadnya,\nDi dalam hatinya yang dingin, sudah ada siasat mematikan untuk menghukum sang kekasih.\n\n\"Xiphos, anakku, kebencian hanya akan membakar segalanya, menyisakan abu dan kegilaan.\"\n\"Akan tetapi yang lebih berbahaya adalah cinta obsesif. Banyak hal jahat di dunia ini yang dimulai dari cinta buta ...\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Echoes of an Offering",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Saat Normal Attack mengenai musuh, ada 36% kemungkinan akan memicu Valley Rite yang akan meningkatkan DMG Normal Attack sebesar 70% ATK. Efek akan hilang 0,05 detik setelah Normal Attack mengakibatkan DMG. Jika Normal Attack gagal memicu efek Valley Rite, maka kemungkinan Valley Rite akan terpicu pada serangan berikutnya meningkat 20%. Efek ini dapat terpicu maksimum sekali setiap 0,2 detik.",
"flower": {
"name": "Soulscent Bloom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Sebuah batu giok yang diukir dalam bentuk bunga. Aroma samar-samar muncul dan hilang dengan cepat dari benda ini.",
"story": "Aroma dari bunga yang mekar setiap tahun adalah pertanda awal bagi Desa Qiaoying untuk mempersiapkan upacara minum teh.\nSaat bunga layu, teh yang wangi dipersembahkan di depan kuil.\nMasa berbunga bunga ini sangat singkat, sama seperti kunjungan Adeptus yang singkat.\nYang tersisa hanyalah nama sang dewa obat dan banyak legenda yang samar-samar.\n\nDalam satu cerita, tubuh abadi dari dewa obat berubah menjadi cabang dari pohon teh kuno.\nDalam cerita lain, seekor binatang jahat yang dijinakkan membawa dia ke pegunungan dewa.\nMasih ada satu cerita lain—\n\nBegitu gadis muda itu tiba di darat, dia dengan cepat mengambil topi kerudungnya dari tanah dan dengan cepat meletakkannya di kepalanya.\nKalau bukan karena kerudung yang menutupi wajahnya, wanita muda itu selalu merasa malu dan tidak berani berbicara.\nPelaku yang menempatkannya dalam situasi ini tiba-tiba menjulurkan kepalanya keluar dari air,\nseperti memamerkan kemenangannya kali ini, dengan sisik warna-warni yang bersinar.\n\n*uhuk* \"Kamu ingin pamer kalau kamu bisa berenang? Aku kutuk kamu supaya tenggelam di air cepat atau lambat!\"\n\nMeskipun dia sangat marah saat itu, tetapi kalimat yang dia ucapakan itu hanya lelucon.\nNamun, cahaya yang berkilauan itu akhirnya menghilang ke dalam kolam yang dalam dan tidak pernah muncul kembali."
},
"plume": {
"name": "Jade Leaf",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Ornamen batu giok yang berbentuk seperti daun. Tampaknya dulu benda pernah memiliki makna yang dalam di antara orang-orang.",
"story": "Dahulu kala, tak ada penyeberangan di seberang sungai, hanya ada lereng bukit yang berkabut.\nPemilik gunung ini belum memutuskan apa yang akan ditanam di sini, tetapi sudah ada yang mendahului.\n\n\"Begitu pohon ini tumbuh besar, akan kuambil daunnya dan kuseduhkan teh untuk kalian semua.\"\n\"Tiba waktunya nanti, mari undang Cloud Retainer dan Mountain Shaper datang ke tempat ini ....\"\n\n\"Kamu mengatakan hal seperti itu setelah dengan lancang menanam pohon di tanahku?\"\nMeskipun gadis penguasa gunung itu mengumpat, tapi dia sudah dapat membayangkan aroma teh yang harum.\n\nKemudian, seseorang mengikat liontin batu giok ini ke cabang tipis dari sebuah pohon kecil.\nDan kemudian setelah itu, pemilik gunung kembali, tetapi berubah menjadi bentuk yang sama sekali berbeda,\nDia bahkan tidak punya jari untuk melepaskan tali liontin itu. Itu sudah lama sekali ....\n\nSekian tahun berlalu, suku-suku pegunungan menyangkok pohon itu ke sebrang sungai.\nAroma teh juga menyebar dari Lembah Chenyu ke Pelabuhan Liyue dan terus ke banyak tempat lainnya.\n\nAda banyak legenda tentang pohon teh di Lembah Chenyu. Salah satunya adalah:\nTerlepas dari kondisi air, tanah dan sinar matahari, pohon ini hanya dapat tumbuh dengan subur di Lembah Chenyu.\nIni karena mereka mengingat janji masa lalu yang dibuat di dekatnya ketika masih bibit dulu."
},
"sands": {
"name": "Symbol of Feliciation",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Ornamen batu giok berbentuk bulat dan melingkar. Legenda mengatakan bahwa benda ini pernah digunakan di suatu tempat sebagai simbol untuk memulai sebuah ritual.",
"story": "Legenda mengatakan bahwa batu mentah untuk liontin giok ini berasal dari gunung suci yang telah lama disegel.\nSama seperti keong bintang, ketika meninggalkan pantai, mereka akan sering mengingat suara deburan ombak,\nsuara air yang mengalir juga akan datang dari cincin giok ini.\n\nAda rumor yang sering terdengar di penginapan ....\n\"Menurut legenda, harta paling berharga dari aliran sungai gunung adalah sepotong batu giok mentah yang dapat menurunkan hujan.\"\n\"Tapi kemudian, ketika dunia berada dalam kekacauan, iblis mendambakan kekuatannya.\"\n\"Jadi penguasa gunung membaginya menjadi beberapa bagian dan membuatnya terlihat berbeda untuk membingungkan mereka.\"\n\"Beberapa bagian dia tenggelamkan di sungai, yang lain dia sembunyikan di gunung, dan yang lain dia berikan sebagai persembahan pada kuil.\"\n\"Menurut legenda Lembah Chenyu, hiasan giok ini terikat perjanjian dengan dewa.\"\n\"Hanya saja tidak ada yang bisa menemukannya setelah bertahun-tahun ....\"\n\nPendeta selalu mengenakan liontin giok ini dengan hati-hati.\nSebelum pergi, dia diam-diam menunjukkannya kepada temannya yang tidak sopan dan tidak tertarik.\nPendeta dengan sungguh-sungguh menceritakan asal usul ukiran tersebut, kontrak lama antara leluhur dan para dewa,\nTetapi temannya yang memegang tumbukan obat di tangannya dan mengeluarkan keringatnya dengan deras, sama sekali mengabaikannya.\n\n\"Setiap tahun, melakukan ritual yang sama. Aku tidak tahu sudah berapa kali aku mendengar itu darimu.\"\n\"Bukannya kamu bilang ingin undang aku untuk minum teh saat kamu balik? Kita bicarakan saja nanti.\"\nTapi apa yang keluar dari air tidak seperti yang dia pikirkan, akhirnya menghilang di dalam air ....\n\nPara pengrajin di Dermaga Yilong masih membuat hiasan yang mirip dengannya sampai hari ini.\nPara pedagang juga mengikuti legenda dan memakai cincin giok halus di dekat telinga mereka,\nmendengarkan suara air hujan yang jatuh di atas bebatuan"
},
"goblet": {
"name": "Chalice of the Font",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir teh ini selamanya dipenuhi dengan air tawar. Mungkin ini adalah hadiah dari Adeptus, atau mungkin salah satu relik mereka, atau mungkin juga hanya sesuatu yang mereka tinggalkan.",
"story": "Awalnya, ini adalah hadiah pemberian teman, yang terhubung dengan sebuah alam kecil.\nMata air di dalamnya tak pernah mengering, sehingga cocok untuk dijadikan tempat tinggal sementara.\nIa dapat menahan pantulan cahaya matahari dan bulan, juga dapat menampung ikan-ikan.\n\nJika dibandingkan dengan nasib yang harus menimpa Yaksha, ia menganggap dirinya jauh lebih beruntung.\nNamun harga yang harus dibayar dari pewarisan ritual kuno adalah tidak menapaki daratan untuk waktu yang lama.\nPada saat itu, air manis yang mengalir di permukaan tanah Liyue jauh lebih sedikit daripada sekarang.\nKota pelabuhan di bawah gunung dan hamparan padang yang terbentang luas, semua bak mimpi bagi dirinya.\nTetapi orang yang takut direpotkan itu malah berangkat dengan membawa cawan di kedua tangannya.\n\nPelabuhan Liyue yang terucap dari mulutnya, kiranya penuh kekurangan laksana upacara di pedesaan.\nPerjalanan ini pasti akan penuhi perdebatan, perjuangan, dan permasalahan.\nDia tahu mereka berdua suka berdebat dan tidak suka kerumunan.\nDi dunia, tidak ada lagi Adeptus kecil seperti mereka, mengagumi tetapi takut akan kemakmuran.\n\n\"Tapi di antara kita ada begitu banyak janji. Ini baik.\"\nSebelum pergi, dia berpikir dalam hati.\n\"Perjalanan ini akan sangat menyenangkan, 'kan? Aku bisa mengenalkannya ke teman-teman lama.\"\n\nSetelah itu, kompor dan teko menjadi benda umum, bahkan rupa cawan itu pun ditiru oleh semua orang.\nJadi setiap orang dapat memiliki bulan yang cerah di meja dan telapak tangan mereka."
},
"circlet": {
"name": "Flowing Rings",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sepasang anting yang terbuat dari batu giok. Memiliki tekstur yang lembut.",
"story": "Lembah Chenyu memiliki banyak gunung, banyak perairan, dan banyak cerita. Di antaranya, yang paling terkenal adalah:\nPada zaman dahulu, ada sebuah batu giok mentah yang jatuh ke tangan iblis dan dibuang ke dalam air yang dalam ....\n\nDalam legenda, sungai-sungai besar sering kali terbelah menjadi banyak anak sungai. Ada sebuah cerita di dalamnya yang mengatakan,\nSebuah giok yang indah, dulunya adalah batu giok mentah dari pegunungan suci. Diukir dengan hati-hati oleh Rex Lapis.\nBatu yang tenggelam di bawah air jernih itu mungkin giok, atau mungkin juga cangkir.\nAda pepatah lain yang mengatakan: \"giok\" dalam cerita sebenarnya adalah metafora untuk kecantikan.\n\nLegenda mengatakan bahwa pemandangan seperti itu pernah dilihat oleh seseorang ....\n\nIkan mas yang tidak terhitung jumlahnya seperti permata di bawah sinar matahari,\nkeluar dari sungai dan danau yang seharusnya membelenggu makhluk air,\ndan terbang bebas di langit dalam kelompok di antara lembah-lembah.\nDi telinga seseorang, sepasang batu giok yang memesona juga berubah menjadi bentuk yang lain."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Emblem of Severed Fate",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Energy Recharge +20%.",
"4pc": "Meningkatkan DMG Elemental Burst sebesar 25% dari Energy Recharge. Peningkatan DMG Elemental Burst maksimum yang bisa didapatkan dengan cara ini adalah 75%.",
"flower": {
"name": "Magnificent Tsuba",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Legenda mengatakan bahwa pelindung tangan yang penuh hiasan ini pernah dipasang pada pedang yang diberikan kepada oni yang mengkhianati Shogun.",
"story": "Ibu menunjukkan taringnya kepada Shogun, yang sudah baik padanya dan memberinya pedang yang bagus.\nPada akhirnya, satu-satunya yang dikirim kembali ke Klan Mikoshi adalah pedang yang sangat dia sayangi.\n\nAmbisi ibu adalah untuk mengatasi takdir antara hidup dan mati dengan hasratnya yang mendidih.\nDia akan memberikan kontribusi sedemikian rupa demi membuat namanya terukir abadi untuk darah perang oni yang semakin menipis.\nJika dia ditelan oleh harimau pendosa itu sendiri, maka dia akan mengoyaknya dari dalam tubuhnya.\n\nSeharusnya dia bisa merajut prestasi yang luar biasa di bawah panji Electro Mitsudomoe,\nDia kira dia sanggup membersihkan jubah perang juunihitoe-nya yang berlumuran darah itu.\nTetapi akhirnya... jubah itu malah ternoda hitam, bersama dengan jantungnya yang berdegup kencang...\n\nSejak saat itu, sang putra sulung, yang seharusnya mewarisi kekayaan keluarganya, justru harus tinggal dalam pengasingan di sebuah desa di luar kota,\nBerteman dengan hutan dan gunung. Sampai dia bertemu dengan gadis itu...\n\n\"Sungguh merepotkan. Jika kamu ingin meninggalkan masa lalumu, biarkan aku memberimu nama yang baru.\"\nSetelah mendengar tentang masa lalunya, gadis yang memiliki sayap hitam legam itu mencibir dengan kejamnya.\n\"Namanya Iwakura — yang berarti batu. Batu tidak akan terpengaruh oleh kata-kata orang lain.\"\n\"Ayolah, manusia fana dengan darah oni yang mengalir di tubuhmu, berbahagialah, tersenyumlah!\"\n\"Kamu harus tahu, nama yang diberikan oleh Yougu Tengu adalah nama yang diberkati dengan kekuatan suci.\"\n\"Lagi pula, nama 'batu' cocok untukmu, cocok dengan pikiran dan ototmu.\"\n\n\"Kalau begitu, saat bunga sakura berguguran di tahun depan, mari kita bertarung di sini, Iwakura.\"\n\"Anak dari oni, latihlah ilmu pedangmu dan jadilah lawan yang pantas dan tidak memalukan bagi Yougu Tengu untuk dihadapi.\"\n\"Oh ya! kalau kamu berhasil menyentuhku, kamu bisa menyebut teknik pedang rahasiamu dengan sebutan 'Pembantai Tengu'!\"\n\"Dan kalau waktu itu tiba, artinya kamu sudah menguasai 'ilmu pedang yang bisa menghabisi Tengu'.\""
},
"plume": {
"name": "Sundered Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Benda ini dulunya adalah bulu hitam prajurit tengu tertentu, dan merupakan kenangan berharga dari pendekar pedang kuno.",
"story": "Dikelilingi oleh bulu hitam yang tersayat angin pedang, orang yang nantinya jadi raja pedang,\nakhirnya berhasil menangkap Tengu yang tak dapat disentuh selama bertahun-tahun...\n\n\"Wah, nyaris saja. Hebat.\"\n\"Jika bukan karena pedang itu tidak dapat menahan kekuatanmu,\"\n\"Aku pasti sudah mati. Jadi...\"\n\nTeruyo, haruskah kita pindah tempat untuk duel tahun depan?\nAda beberapa tempat yang aku tahu, tempat di mana kamu juga bisa melihat sakura berguguran ....\nSambil memandang ke sekeliling kuil kecil yang telah dia hancurkan, menggenggam tangan tengu yang gemetar,\nMenatap bulu hitam yang dia potong, memang itulah perkataan yang ingin Michihiro katakan.\n\n\"Kamu menyentuhku. Aku tidak bisa menyangkal kalau kamu benar-benar sudah menang.\"\n\n\"Kemenangan masih belum diputuskan. Mari bertemu lagi tahun depan.\" Ingin sekali dia ungkapkan kalimat itu.\n\n\"Kemampuan pedangmu yang sekarang tidak akan bisa melampaui kecepatan pedang tengu.\"\n\"Aku tidak akan pernah melupakan duel-duel kita selama 13 tahun ini.\"\n\"Tetapi sebagai Tengu, aku harus memenuhi tugas dari klanku.\"\n\"Dipikir-pikir kembali, aku mengubah namamu dengan harapan kamu bisa lolos dari kutukan darah oni.\"\n\"Dengan adanya perang tersebut, darah makhluk yang bukanlah manusia menjadi semakin tipis.\"\n\"Ah, kami seharusnya tidak menginginkan akhir bahagia yang pantas didapatkan manusia. Tapi kamu berbeda.\"\n\"Kamu sekarang adalah orang 'Iwakura'. Kamu bukan lagi 'Mikoshi' yang membawa darah oni.\"\n\n\"Selamat tinggal, Michihiro, dan tolong lupakan aku.\"\n\"Gunakan pedangmu untuk garis keturunan Iwakura dan bukalah jalan milik Iwakura sendiri.\""
},
"sands": {
"name": "Storm Cage",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah sangkar indah bermotif bunga pansy yang dilukis dengan latar belakang berwarna hitam, dihias menggunakan kerang hias yang berkilau dan karya emas yang rumit.",
"story": "Jauh di masa lalu, ketika Pulau Seirai tidak diselimuti oleh awan petir, kenangan seakan naik turun seperti tarikan napas.\nPada akhirnya, wadah elegan yang menahan badai dan getaran tidak diserahkan kepada orang yang dijanjikan.\n\n\"Apakah kamu datang padaku karena talinya putus lagi? Kamu benar-benar membuatku pusing.\"\n\"Selain ilmu pedangmu, kamu hanyalah penjudi idiot.\"\n\n\"Hmm, jangan berani-beraninya meremehkanku. Aku belajar memanah dari Tengu, ilmunya juga sangat terkenal.\"\n\"Hanya saja karena ilmu pedangku terlampau hebat sampai-sampai orang-orang tidak sempat menyanjung kebolehan ilmu memanahku.\"\n\"Sebenarnya, sekarang setelah kupikir lagi, kemampuan memanahku yang bagus jadi sia-sia. Bagaimana jika aku mengajarimu saja?\"\n\nPada suatu ketika, kamu memperbaiki segel kurungan si bodoh itu sambil mengumpat dan memaki-maki ....\nPada suatu ketika, kamu tersenyum walaupun mulutmu mengeluarkan kata-kata kasar untuk mengalihkan perhatian orang lain ....\n\n\"Kamu sudah menjadi Hatamoto, dan kamu memikul tanggung jawab besar, kenapa kamu masih juga membuat masalah di sana-sini?\"\n\"Kamu pun sudah menikah, kenapa kamu masih membuang-buang waktumu untuk bepergian ke sana-sini dan berjudi di waktu luang?\"\n\nPadahal kamu sudah...\nPadahal pertanyaannya bersarang di ujung bibirmu, tapi kamu malah tak sampai hati menanyakannya. Kamu memutuskan untuk tidak mengungkit-ungkitnya lagi.\nJika Nona Saiguu masih di sini, dia akan mengajukan pertanyaan dengan cara yang cerdas dan ceria...\n\n\"Itu tidak penting lagi. Aku memutuskan untuk meliburkan diriku sendiri, setidaknya untuk hari ini.\"\n\"Ayo tinggalkan kuil dan pergi ke pantai diam-diam, seperti yang kita lakukan waktu kamu masih kecil.\"\n\nLalu dia menyeretmu ke pelabuhan, dan di sana kamu melihat kapal-kapal yang berlayar datang dan pergi.\nKamu mendengarkan dia berbicara tentang Teruyo dari kuil, yang mewarisi keindahan dan seni bela diri dari tuannya.\nMendengarkan dia berbicara tentang mimpi buruk yang menakutkan itu, di mana dalam mimpinya itu dia memenggal kepalanya sendiri...\nTapi kalian berdua tahu bahwa itu hanya kalimat untuk menyembunyikan kesedihan seseorang saat dewasa.\n\nSetelah itu, sangat lama setelah itu,\nMelihat ke karang berlumut yang ada di bawah, pelabuhan tempat keduanya bertemu dalam pengasingan...\nAgar si penjudi memenangkan taruhan lain, dan berdoa untuk keselamatannya...\nSekali lagi, kamu berdiri di puncak petualangan, mengangkat sangkar segel yang kamu buat sendiri.\nDengan harapan membangkitkan kembali kenangan, kamu mengumpulkan kekuatan guntur dan kilat."
},
"goblet": {
"name": "Scarlet Vessel",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Wadah anggur dengan desain rumit yang darinyalah pernah seorang seniman bela diri terkenal di dunia meneguk anggurnya.",
"story": "Mengandalkan jurus pedang rahasia Tengu Sweeper, Iwakura Michihiro berhasil menjadi guru bela diri Klan Kujou.\nDia digelari \"Douin\", dan pada akhirnya mendirikan aliran pedang sendiri.\nSebelum bergabung ke dalam Klan Kujou, Michihiro sudah mahir minum arak.\nMelangkah ke reruntuhan kuil yang telah benar-benar dihancurkan oleh Tengu Sweeper.\nDalam tiga belas tahun terakhir, dia terus bertanding melawan para Tengu dari Yougou di tempat ini sebanyak tiga belas kali.\nDia ingat ketika dia bertemu dengan Tengu bersayap hitam yang menyebut dirinya \"Teruyo of Yougou\"...\n\nTiga belas tahun berlalu bagaikan mimpi\nSakura di atas salju, seringan asap\nKamu kini sudah pergi jauh\n\nKelopak Sakura Suci berjatuhan layaknya salju yang turun dari langit.\nCabang yang telah ditinggalkan dewanya, namun masih utuh.\nTawa jernih seperti mata air bergema di antara pegunungan.\nTetapi keduanya tidak pernah menginjakkan kaki lagi di tempat itu."
},
"circlet": {
"name": "Ornate Kabuto",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Helm yang kokoh dan keras dikenakan sebagai pelindung tubuh bagi seorang samurai yang mulia.",
"story": "\"Aku sudah lama berpikir, Tuan Douin, apa pedangmu benar-benar bisa membelah petir?\"\nBegitulah yang dikatakan oleh Ketua Kanjou, Hiroshi, sambil mengayunkan pedangnya. Sementara Douin menjawab:\n\"Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Sehebat-hebatnya, paling itu hanya bisa menyerang Tengu yang menjulang tinggi di langit.\"\n\"Dan sekalipun begitu, nyatanya belum pernah ada Tengu yang terbunuh dengan cara seperti itu. Tidak sekalipun.\"\n\n\"Begitukah? Jadi dari mana nama pedang rahasia \"Tengu Sweeper\" itu berasal?\"\nMelihat bahwa Douin tidak juga menjawab, Ketua Kanjou yang telah membangun Ritou itu berkata:\n\"Seandainya Kujou si orang tua itu tidak terlebih dulu mengambil inisiatif, aku pasti sudah merekrutmu.\"\n\"Dengan ilmu pedang yang kamu miliki, bahkan Ako Domeki dari Seirai bukanlah lawanmu...\"\n\nSeperti memurnikan langit dari badai, tengu itu memberinya nama baru dan hidup baru.\nDia melemparkan pedang berkarat itu dan menyuruhnya untuk menyerangnya, seorang tengu, sampai jatuh.\nSetelah pedangnya patah, inilah kata-kata terakhirnya padanya..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Flower of Paradise Lost",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Elemental Mastery +80.",
"4pc": "DMG dari reaksi Bloom, Hyperbloom, dan Burgeon Karakter yang mengenakan meningkat 40%. Selain itu, setelah Karakter yang mengenakan memicu reaksi Bloom, Hyperbloom, atau Burgeon, efek yang disebutkan di atas akan mendapatkan tambahan peningkatan sebesar 25% selama 10 detik, dan dapat ditumpuk sampai 4 lapis. Efek hanya dapat terpicu setiap 1 detik sekali. Efek tetap aktif saat Karakter yang mengenakannya ada dalam party namun sedang tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Ay-Khanoum's Myriad",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga kecubung yang telah dipahat dengan indah, gambarnya menyerupai bunga kuno yang sudah punah.",
"story": "Pada masa ketika bangsa Jinni sudah mampu mengingat, sang Ratu Bunga dibuang dari langit.\nWahananya yang mulia menyisakan cangkang belaka, dan kaumnya kehilangan akal sehat mereka ....\n\nDikatakan bahwa sang Ratu berjalan di padang pasir selama dua puluh tujuh malam ....\nTumitnya rapuh dikikis kerikil tajam, luka-lukanya mengalir menjadi mata air yang tidak berbatas.\nMengalir menuju taman hijau dan menumbuhkan bunga air berwarna sebiru malam.\nBunga-bunga yang menjadi ibu semua Jinni, persatuan antara candu mimpi dan pahitnya kehilangan.\n\nJinni pertama adalah makhluk yang cerdas, yang ketagihan mimpi polos penuh cinta.\nMensyukuri penciptanya, Jinni itu menggandeng tuannya dan memahkotainya dengan bunga krisan.\n\n\"Ratu Bunga, penguasa taman, mohon tinggalah, jangan menelantarkan kami!\"\n\"Ya. Ibunda mimpi, pemilik anggur yang memabukkan, tinggalah sebagai ratu di taman ini\".\n\nSang Ratu yang diasingkan pun tergerak oleh ketulusan para Jinni, maka tinggalah ia di taman penuh bunga.\nKetika dia mendapat perhentian, bunga ungu seindah rembulan mulai bermekaraan. Dinamainyalah bunga itu \"Padisarah\"."
},
"plume": {
"name": "Wilting Feast",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu yang ditinggalkan oleh spesies burung yang sudah lama punah. Telah ditaruh tatahan emas dan permata oleh pengikut kuno Dewi Bunga.",
"story": "Pada masa ketika bangsa Jinni meratap, Sang Empunya Oasis menentukan.\nKetika itu, takdirnya tidak lagi sebuah teka-teki, melainkan kunci untuk membuka pintu misteri.\n\nPerkataan dan hasrat Raja Deshret membuatnya menyadari bahwa ada harapan untuk melepaskan belenggu yang mengikat dunia ini.\nPemberian takhta langit tak diindahkan, sanga raja merah memutuskan untuk mencari jalannya sendiri.\nMeskipun masa depan yang dia tunjukkan adalah kehancuran dan kesuraman, namun raja tetap berpegang teguh pada keputusannya.\nMeskipun tahu bahwa dia akan menempuh jalan yang berbahaya dan bahwa dia akan menyaksikan kematian orang yang dicintainya ....\nPada akhirnya, raja pasir merah memilih untuk memercayai kebohongan mulia ini dan memimpin para pengikutnya menuju kehancuran yang tak terhindarkan.\n\n\"Yang kamu lakukan hanyalah mengejar angin. Di batu nisan Archon, manusia akan menjadi dewa para dewa.\"\n\"Ilusi alam mimpi yang bebas itu pasti akan hancur. Di atas reruntuhan kebohongan yang hancur, manusia akan dimahkotai sebagai raja di atas segala raja.\"\n\nRatu Bunga diam-diam memperhatikan kebodohan temannya. Dia menemukan bahwa pemberontakan yang berharga telah menyala dalam ambisi dewa ini.\nGagasan untuk menyatukan kebijaksanaan semua manusia dan upaya besar untuk menyatukan ribuan mimpi dan kekuatan.\nApa yang tersembunyi di dalamnya bukan hanya kebohongan, tetapi juga masa depan manusia, yang menyala seperti percikan harapan ....\n\nMimpi pada akhirnya akan memudar dan malam akan datang ketika semua ilusi hancur — Inilah makna mekar yang sebenarnya.\nHanya setelah manusia melewati penghancuran ilusi para dewa, barulah mereka memiliki kesempatan untuk bangkit melawan kehendak para dewa ....\nSama seperti pemberontakan rahasia yang dilakukan oleh Raja Dewa yang keras kepala untuknya, tujuan di baliknya hanyalah untuk hidup sesuai dengan keinginannya sendiri.\nNamun Ratu Bunga tidak mengenal cinta kasih semanis anggur, dan tidak tahu mengenai perasaan manusia yang fana.\nCerdas dan pintar dirinya tidak mampu untuk memperkirakan kapan makhluk-makhluk fana dapat menyadari kebenaran.\n\n\"Apakah para dewa tidak dibutuhkan sejak awal mulanya?\""
},
"sands": {
"name": "A Moment Congealed",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Pasir-pasirnya tidak akan bisa bergerak lagi. Tidak peduli bagaimanapun kamu memiringkannya, pasir di dalam tidak akan pernah bergerak mengikuti arus waktu lagi.",
"story": "Pada masa ketika bangsa Jinni hanya bisa mengeluh, sang Penguasa Padang Pasir membangun makam bagi dia yang dicintainya.\nPermata di kolong pasir memberinya kekuatan, kaum Jinni turun tangan membantunya, dan oasis abadi pun berhasil diciptakannya.\n\nMasa berganti masa, dan legenda \"Oasis Abadi\" menyebar di antara bangsa-bangsa yang menghuni padang pasir.\nPara pengelana percaya bahwa tempat itu hijau sepanjang waktu, dan berada di bawah kedaulatan sang Ratu Bunga.\nPara pengelana berkata bahwa Ferigees, ibunda para Jinni yang menjaga gerbangnya,\nmemberkati semua makhluk fana yang datang dengan kebaikan, tanpa pandang bulu ....\n\nTanit, Uzza, dan Shimti. Merekalah suku-suku yang mengaku sebagai \"Putri Sang Ratu Bunga\".\nBerlandaskan iman percaya dan garis keturunan yang sama, mereka semakin disatukan oleh kepercayaan tentang taman Padisarah yang melegenda.\nSuku-suku padang pasir yang tercerai-berai terus mencari Oasis Abadi dan pengetahuan tanpa batas.\n\nBegitulah nubuatan yang diwariskan dari dewi mereka, bahkan ketika suatu peradaban telah sirna, manusia akan terus bertahan dalam kegigihannya ....\nBahkan tanpa bimbingan dewa, bahkan hanya dipersatukan oleh kenangan tentang dewi yang telah lama tiada,\nPadang pasir air mata tidak mampu menghalangi langkah manusia, tidak kuasa menghentikan mereka yang mencari kebohongan kekal yang bernama \"Oasis Abadi\".\n\n\"Tuanku ... mengapa engkau memerintahkan pasir untuk berhenti? Mengapa engkau menghentikan embusan angin?\"\n\"Apakah butiran pasir ditakdirkan menyatu seperti aliran waktu? Jika demikian, apakah artinya kenyataan ini?\"\n\"Abadi bukanlah tempat yang hanya ada kebahagiaan. Abadi adalah sesuatu yang tidak mungkin dibongkar, noda membandel yang tidak bisa dibersihkan.\"\n\"Barang siapa mekar seperti bunga akan layu seperti bunga pula, dan kembali bangkit ketika musimnya. Maut tidak berkuasa atasnya\".\n\nPada suatu ketika, ketiga sahabat berbincang. Kata-kata mereka dibawa angin menembus ruang dan waktu ....\nNun jauh di padang pasir, bayangan akan oasis yang tidak lekang oleh waktu terpatri dalam benak suatu suku,\nyang mengembara tanpa tempat bernaung mengitari siklus hidup dan mati di antara aliran abadi padang pasir."
},
"goblet": {
"name": "Secret-Keeper's Magic Bottle",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Botol kecil yang diukir dari kristal ungu. Tutup yang terbuat dari zamrud membuatnya tetap tertutup rapat.",
"story": "Pada masa ketika bangsa Jinni disumpah untuk tutup mulut, Raja Deshret mengungkapkan ambisinya yang paling dalam di hadapan Ratu Bunga ....\nCahaya bulan menari di atas riak anggur buah delima, sang Ratu Bunga pun luluh hatinya di hadapan sahabatnya tercinta.\n\nApa yang keluar dari mulut Raja Deshret pada malam itu tidak ada yang tahu-menahu. Bahkan Jinni tertua pun diam seribu bahasa ketika ditanya.\nHasrat tersembunyi yang diucapkan Raja Deshret di malam itu membuat bahkan dewa yang paling bijaksana pun bergidik.\nNamun sang Ratu Bunga mendapat pencerahan darinya. Sesuatu itu tidak luput dari perhitungannya, perkiraannya setelah sekian lama.\nPadang pasir dan oasenya berdaulat penuh, akan tetapi rawan pemberontakan.\n\n\"Biarlah rahasia ini menjadi beban hatiku untukmu dan dia yang mahabijaksana\".\n\"Jembatan ini kutegakkan untuk dilalui keinginanmu yang paling mendalam. Janganlah takut pada paku permata kebiruan ini\".\n\"Maka pengetahuan yang lebih tinggi akan diberikan kepadamu. Tetapi awas, kehilangan besar menantimu di ujung pertukaran ini ....\"\n\"Tetapi ingatlah akan pelajaran ini dan janganlah melupakan hukuman yang pasti menimpa para utusan langit yang jatuh ke dalam dosa\".\n\"Ketahuilah, harapan untuk ciptaan membara di dalam sanubari mereka yang paling awam dan biasa\".\n\nCadar kegelapan menaunginya dalam membimbing sahabatnya yang terkasih menapaki jalan menuju kemahatahuan, mengenai langit dan kegelapan tak berujung.\nTubuhnya adalah penyambung, oasis adalah harga yang dibayar. Cahaya menyilaukan itu melahapnya, dan keinginannya yang paling mendalam pun dinyatakan ....\n\nBadai pasir yang terbebas dari dewa yang hilang, merajuk membabi buta. Langit tertutupi pasir emas dan semuanya itu ditelan bencana ....\nRaja Deshret kembali dari pusaran pasir yang menghabiskan langit. Sang Ratu Bunga tidak pernah terlihat lagi.\n\n\"Aku memimpikan dirimu, merasakan jalanmu melalui labirin permata ... Tidak ada yang lain selain pasir\"."
},
"circlet": {
"name": "Amethyst Crown",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota yang bertatahkan batu kecubung dan zamrud. Tampaknya adalah tutup kepala yang dikenakan oleh imam kuno Dewi Bunga.",
"story": "Pada masa ketika bangsa Jinni bernyanyi, sang Ratu Bunga bertemu dengan Raja Padang Pasir.\nDi zaman perseteruan para raja memperebutkan kekuasaan, Raja Deshret berbagi takhta dengan dua sejawatnya.\n\nSinggasana berhiaskan zamrud dan batu delima merayakan persatuan ketiga insan.\nMenghormati oasis abadi dan Padisarah, sang Ratu Bunga mengenakan mahkota ungu.\n\n\"Namun abadi hanyalah dusta belaka. Asmara dan cinta meremukkan kenangan menjadi mimpi yang tercerai-berai\".\n\"Kamu bertanya kenapa aku menghela napas. Malam ini, izinkan aku bercerita tentang masa yang sudah berlalu, ditemani terang bulan ....\"\n\n\"Masa itu sudah lama sekali, masa yang damai. Para utusan kudus berjalan bersama manusia, menghantarkan suara dari langit ....\"\n\"Tibalah masa ketika para penyerbu datang dari balik kubah cakrawala, membawa serta kehancuran dan wabah, menajiskan sungai-sungai ....\"\n\"Penyerbu yang mendatangkan peperangan kepada kaumku, sekaligus melepaskan belenggu ilusi yang mengikatkan kami kepada tradisi\".\n\"Pemilik alam ini diliputi ketakutan, pandangannya kabur dan hatinya bengkok, turun ke bumi untuk memulihkan segalanya. Disapunyalah kerajaan-kerajaan fana dari muka bumi ....\"\n\"Penderitaan dalam pengasingan. Langit meninggalkan kami, pencerahan luput dari genggaman kami ....\"\n\n\"Semenjak bencana itu terjadi, aku dikutuk untuk tidak pernah lagi menatap langit. Bahwa aku masih ada hari ini, semuanya adalah anugerah\".\n\"Tetapi rumah memanggilku selalu dan setiap waktu. Bahkan di saat pertikaian antar bintang dan jurang tak berbatas muncul di atas permata\".\n\"Janganlah kamu mencari Penguasa Empat Bayangan, dan janganlah mempertanyakan rahasia di balik langit dan jurang tak berdasar. Jadikanlah ini sebagai peringatan\".\n\"Karena jarum pembalasan selalu diikuti oleh malapetaka dan gertakan gigi\".\n\nRaja Deshret tidak mengindahkan peringatan sahabatnya itu, dan bersumpah untuk bangkit dan melawan.\nAir mata ia hapuskan di bawah rembulan, dia pun mengatakan keinginannya yang paling mendalam di hadapan sang Ratu Bunga ...."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Gambler",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Meningkatkan 20% DMG Elemental Skill.",
"4pc": "Mengalahkan musuh memiliki 100% persentase CD Elemental Skill akan langsung selesai. Dapat terpicu setiap 15 detik.",
"flower": {
"name": "Gambler's Brooch",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga besar yang mewah, dapat digunakan untuk menyembunyikan dadu.",
"story": "Para penjudi senang memamerkan harta kekayaannya walaupun uang mereka dapat hilang dalam semalam.\nDia akan mengenakan ornamen bunga yang besar dan eksotis ini di telinganya yang pastinya akan menarik perhatian.\nNamun mereka tidak akan bisa melihat trik dadu yang tersembunyi di balik bunga itu.\nPenjudi tidak hanya akan diam-diam mengeluarkan dadu dari lencananya saat situasi kritis.\nMenukar dadu secepat kilat di bawah pandangan waspada orang-orang adalah caranya untuk menang."
},
"plume": {
"name": "Gambler's Feathered Accessory",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu ekor dari suatu burung besar yang dapat digunakan untuk menyembunyikan senjata mematikan.",
"story": "Bulu warna warni ini dibuat untuk dekorasi topi penjudi. Tampilannya membuat bangsawan sejati jijik melihatnya.\nTapi yang luput dari penglihatan bangsawan itu adalah mekanisme yang tersembunyi di balik penampilannya.\nSaat waktunya tiba, secara diam-diam penjudi akan menukar kartu yang tersembunyi dan mengubah arus permainan.\nSetelah melihat kartunya, semangat tinggi dan wajah mencemooh para bangsawan akan segera berubah."
},
"sands": {
"name": "Gambler's Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang sudah pecah, pernah menahan serangan mematikan yang dilancarkan kepada yang mengenakannya.",
"story": "Timing yang sempurna adalah hal penting bagi penjudi dalam melakukan triknya.\nItulah mengapa dia selalu mempunyai jam saku emas di saku dadanya.\nDalam permainan yang sudah tak terhitung jumlahnya, akan selalu ada waktu saat di mana persepsinya yang sensitif selalu menyelamatkannya."
},
"goblet": {
"name": "Gambler's Dice Cup",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah alat penampung yang memiliki satu fungsi yang spesifik. Tidak ada kompartemen rahasia ataupun kecurangan di dalamnya.",
"story": "Setiap penjudi mempunyai ilusi sampai pada taraf tertentu. Banyak yang sangat menyukai cangkir dadu yang dibuat khusus, misalnya.\nIni adalah cangkir dadu yang dibuat khusus untuknya. Walaupun sulit dipercaya, tapi memang tidak ada mekanisme tersembunyi di dalamnya.\nTakdir hanya menentukan setengah dari kocokan dadu seseorang. Setengahnya lagi ditentukan oleh diri sendiri.\nNamun demikian, dia tidak pernah mengocok dadu jauh dari meja judi."
},
"circlet": {
"name": "Gambler's Earrings",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sepasang anting biru yang dapat menenangkan pikiran, agar yang mengenakannya dapat memperhitungkan risiko dengan saksama.",
"story": "Anting-anting mewah ini adalah representasi sempurna dari kekayaan para penjudi.\nKilauan permata sungguh berkilau bagaikan langit dan danau.\nAnting-anting akan dilapisi dengan zat penenang ringan untuk membuat penjudi tetap tenang dalam permainan.\nDalam sebuah permainan di mana seseorang berjudi antara hidup dan mati, tetap tenang dan terkendali adalah kunci kemenangan."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Gilded Dreams",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Elemental Mastery +80.",
"4pc": "Selama 8 detik setelah memicu Reaksi Elemental, Karakter yang mengenakannya mendapatkan efek penguatan berdasarkan tipe elemen Karakter lain yang berada dalam tim: Untuk setiap anggota party yang berelemen sama dengan Karakter yang mengenakan, maka ATK meningkat 14%; Untuk setiap anggota party yang berelemen berbeda dengan Karakter yang mengenakan, maka Elemental Mastery meningkat 50 poin. Efek yang dijelaskan tersebut maksimal dihitung untuk 3 Karakter. Efek ini dapat terpicu setiap 8 detik. Efek ini tetap dapat terpicu meskipun penggunanya ada dalam party namun sedang tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Dreaming Steelbloom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Kuncupnya terbuat dari emas berwarna gelap, dan kelopak yang tidak berkesempatan untuk kembali merekah, kini terbungkus dalam balutan inti bunga berwarna merah.",
"story": "\"Dalam impian emas, tidak ada satu pun yang dibiarkan menyesap air pahit.\"\nHikayat kuno menceritakan tentang tiga sahabat.\nSatu layu seperti mawar dan membusuk di dalam lumpur.\nKerajaan bunga hanya menyisakan cerita, digiling badai pasir dan menjadi mimpi dalam lantunan bait.\n\nSatu mendirikan oasis agung yang belum pernah ada sebelumnya, di salah satu sudut padang pasir.\nSatu menghabiskan tenaga dan kepintarannya untuk memunculkan ilusi abadi di tengah hamparan pasir.\nTidak ada yang layak menerima guratan di wajah hanya karena sakitnya perpisahan.\n\n\"Ketika bulan tak lagi dalam genggaman, dan ketika cahayanya yang keperakan diambil dari puncak labirin di lautan pasir,\"\n\"Maka ada yang berdoa agar kamu mengingat rekanmu dalam mimpi, yang bersinar terang bagaikan sang surya di tengah hari.\"\n\nDemikian peringatan yang melekat muncul dari dunia baru yang membara tapi tak berasap,\nMereka yang melihat ke belakang dengan sebelah mata, dan melihat ke dalam mimpi dengan matanya yang lain menjadi tersesat,\nDia melayangkan pandangannya kepada kebijaksanaan mendalam, dan memasang telinganya untuk mendengar bisikan semanis madu ...."
},
"plume": {
"name": "Feather of Judgment",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu khusus yang dulu pernah digunakan sebagai benda untuk mengukur berat hati seorang pendosa kini telah kehilangan fungsinya yang semula.",
"story": "\"Semua baik adanya di dunia yang baru.\"\nDi zaman kuno, titah penguasa langit tak terdengar, dan bumi pun kehilangan tuannya.\nMasa lalu yang beradab, yang tentram, sirna ditelan kegelapan yang pekat.\n\nAliran waktu yang tak dapat diputar kembali pun mengikis ukuran setiap kehidupan yang ada di padang pasir.\nSebuah bulu untuk menimbang hati, logam cair untuk mengukur kebijaksanaan, berdaulatlah tanpa memihak dan mengambil sisi.\nDemikian hukum yang berakar pada darah terukir di gurun pasir, sesuai dengan penghakiman sang Raja Dewa.\nCita-cita pemerintahan dipelintir oleh kesedihan, pejabat-pejabat tersesat dalam kezaliman.\nBatu penjuru istana yang terabaikan, ditelan oleh desiran pasir, menuju takdir yang kelam tanpa cahaya.\n\n\"Upah pengkhianatan adalah penghakiman tanpa belas kasihan,\"\n\"Dan buahnya adalah kehancuran.\"\nDi kemudian hari, aturan dicemari oleh kesombongan, dan menjadi belenggu.\nPara awam yang malang, yang takdirnya terikat pilihan sang Raja Dewa."
},
"sands": {
"name": "The Sunken Years",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam matahari kuno dengan kilau emas berwarna gelap tampak seperti sedang menceritakan kisah kuno padang pasir.",
"story": "\"Penglihatan emas 'kan muncul dalam bentuknya yang paling mula-mula.\"\nPada mulanya berbagai suku hidup berdampingan bersama pasir, keturunan mereka terikat dengan bumi.\nMereka mematuhi hukum darah, dan mereka gentar akan ingatan kelaparan yang diturunkan bersama darah mereka.\n\nDi kemudian hari, waktu menyapu bumi seperti meniup kerikil, dan sang Raja Dewa bangkit membayangi semuanya.\nPada masa yang terlupakan itu, para dewa membentuk muka bumi, membuka oasis dan memancarkan mata air.\nMengikuti teladan sang Raja Dewa, suku-suku yang ada membangun tembok tinggi, mendirikan takhta dan berhimpun dalam persemakmuran kerajaan.\nMengikuti penampilan sang Raja Dewa, bangsa-bangsa mengenang masa ketika mereka dipimpin oleh raja dan penatua.\nPada masa ketika para raja bijak mendapat ramalan dari langit, dan bumi belum mengenal apa itu bencana ....\n\n\"Hendaklah raja membangkitkan kembali zaman keemasan dengan segala kebijaksanaannya.\"\n\"Dan hendaknya pasir waktu dihentikan oleh kuasa ilahi yang tak terbatas.\"\n\nBenar. Zaman keemasan raja lautan pasir dan warganya segera datang.\nImpian emas menantikan semua butiran pasir yang terhilang. Di sana, tidak ada tangisan dan gertakan gigi."
},
"goblet": {
"name": "Honeyed Final Feast",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Warna indah dan menawan dari gelas anggur yang pernah digunakan pada perjamuan kuno yang megah kini telah memudar.",
"story": "\"Setiap kebahagiaan berakhir dalam kepahitan.\"\n\"Semua kenangan manis lenyap bagaikan awan.\"\nPada mulanya, perjamuan diadakan oleh sang mahadewi yang bertahta di atas bunga dan cahaya rembulan, kedaulatan ada di tangan sang khalik penguasa gurun pasir, dan kehidupan adalah milik pusaka sang agung penjaga tumbuhan hijau.\nDemikian ketiganya mengikrarkan sumpah, supaya persahabatan mereka lestari layaknya terang bulan, sinar surya, dan hamparan padang yang hijau.\n\n\"Pada masa itu, terang bulan pun membisikkan kisah bahagia kepada burung di udara dan bunga di padang.\"\n\"Dan begitu terkesimalah mereka hingga nyanyian sang burung tercekat dan kelopak sang bunga tersipu.\"\n\"Kedamaian dan ketentraman, tiada perpecahan, tiada nasib buruk menghantui.\"\n\"Seandainya hari-hari yang indah bak fatamorgana ini terjaga sampai selama-selamanya, jika saja mereka tidak perlu merasakan pahitnya perpisahana.\"\n\nKelak, waktu akan memutus perjanjian antara siang dan malam, memisahkan mereka dan menguburkan sumpah kuno mereka dalam-dalam.\nTerang bulan yang lembut ditelan pasir. Seluruh bumi dilingkupi tatapan tajam sang surya siang.\nPara penatua dan awam yang menikmati perjamuan mengenang masa-masa singkat, yakni masa-masa yang penuh keajaiban.\nNamun impian fana adalah mangsa bagi akal budi, yang dilemparkan ke mesin tanpa jiwa dan digiling sampai jadi tiada,\nDan dari inti mesin, dari kelamnya mimpi buruk, suatu kecerdasan mengambil wujud barunya ....\n\n\"Gabungkan semua pemikiran, satukan semua perhitungan,\"\n\"Maka anak manusia akan menjadi penguasa di antara penguasa dan dewa di antara dewa.\"\nDemikianlah kidung ratapan sang kesepian, penguasa di antara penguasa,\nYang nasibnya telah lama ditimbang dan didapati tidak layak oleh pasir emas."
},
"circlet": {
"name": "Shadow of the Sand King",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sorban berhiaskan emas dari pemimpin upacara gurun di masa silam dibentuk untuk meniru raja legendaris rakyat pasir.",
"story": "\"Penguasa datang dengan penuh cahaya seterang sang surya,\"\n\"Dan ia mengambil mahkota duri dari khalayak.\"\nPilar suci pertama turun dari langit, mengubur pepohonan dan padang rumput di bawah lautan pasir.\nSurya keemasan jatuh dan bangkit, membungkus lautan pasir dengan jubah mewah kematian.\n\nAngin berbisa perlambang waktu mengganggu tidur mereka yang di alam maut, membangkitkan ilusi penuh nostalgia.\nPada waktu yang penuh kenajisan itu, kota-kota maju di atas oase yang subur.\nMengikuti kebijaksanaan sang Raja Dewa, para penatua berkuasa dengan adil, kesejahteraan memancar ke seluruh penjuru.\nDan para raja fana yang bijak dan para hamba dewa mendengarkan ucapan-ucapan langit, demikian mereka menguasai bumi dan segala isinya.\nHari ini, mereka yang berkuasa di oase padang pasir adalah cerminan bayang-bayang para dewa.\n\n\"Pusaka kerajaan dan tongkat langit terpencar ke seluruh penjuru bak buah kurma,\"\n\"Dan semuanya hidup demi mencari mereka di bawah naungan keteduhan.\"\n\nBeberapa waktu berlalu, keputusan yang canggung dimaklumatkan bersama dengan kegilaan fana.\nMenggunakan harapan yang indah sebagai umpan menuju akhir yang pahit."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Gladiator's Finale",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Meningkatkan 35% DMG Normal Attack karakter yang menggunakan Sword, Claymore, Polearm.",
"flower": {
"name": "Gladiator's Nostalgia",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Tidak ada yang pernah memahami mengapa sang gladiator legendaris selalu mengenakan bunga ini di dadanya, di satu-satunya titik kelemahan kesatria brutal tersebut.",
"story": "Sebuah bunga biasa yang dipetik oleh sang tuan.\nDia membuat lencana dari bunga tersebut dan menyematkannya di dada sang gladiator. Melambangkan sisi halus diri tuannya.\n\nSebelum gladiator tersebut menjadi seorang Jenderal legendaris, dia pernah berjalan-jalan di taman dengan tuannya.\nTuannya memetik bunga dan memberikannya kepada pelayannya.\n\"Tidak semua hadiah berarti adalah imbalan. Terkadang itu hanyalah sebuah aksi biasa.\"\nSuatu hari di masa depan, tuannya akan berkata seperti itu padanya.\n\nGladiator yang tak terkalahkan akhirnya jatuh di hadapan kaki gadis asing itu,\nPada saat itu, dia mengingat sebuah mimpi yang dia punya bertahun-tahun lalu,\n\"Sebuah bunga yang indah. Entah kapan aku bisa memulai perjalananku untuk melihatnya\"\n\"Aku ingin melihat seberapa indahnya bunga tersebut.\""
},
"plume": {
"name": "Gladiator's Destiny",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Setangkai bulu impian yang terbang sebebas elang. Di akhir karir legendaris sang juara, bulu ini disematkan ke dadanya oleh burung yang tak pernah terkekang apa pun, sebagai sebuah tanda kebebasan.",
"story": "Sebuah akhir tiba bagi gladiator yang tak terkalahkan itu,\nPenantang muda itu memberikan penghormatan terakhirnya kepada sang gladiator.\n\nSaat kesombongan kemenangan dan nafsu untuk kebebasan sirna seperti kabut di pagi hari,\nDan saat fajar menyingsing di arena melalui lapisan awal yang berselimuti darah, sang gladiator melihat seekor burung terbang.\n\nHanya satu pertarungan lagi sampai dia bebas, dan sang gladiator dikalahkan oleh seorang gadis.\nTangisan dan lolongan pecah seperti petir, namun sang pemenang tidak mau mempermalukan lawannya dengan membunuhnya.\nDia menolak untuk menusukkan pedangnya ke tenggorokan lawannya dan mengakhiri hidupnya seolah dia adalah seorang budak.\n\nLuka-luka yang telah sembuh di tubuh sang gladiator diselimuti oleh bulu-bulu yang tak terlihat.\nDia akhirnya pergi melakukan perjalanan, akhirnya bebas bagaikan seekor burung,\nTujuannya adalah tempat di mana bunga mekar dan burung terbang bebas."
},
"sands": {
"name": "Gladiator's Longing",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Penjaga waktu yang mencatat hari, bulan, dan tahun di mana gladiator mencurahkan darah musuhnya di colosseum. Juga merupakan penanda bagi langkah-langkahnya menuju kebebasan.",
"story": "Sang gladiator membuat jam pasir ini. Dia akan membalikkan jam pasir ini setiap sebelum pertempuran.\nSaat jam pasir itu berhenti, gladiator itu sudah lama mati diselimuti genangan darahnya sendiri.\n\nSang gladiator selalu menaruh jam pasirnya di samping sebelum memasuki arena pertarungan.\nSaat pertarungan berakhir, penonton bersorak untuknya namun pasir di dalam jam pasir masih terus bergulir.\n\nDi pertarungan terakhirnya, dia berhadapan dengan seorang gadis muda.\nDi matanya, dia melihat baik ketakutan dan keganasan gadis itu bagaikan seekor singa muda.\nDari langkahnya, gadis itu melihat belenggu kuat yang dikenakan oleh gladiator itu.\nItu adalah pertarungan yang belum pernah dialami gladiator itu sebelumnya. Sengit, namun memuaskan.\nNamun pertarungan itu berakhir cepat. Pedang menusuk hati sang gladiator, dan pasir di jam pasir itu terhenti seketika."
},
"goblet": {
"name": "Gladiator's Intoxication",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Piala emas seorang juara gladiator di masa lampau. Dipenuhi dengan kemenangan dan kejayaannya, sampai hari di mana akhirnya hari tua membuat lututnya tertekuk tunduk.",
"story": "Sebuah piala emas berkilauan. Hadiah dari tuan sang juara gladiator.\nDari piala inilah sang juara gladiator meminum anggur ataupun darah dari lawan yang dikalahkannya.\n\nKemenangan lain dari sang gladiator. Walau terbalut oleh banyak luka, dia mendedikasikan kemenangannya untuk tuannya.\nKemenangan, kemuliaan, dan tepuk tangan sering kali lebih memabukkan daripada anggur murni, dan membuat orang melupakan rasa sakit mereka.\n\nTuannya mengizinkannya untuk bergabung dalam pesta dan menghadiahi piala itu kepadanya.\nSebuah piala yang indah, dibuat khusus untuknya. Sebuah lambang bahwa tuannya peduli padanya.\nNamun rantai emas kesombongan mengikatnya dan ular beracun dari nafsu mencekiknya.\nDi kala dia menunggu anggur kemenangan, dia melewatkan kesempatan untuk kebebasannya."
},
"circlet": {
"name": "Gladiator's Triumphus",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pelindung kepala dari seorang gladiator legendaris masa lampau, penuh dengan noda lumuran darah lawan-lawannya yang selalu tercucur deras sembari terdengar kerasnya sorakan para pendukungnya.",
"story": "Sebuah helm milik gladiator dihiasi oleh bulu-bulu.\nBagi para penonton yang bersemangat, helm ini adalah lambang yang tak terkalahkan.\n\nSeorang gladiator legendaris sudah melakukan banyak pertempuran. Tidak pernah ada yang selamat menghadapi pedangnya, baik manusia maupun monster.\nSuatu hari yang penuh kemenangan, gladiator pemenang akan berjalan melalui gerbang dan disambut oleh para penonton.\n\nHanya pada saat kemenangannyalah si budak dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tuan. Namun harga dari kesombongannya adalah bayangan kebebasannya yang lenyap oleh kegelapan.\nDi hari kemenangannya, gladiator itu akhirnya melihat sedikit dunia di luar selnya. Dia sudah selangkah lebih dekat menuju kebebasan.\n\nDan ketika helmnya jatuh di lantai arena barulah dia dan para penonton sama-sama menyadari bahwa itu semua hanya lelucon.\nPersembahannya tidak menghasilkan perbedaan. Dia akan selalu menjadi budak tak berguna di mata tuannya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Golden Troupe",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 20% DMG Elemental Skill.",
"4pc": "Meningkatkan 25% DMG Elemental Skill. Selain itu, saat Karakter ada di dalam party namun sedang tidak berada di medan pertempuran, DMG yang diakibatkan Elemental Skill meningkat 25% lagi. Efek ini akan hilang dalam 2 detik setelah memasuki medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Golden Song's Variation",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang terbuat dari kerang, mutiara terindah, dan daun emas. Bunga ini mekar dengan begitu indahnya.",
"story": "Nyanyian takdir pernah mengaliri jalan air, menyebarkan irama kerukunan antara peradaban dan tatanan.\nKetika nada itu turun, kebuasan digantikan pencerahan, kekacauan yang menguasai tanah purba telah diubah.\n\nAngin laut yang perkasa bergulir, bunga air tak berakar mengapung padanya.\nDi sebuah tempat tinggal yang seumur jagung, biduan muda bertemu dengan seorang pejuang.\nDi tengah syair penaklukan yang sebanyak bintang di langit, lagu ini tidaklah menarik.\nTapi ombak menjadi saksi persahabatan para pejuang, juga meramalkan kesudahannya.\n\nBiduan muda yang belum sepenuhnya menanggalkan hasrat kebiadaban, dan kemudian bersahabat dengan para hamba yang ditaklukkan.\nNama si hamba telah dilupakan, namun di kemudian hari dia dikenal dengan sebutan \"Cassiodor\".\nDan pejuang muda mengikuti sang biduan ke Capitolium emas, kota tertinggi di ibu kota emas.\nUjian dan latihan yang sulit dilewati, sangb Raja Dewa mengangkat mereka menjadi tuan.\n\n\"Tinggilah hati para penduduk kerajaan yang jaya laksana bunga emas. Tidak ada kemiskinan, tidak ada kebiadaban. Mata sang Raja Dewa melihat\".\n\"Kebanggaan melindungi martabat bangsa, juga menjadi ujung tombak yang bersinar keemasan. Demikianlah keperkasaan sang Raja Dewa tak tertandingi\".\n\"Tatanan yang baik hanya dapat diciptakan lewat kedaulatan penuh. Tatanan yang baik melahirkan seni dan keindahan\".\n\"Di tanah emas yang indah, kelemahan, kebodohan, dan kebiadaban tidak diterima. Tidak dibiarkan. Hanya bisa takluk, atau dilenyapkan\".\n\n\"Sahabatku, saudaraku, janganlah mengingat masa lalu yang sengsara. Janganlah mengenang kesalahan dan kerendahan mereka yang sudah berlalu\".\n\"Tubuh yang sederhana, jiwa yang lemah. Semua telah dibuang, dan berubah menjadi sekuat baja. Mengapa meratapi hal yang teramat kecil?\"\n\"Sahabatku, saudaraku, dengarkanlah lagu yang tidak pernah berubah, irama dari dalam kalbu. Itulah bisikan sang Raja Dewa\".\n\"Kerajaan yang jaya hanya memandang dunia masa depan yang sempurna. Masa depan yang menghadirkan lagu penghabisan, kehancuran bagi mereka yang sudah berlalu\"."
},
"plume": {
"name": "Golden Bird's Shedding",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu emas yang dibuat menggunakan kerawang perak dan emas. Dihiasi dengan sebuah kristal safir cemerlang di atasnya.",
"story": "Ketika angin laut berlalu, semburat merah muda muncul di langit fajar.\nBurung laut tidak berdiam lama di pelabuhan seribu tiang, hanya meninggalkan bulu-bulu yang berserakan.\n\nLagu yang tadinya megah dan selaras pun ada akhirnya, tidak ada kerajaan yang dapat memerintah selama-lamanya.\nSeperti air yang meluas, kekuasaan melahirkan kemajuan dan tatanan, tapi juga menghadirkan kesombongan, kekerasan, serta pemerasan.\nDi kota mereka yang telah berlalu, di lembah-lembah pengasingan, bahkan di kaki gunung Capitolium ....\nBiduan yang mengiringi pasukan besi berzirah berkilauan, mengambil segalanya dari orang-orang.\nMereka yang belum takluk, dan mereka yang belum dirampas airnya, bersatu dan bersumpah untuk bertahan sampai tumpah darah.\n\n\"Seperti yang ditakutkan, dan seperti yang ditangisi. Saudaraku, ketika kamu bernyanyi, dengarkanlah suara mereka yang di bawah\".\n\"Tidak semua rela rumah dan alamnya direbut begitu saja. Tidak semua dapat menerima lagu ini\".\n\"Kamu menyebut mereka bangsa yang sudah berlalu, saudaraku. Tapi yang bersumpah setia ke masa lalu pun punya tekad, dan harga diri yang tak boleh dipandang sebelah mata\".\n\"Kita pernah ingin menaklukan dan mendominasi bangsa lain. Tapi bagaimana mungkin kejayaaan kerajaan ....\"\n\n\"Lemah! Lemah! Welas asih mengaburka pikiran. Melembutkan hati, dan menciptakan kelemahan di belakangmu!\"\n\"Jika kebiadaban dan ketidaktahuan masih tersisa di Fontaine, meracuni perairannya, maka biar kami yang memusnahkan\".\n\"Jika para biadab ingin bergabung dengan kejayaan kami, silakan. Seperti tuan kami yang mulia juga menerima kami\".\n\"Tapi sejak Naga Racun Scylla menghancurkan menara dan membunuh para biduan, suku-suku liar yang terkena racunnya sudah tidak layak untuk diselamatkan, atau diterima\".\n\"Karena tidak layak, mereka harus dimusnahkan, dari darat mau pun perairan. Seperti kita mengusir wabah dan bara dari tanah ini\".\n\nKetika itulah, zaman keemasan ditutup. Pemberontakan dan perang bergejolak tanpa henti.\nRuang takhta penuh dengan teriakan takluk, kehancuran, dan ratapan para suku liar. Raja Dewa pun terjaga, serta terkejut."
},
"sands": {
"name": "Golden Era's Prelude",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam matahari yang indah terbuat dari emas dan perak. Sepertinya aliran waktu pada jam ini telah lama berhenti mengalir.",
"story": "Angin laut ketika fajar yang membebaskan, menyanyikan lagu kuno:\nWaktu tak lagi bergulir, namun kembali ke masa lampau bersama sang biduan.\n\nMengalir bersama air, melampaui kubah emas kerajaan yang jaya,\nMelewati rumah hijau berdinding tinggi, bersama angin kemarau yang lembut.\nBaik bangsawan di atas kapal, atau bangsa liar yang jadi tawanan,\nSemuanya hanyut dalam alunan lagu zaman yang indah, tenggelam dalam kenangan ....\n\nKarena dunia zaman itu penuh kelimpahan, ketika raja segala raja bertakhta.\n\n\"Aku datang dari tanah kecil, pulau kecil. Aku lahir di rumah gubuk, tumbuh di desa ilalang dan rerumputan\".\n\"Saat pejuang berzirah cemerlang menghampiri rumahku, mereka membawa kabar penaklukan\".\n\"Aku hanyalah pemuda awam, tanpa prasangka mengikuti makhluk setengah dewa ke kota\".\n\"Berkat jariku yang gesit, berkat suaraku yang ceria, aku diluputkan dari penghambaan\".\n\"Raja Dewa melihatku. Dan aku melihat kedigdayaan peradaban. Kekuatan sebuah tatanan\".\n\"Dagingku dan tulangku, biarlah semuanya berganti. Namaku dan bangsaku, biarlah semuanya ditinggalkan. Dunia hanya akan mengenal nama: Boethius!\"\n\nDemikianlah seorang anak yang lahir kepada kebiadaban masuk ke istana emas, menjadi hamba kedualatan yang berjaya.\nSeperti anak yang baru lahir, dia berusaha melupakan adat, dengan giat mempelajari adab.\nSemuanya demi menjadikan dirinya terhormat dan mulia. Demi bagian dalam peradaban yang luar biasa.\nTidak ada alasan lain. Karena dunia zaman itu penuh kelimpahan. Zaman keemasan, ketika raja yang mulia dan adil bertakhta."
},
"goblet": {
"name": "Golden Night's Bustle",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Guci perak kuno yang pernah diisi dengan anggur berkualitas semerah rubi. Sekarang, tidak ada apa-apa selain air laut yang pahit.",
"story": "Laut yang tenang bergelora, meluncurkan kapal di antara rumah yang sunyi dan kuil.\nDi bawah rembulan pucat, kubah emas yang terlihat begitu megah di siang hari pun kehilangan kilaunya.\n\nRaja Dewa terjaga dari mimpi. Cahaya bintang yang murni telah beranjak.\nKekerasan dan pengasingan menimbulkan kegelapan segala kegelapan, melingkupi kubah agung.\nDalam ketakutan dan penyesalan dia memanggil pengawal paling setia, serta biduan paling cakap.\nPerintahnya yang terakhir dikumandangkan, agar kedamaian kembali ke tanah yang terpecah ....\n\nTapi seperti air bah tidak bisa dibendung, kesombongan dan prasangka meluluhlantakkan Harmost dan penguasa.\nSemua pengorbanan, semua rencana, semua hancur di tangan orang fasik, semua runtuh pada kesudahannya.\nBaik balatentara buas sang Pangeran Naga Iblis, atau Raja Dewa yang memperjuangkan bangsanya sampai titik darah penghabisan,\nSemuanya disapu badai, bahkan istana yang megah dan rumah giok pun hancur olehnya.\nTanpa tuntunan lagu emas, bangsawan yang mulia berubah menjadi raksasa batu buruk rupa.\n\nKetika riuh malam emas menjadi sunyi, Harmost Boethius terbaring di reruntuhan.\nRacauannya hanya didengar oleh reruntuhan. Demikian pula dosa pengkhianatannya dicatat oleh reruntuhan.\n\n\"Karena gila sesaat, dia mengkhianati semua\".\n\"Tatanan tidak semudah itu berubah. Manusia tidak menyesal\"."
},
"circlet": {
"name": "Golden Troupe's Reward",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota kuno yang lebih seperti properti panggung dibandingkan aksesoris seorang penguasa.",
"story": "Dalam kesunyian sedalam lautan, kota dan menara kerajaan yang tinggi menjulang,\nMenjadi istana emas yang pudar, seperti arwah mimpi kuno yang gagah perkasa.\nTirai sandiwara zaman keemasan telah diturunkan, irama yang harmonis dan bersatu sudah tidak terdengar lagi gaungnya.\nDi tengah ambisi dan pengkhianatan yang porak peranda, \"masyarakat masa lampau\" mendirikan peradaban baru.\n\n\"Celakalah tatanan yang sempurna itu, yang sekali lagi hancur diinjak-injak kebiadaban. Yang lemah dan gelap telah menguasai tanah kekaisaran!\"\n\"Roh dan mata air, mata air dan pasukan berkuda ... Racauan anak kecil menggantikan syair-syair pahlawan, bunyi-bunyian yang cerai-berai menggantikan lagu\".\n\"Kemuliaan abadi runtuh bersama dengan hilangnya akal sehat sang Raja Dewa, kebangkitan kaum biadab mengutuk ingatannya\".\n\"Apakah bangsa yang agung mulia harus jatuh oleh kebiadaban? Akankah kedegilan dan kebodohan menelan peradaban serta akal budi?\"\n\nPada panggung emas di istana yang pudar, para biduan yang kehilangan lagunya meratapi masa lalu yang tak akan kembali.\nDalam kesunyian, berhala yang lapar mendengarkan. Menantikan saat berburu, saat memangsa jiwa-jiwa tak berdosa.\nKetika nyanyian emas dilagukan kembali, para biduan emas yang taat dan setia akan menerima ganjarannya.\nKetika tatanan sempurna memisahkan manusia menjadi tuan dan hamba, maka kesejahteraan dan keindahan akan kembali. Kerajaan yang berjaya.\nBertahanlah, hingga tiba waktunya.\nKetika setiap biduan akan dihadiahi masa depan yang penuh harapan."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Heart of Depth",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Hydro DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Setelah melancarkan Elemental Skill, meningkatkan 30% DMG Normal dan Charged Attack selama 15 detik.",
"flower": {
"name": "Gilded Corsage",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bros mantel dengan warna yang gelap. Lapisan yang awalnya berwarna emas telah lama terkikis oleh angin laut.",
"story": "Karena angin laut telah memudarkan warna korsase itu.\nBegitu juga dengan anak laki-laki yang sudah mengarungi lautan itu.\nDia sangat menghargai benda dan juga kenangan.\n\nSambil menutup mata mengarungi lautan, Chief Mate kembali pergi berlayar bersama pelaut itu.\nDemi keinginan pelaut yang konyol, dan demi kampung halaman yang gelap dan menyedihkan dalam ingatan.\nChief Mate membuat sebuah lagu, dia berdeham menirukan suara paus, sambil beriringan dengan suara ombak \n\n\"Bajingan yang melepaskan nama keluarganya dan penyihir yang memburunya (namun tidak pernah) mencapai lautan!\"\n\"Saudara tiri bijak yang tidak pernah bisa menjadi pewaris akhirnya menjadi kepala keluarga (benarkah?)\"\n\n\"Kata-kata yang tidak bisa dinyanyikan... Apa aku juga sudah mengorbankan kenyataan untuk sebuah ilusi?\"\n\"Kehilangan segalanya dan menyerah pada semuanya, tenggelam dalam deburan ombak yang besar\"\n\"Mungkin juga sebuah akhir cerita yang tidak buruk. Hahaha!\""
},
"plume": {
"name": "Gust of Nostalgia",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu yang terbang bersama desiran angin dan ombak laut yang memerah. Waktu telah mengubah bentuk dan warnanya.",
"story": "Sebuah bulu berwarna kemerahan yang terbang, mungkin saja itu adalah pertanda kematian.\nSuatu hari, sisa-sisa mayat dari monster laut terbawa arus hingga terdampar ke tepian laut.\n\nChief Mate yang sinis itu bukan orang asli dari Liyue, melainkan berasal dari negeri jauh yang diperintah oleh bangsawan.\nOrang-orang bilang dia dulu juga seorang bangsawan, namun karena suatu hal dia mempermalukan keluarganya, sehingga diasingkan oleh saudaranya.\nTapi itu hanyalah rumor yang beredar, saat dia pertama kali datang ke pelabuhan, dia hanya berbekal sebuah pedang yang tipis,\nSelain itu, hanya ada bulu berwana biru safir menempel pada jubahnya yang usang dan lapuk.\n\nSetelah itu, dia pergi mengarungi laut, saling beradu dengan angin, ombak dan juga monster laut.\nBulu berwarna biru safir itu kini menjadi berwarna kemerahan karena terkena darah, terendam oleh air laut yang asin.\n\nDi detik-detik terakhir,\nDia tiba-tiba mengingat masa lalu yang terlupakan oleh karena anggur.\nSeperti ombak yang berhasil menyapu bersih bebatuan yang menutupi harta karun..."
},
"sands": {
"name": "Copper Compass",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Kompas tua yang terbuat dari tembaga, jarumnya selalu mengarah ke tepi pantai yang tak bisa dicapai, dan ke arah pelabuhan yang tidak pernah ada.",
"story": "Kompas perak milik pelaut.\nDari ombak yang terus-menerus bergejolak,\nmengarah pada orang yang terus-menerus bertahan.\n\nPara pelaut yang hanya berbekal sebuah kompas untuk mengarahkan kapal mereka.\nBerhasil melalui dan menaklukkan kejamnya lautan.\nYang juga pernah menyembunyikan dendam di balik senyuman,\nserta anggur dan kematian yang menyebabkan kehilangan orang...\n\n\"Aku yakin kalian semua menyanyikan lagu bahwa pada akhirnya pencuri itu gagal menghindari hukuman gantung, ya kan?\"\n\"Selama ada tempat untuk berlindung, bahkan aku rela jika dijadikan makanan untuk ikan di lautan\"\n\"Bukankah kalian sudah membuat perjanjian saat kalian naik ke atas kapal ini?\"\n\"Ingatanmu itu masih belum dihapus oleh anggur kan? Hahahahaha!\"\n\"Bagus, karena sudah saatnya untuk menandatangani perjanjiannya.\"\n\n\"Oh begitukah? ...Baiklah jika memang begitu. Aku tidak peduli...\""
},
"goblet": {
"name": "Goblet of Thundering Deep",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir anggur dengan warna pudar yang diambil dari laut secara tidak sengaja. Warnanya yang gelap seakan menggambarkan suasana di dasar laut.",
"story": "Sebuah cangkir anggur indah yang sudah pudar warnanya,\npermukaannya telah dihaluskan oleh pasir-pasir di dalam laut.\n\nCangkir anggur yang indah tersebut terlepas dari tangan Chief Mate, terjatuh ke laut dan menyebabkan percikan kecil.\nApa yang sudah disaksikannya di antara kerumunan ikan yang berenang, dan kedalaman laut yang semakin gelap?\nApa yang sudah disaksikannya di depan jendela dengan ukiran bunga, di dalam sebuah gang yang sepi, saat suatu pertemuan rahasia sedang berlangsung?\nCangkir anggur warna emas gelap itu perlahan tenggelam, masuk ke dalam mimpi monster laut dan ke dalam mimpi Chief Mate...\n\n\"Suatu hari nanti, aku akan membalas penghinaan darimu ini.\"\nCahaya rembulan menyinari mata yang indah seperti batu permata itu, dan juga menyinari bekas luka yang menusuk mata.\nSosoknya kembali muncul dalam ingatannya, sosok yang bersinar cantik namun juga dingin,\nTapi saat itu dia lupa menjawabnya, dan hanya meninggalnkan kekecewaan.\n\n\"Ngomong-ngomong, ini sudah yang keberapa kali aku melupakan kejadian masa lalu...\"\n\n\"Aku sudah tidak mempedulikan kejadian yang sudah berlalu!\"\n\"Semuanya mati sia-sia. Tidak ada gunanya menyelamatkan yang sudah tenggelam.\""
},
"circlet": {
"name": "Wine-Stained Tricorne",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topi tentara laut yang sudah usang dengan permukaan penuh bercak anggur dan masih bisa tercium bau anggur darinya sampai sekarang.",
"story": "Topi segitiga yang menyebarkan aroma anggur yang kuat,\nBentuknya menonjolkan posisinya sebagai seorang pemilik.\n\nChief Mate yang minum terlalu banyak akhirnya mabuk hingga tidak sadarkan diri, tidak tahu kapan dia akan tersadar.\nSekujur tubuhnya penuh dengan aroma anggur yang menusuk hidung, membuatnya sedikit mengingat kejadian yang menyedihkan itu,\nPara pelaut itu sama sekali tidak menyalahkannya, mereka masih sangat menghormatinya.\n\n\"Karena kita semua adalah orang yang tidak punya apa-apa. Hahahaha!\"\n\n\"Topi pelaut yang penuh dengan aroma anggur itu terbang tertiup angin, lalu jatuh ke air dan perlahan hilang ditelan ombak\"\n\"Kehilangan orang-orang dari kampung halaman, membuatnya terjebak dalam keputusasaan\"\n\"Ingatan yang hilang oleh lautan, harus dicari kembali dari dalam laut\"\n\n\"Arah angin laut sudah sesuai. Kita sudah berhasil menemukannya.\"\n\"Aku masih sering bermimpi tentang monster yang menggigitku itu...\"\n\"Waktu untuk balas dendam itu akhirnya tiba. Ayo berlayar!\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Husk of Opulent Dreams",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "DEF +30%.",
"4pc": "Karakter yang mengenakan set Artefak ini akan mendapatkan efek Curiosity dalam kondisi berikut: Karakter aktif akan mendapatkan 1 lapis setelah serangan Geo-nya mengenai musuh, dapat terpicu setiap 0,3 detik. Karakter bisa mendapatkan 1 lapis setiap 3 detik jika tidak berada di medan pertempuran. Efek Curiosity dapat ditumpuk hingga 4 lapis, setiap lapis meningkatkan 6% DEF dan 6% Geo DMG Bonus. Karakter akan kehilangan 1 lapis setiap 6 detik jika tidak mendapatkan efek Curiosity baru.",
"flower": {
"name": "Bloom Times",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Dekorasi emas berbentuk enam kelopak bunga. Melalui bentuk kelopaknya yang tidak pernah layu, pandanglah betapa fananya kejayaan dunia.",
"story": "Yang dia lihat dalam mimpinya adalah sebuah bayangan menari diiringi musik di bawah cahaya rembulan,\nsama seperti pemuda di masa lalu, yang mirip seperti selembar kertas kosong.\nBagaikan sosok diri yang murni namun rapuh,\nyang muncul setelah semua kebencian dan penderitaannya hilang.\n\nSang pengembara itu tidak tahu bahwa dia masih bisa bermimpi,\ndia berpikir bahwa ini pasti akal-akalan dari sang peneliti,\natau mungkin wujud perlawanan kecil dari hati yang telah tiada.\n\n\"Kamu telah berhasil mendapatkan \"hati\" yang selalu kamu mimpikan,\ntapi itu hanyalah alat untuk kebohongan dan tipu daya.\nSekarang, akhirnya kamu akan mendapatkan hal yang benar-benar milikmu,\ndan tubuh palsu ini bisa bercita-cita untuk kekuatan atas dunia ini.\n\nTapi, semua ini hanyalah mimpi kemuliaan yang berlangsung sekejap.\nDan suatu hari nanti, akan hilang di tengah hembusan bumi yang sedang menderita ....\"\nApakah \"dia\" dari masa lalu yang mengatakan ini? Atau \"dia\" dari masa depan?\nSang pengembara itu tidak peduli, karena saat dia bangun,\nyang hilang bukanlah dirinya, melainkan masa depan yang sangat rapuh itu."
},
"plume": {
"name": "Plume of Luxury",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Penanda berbentuk bulu yang dibawa dari sebuah aula terpencil. Karena belas kasihan dari penciptanya, benda ini diletakkan di dalam aula itu bersama sesuatu yang sedang tertidur.",
"story": "Sang pengembara yang eksentrik itu sudah tidak memikirkan hal ini,\ntapi setiap kali dia menutup matanya, dia masih bisa melihat cahaya bulan dan api tungku yang menerangi malam hari di Tatarasuna.\nAjudan muda yang baik hati itu berkata:\n\"Ornamen emas ini adalah bukti identitas yang diberikan oleh Yang Mulia Shogun,\ntapi selagi kamu mengelilingi dunia, selalu ingatlah hal ini,\njangan pernah mengungkapkan jati dirimu pada orang lain.\"\nInspektur yang keras kepala itu berkata:\n\"Ornamen emas ini mungkin memang bukti identitas dari Yang Mulia Shogun,\ntapi kamu bukan manusia dan bukan sebuah peralatan,\njadi aku hanya bisa bersikap seperti ini padamu. Jangan menaruh dendam!\"\n\nSang pengembara yang telah meninggalkan hari kemarin sudah tidak memikirkan tentang hal itu,\ntapi setiap kali dia menutup telinganya, dia masih bisa mendengar deru angin yang bertiup tahun itu.\nSepasang mata yang menanti=nantikan berkata:\n\"Ornamen emas ini adalah bukti identitas yang diberikan oleh Yang Mulia Shogun,\npasti bisa digunakan untuk menyelamatkan para rakyat.\"\n\nSang miko yang cerdas dan cantik itu berkata: \n\"Ornamen emas ini adalah bukti identitas yang diberikan oleh Yang Mulia Shogun,\ndan dia tidak akan pernah meninggalkanmu.\nSedangkan aku sendiri akan berusaha secepat mungkin mengirimkan bala bantuan ....\"\n\nTapi pada akhirnya, anak panah berwarna emas itu tertutup debu,\ndan segala cerita telah terbakar oleh api karma hingga habis tanpa jejak."
},
"sands": {
"name": "Song of Life",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Di Inazuma, ini adalah sebuah benda dari bangsa luar. Bagian dalam mekanisme ini sudah dicabut sehingga jarumnya sudah tidak bergerak lagi.",
"story": "Awalnya dia dilahirkan untuk menjadi wadah sebuah \"hati\",\ntapi dia meneteskan air mata di dalam mimpinya.\nApa daya sang penciptanya memperhatikan:\nDia terlalu rapuh, baik sebagai manusia atau sebagai sebuah alat.\n\nTapi sang penciptanya tidak menghancurkannya, dan membiarkannya terus tertidur.\nDi karya-karya mendatangnya, dia juga akan membuat desain yang tidak memiliki tempat penyimpanan jantung.\nTak lama setelahnya, \"bukti\" paling mulia dan bergengsi di dunia akan tidak memiliki rumah,\ndan dikirim ke kuil besar di Mt. Yougou.\n\nSetelahnya, boneka yang cantik itu terbangun dan memulai pengembaraannya.\nDia telah melihat berbagai jenis hati,\nyang baik, yang adil, yang kuat, yang lemah lembut ....\nSang boneka juga ... menginginkan sebuah hati.\n\nSetelahnya, boneka yang indah ini akhirnya berhasil mendapatkan sebuah \"hati\",\ninilah tujuan hidupnya, alasan kenapa ia diciptakan.\nTapi, bukan ini yang benar-benar diinginkan oleh si boneka,\nkarena benda ini tidak berisi berkah apa pun,\nhanya benda upacara yang penuh dengan keegoisan, kemunafikan, kelicikan, dan kutukan.\nSemuanya terbungkus dalam penampilan yang begitu indah.\n\nBaik dan jahat, keduanya adalah ciptaan makhluk hidup, tidak berguna dan meracau.\nTapi seandainya dia mengorek \"jantung\" ini,\nmaka dia tidak akan bisa merasakan apa-apa lagi ...."
},
"goblet": {
"name": "Calabash of Awakening",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Botol labu yang dihias dengan serbuk emas dan cat hitam. Warna aslinya sudah tidak terlihat lagi, sepertinya fungsi utamanya adalah untuk properti pertunjukan.",
"story": "Amenoma, Futsu, Isshin, Hyakume, Senju.\nDulu, ini adalah lima cabang dari Raiden Gokaden.\nTapi pada zaman sekarang, hanya Amenoma yang masih memiliki penerus,\nSementara garis keturunan Isshin, dapat dikatakan keturunannya hampir tak ada.\nDi mata rakyat biasa, hal ini hanyalah efek alami dari berlalunya waktu,\nmereka tidak pernah berpikir bahwa kejatuhan tiba-tiba ini adalah sebuah misteri.\n\nSang pengembara tidak akan mau mengakuinya,\nbahwa semua yang dia lakukan adalah balas dendamnya terhadap si pembuat pedang.\nDia juga tidak akan mengatakan kebenarannya,\nbahwa dia meninggalkan rencananya setengah jalan karena tiba-tiba terasa bosan.\nDengan nada bicara yang dia pelajari dari seorang peneliti, dia akan mengatakan:\n\"Semua ini hanyalah eksperimen kecil tentang sifat manusia.\"\n\nDi teater tradisional Inazuma, ada seorang karakter yang dikenal sebagai \"Kunikuzushi\".\nMereka adalah orang-orang yang sering digambarkan sebagai penipu dan pengkhianat bangsa.\nPada akhir pengembaraannya, dia memilih nama ini atas keinginannya sendiri.\nSedangkan dia sudah tidak ingat namanya dulu.\n\nSudah menjadi hal lumrah di teater tradisional Inazuma untuk menggabungkan nama tiga bagian pertunjukan menjadi judul lengkap pertunjukan,\nContohnya, \"Sumirezome\", \"Sangetsu\", dan \"Kogetsukan\" digabungkan\nmenjadi judul pertunjukan \"Sumirezome Sangetsu Kogetsukan\".\nMungkin akan datang suatu hari, saat segala hal yang pernah dialami tubuh ini,\nmenjadi cerita yang disebarkan di antara manusia, menjadi ingatan ley line nun jauh di sana.\nTapi saat ini, ketiga bagian pertunjukannya masih berlangsung."
},
"circlet": {
"name": "Skeletal Hat",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topi yang sediakala berfungsi untuk melindungi pengembara dari terik matahari dan guyuran hujan, kemudian menjelma sebagai peranti bagi wajah agar tertutupi dan ekspresi untuk bersembunyi.",
"story": "\"Ke mana kamu akan pergi, pengembara?\"\nSang pengembara muda itu terhenti saat mendengar suara seorang anak.\nDia adalah anak dari seorang pengrajin di Tatarasuna. Meskipun dia sedang sakit, tapi matanya masih terlihat jernih.\nSang pengembara berkata pada anak itu bahwa dia akan pergi ke Kota Inazuma.\n\"Tapi sekarang sedang hujan deras. Katanya orang-orang yang pergi dari tadi masih belum kembali!\"\nSang pengembara membuka dan menutup mulutnya beberapa kali ... tapi pada akhirnya hanya bisa tersenyum pada anak itu.\nKali selanjutnya dia menjejakkan kakinya di pulau itu, anak itu sudah tidak diketahui keberadaannya.\n\n\"Hei orang Inazuma, mau ke mana kamu? Ini bukan kapal untukmu!\"\nSang pengembara muda itu dihentikan oleh tukang perahu di pelabuhan.\nTapi sebelum pengembara muda itu bisa mencabut pedangnya, dia dihentikan oleh pria yang bersamanya.\nPria itu memberi tahu tukang perahu bahwa pengembara muda itu adalah temannya.\n\"Ah, jadi dia tamumu, Tuan? Maafkan kesalahpahamanku.\"\nPria itu memberikan jaket kepada pengembara muda itu agar tidak kedinginan, tapi pemuda itu menggelengkan kepalanya.\nDia tidak butuh jaket itu, dia hanya ingin tahu hal-hal menarik apa yang bisa dia temui di perjalanan panjang ini.\n\n\"Tuan Harbinger. Ke mana kamu ingin pergi\"?\nPemuda yang sangat membenci manusia cerewet, menampar bawahannya dengan punggung tangannya.\nTapi dia juga suka menyaksikan ekspresi wajah manusia yang penuh dengan rasa takut dan ketidakberdayaan,\nmungkin dia belum mengusir anak buahnya ini karena ekspresi wajahnya yang beragam.\nDia memberi tahu orang yang sedang berlutut sambil gemetaran itu untuk mengarah ke Timur, ke Mondstadt.\n\"Saya mengerti! Aku akan mempersiapkan penjaga Anda sekarang juga!\"\nTentu saja dia tidak butuh penjaga, tapi dia lebih malas membalas ucapan bawahannya itu.\nSambil mengenakan topi pengembaranya, dia pergi ke arah timur sendirian.\n\n\"Anak muda, ke mana kamu ingin pergi?\"\nSaat pulang, pemuda itu dihentikan oleh seorang wanita tua di tepi jalan.\nDia memberitahunya bahwa dia ingin pergi ke barat.\n\"Ke Pulau Yashiori, ya? Ada keperluan apa?\"\nWanita ini tidak berpikir panjang, dia hanya tahu bahwa kondisi di sana sedang kacau.\nPemuda itu membalas perhatian wanita itu dengan sebuah senyuman tulus, dia berkata bahwa dia berjanji untuk bertemu dengan seseorang.\nSaat perahu pelan-pelan mendekati pesisir, seorang wanita berpakaian asing terlihat sedang berdiri di tepi,\ndan melemparkan sebuah bola kristal kecil ke arah pemuda itu dari jauh.\nPemuda itu menangkapnya dengan mudah, kemudian mengangkatnya ke arah matahari yang sedang terbenam."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Instructor",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Elemental Mastery +80.",
"4pc": "Setelah memicu Reaksi Elemental, akan meningkatkan 120 Elemental Mastery seluruh anggota party selama 8 detik.",
"flower": {
"name": "Instructor's Brooch",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Saat bros ini dikenakan oleh instruktur, berarti tidak ada kelas latihan sepanjang hari itu.",
"story": "Setiap murid di sekolah tahu bahwa instruktur tegas itu adalah seorang prajurit yang serius.\nNamun setiap minggu, ada satu atau dua hari saat di mana sang instruktur itu memakai lencana bunga kuning di dadanya. \nSenyum di wajah instruktur itu selalu membawa ketenangan bagi para murid.\nKarena saat dia memakai lencana bunga kuning, itu artinya mereka bisa mengambil hari libur dan pulang ke rumah.\nSaat murid-muridnya sudah pergi, sang instruktur akan mengunjungi sebuah makam yang sunyi.\nDi sana, setelah kesunyian selama beberapa saat, dia akan berdoa kepada nama-nama yang sudah tak asing lagi yang terpahat di batu nisan."
},
"plume": {
"name": "Instructor's Feathered Accessory",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Instruktur yang telah sepenuhnya menguasai keahlian menghindar, tahu bagaimana cara menjaga aksesoris ini agar tidak terjatuh tertiup angin.",
"story": "Instruktur yang tegas itu dulu melatih kemampuan bertarungnya di medan tempur yang tanpa ampun.\nApa yang diajarkan kepada muridnya sudah melebihi dari sekadar teknik bertahan di medan tempur.\nLebih dari sekadar menyerang dan bertahan, apa yang dia terapkan kepada mereka adalah keahlian bertahan di garis depan walaupun keadaan tidak menguntungkan.\nSetiap langkah dan teknik yang dilakukannya seolah memberi penghormatan kepada para veteran yang telah gugur. \nKarena dengan pengorbanan merekalah yang membantunya untuk menjadi dirinya yang sekarang ini."
},
"sands": {
"name": "Instructor's Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang bukan berfungsi untuk menunjukkan waktu, melainkan untuk menghitung durasi dari waktu latihan.",
"story": "Sebuah jam saku yang berharga bagi sang instruktur. Walaupun itu bukanlah perlengkapan sekolahnya.\nDulu saat instruktur tersebut masih menjadi seorang prajurit, jam saku itu digunakan untuk mengkoordinasi serangan melawan musuh.\nJam itu menandai kemenangan dan kekalahan, dan menghitung jam-jam terakhir para prajurit.\nBagi para murid, itu melambangkan masa berat yang mereka lalui dalam langkah mereka demi menjadi prajurit sejati."
},
"goblet": {
"name": "Instructor's Tea Cup",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Bagi kebanyakan orang, kelihatannya seperti cangkir teh biasa, tetapi bagi para murid, ini adalah simbol otoritas seorang instruktur.",
"story": "Setiap murid sekolah militer tahu bahwa yang disebut dengan \"waktu latihan bebas\" tidak ada sedikitpun kaitannya dengan kebebasan.\nInstruktur duduk dan memperhatikan setiap murid berlatih dengan keras di lapangan.\nDengan secangkir teh merah dan sugar yang agak berlebihan, sebuah siang hari yang khas bagi sang instruktur.\nWaktu yang damai ini adalah sebuah hal yang berharga bagi sang instruktur, dan perwujudan dari otoritasnya."
},
"circlet": {
"name": "Instructor's Cap",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topi yang bentuknya biasa saja, tetapi memiliki makna yang mendalam. Hanya diperoleh oleh instruktur yang menolak kenaikan pangkat sebagai lambang kehormatan.",
"story": "\"Aku tidak punya bakat untuk memimpin pasukan seperti Jenderal\"\n\"Aku juga tidak memenuhi syarat apa pun untuk menjadi lebih dari seorang prajurit.\"\n\"Semua yang bisa kulakukan hanyalah menjadi instruktur yang tegas untuk anak-anak ini\"\n\"Sehingga mereka bisa bertahan di medan tempur lebih lama lagi.\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Lavawalker",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Pyro RES +40%.",
"4pc": "Meningkatkan 35% DMG terhadap musuh yang terpengaruh Pyro.",
"flower": {
"name": "Lavawalker's Resolution",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang merekah di tengah kobaran api. Konon bunga ini dikenakan oleh seorang pertapa saat dirinya berjalan menembus lautan api.",
"story": "Sebuah bunga yang hanya mekar di dalam bara api,\nRasa sakitnya akan membuat pemakainya bertambah kuat.\n\nBunga api yang bersinar bagai batu agate yang berkilauan.\nBunga api itu dulunya adalah lencana yang dipakai oleh Sang Penjinak Lava.\n\nDalam hari-hari terakhirnya, dia berkata kepada rakyatnya:\n\"Ini adalah bunga yang tumbuh dalam kobaran api. Sampai hari di mana api memusnahkanku menjadi abu\"\n\"Kau akan melihat bara yang bersinar dari bunga ini bersinar melalui asap yang gelap.\"\n\nOrang-orang mengikuti bara api dari bunga tersebut sampai ke ujung Mare Jivari.\nDi sanalah mereka menemukan bunga-bunga yang mekar, namun Sang Penjinak Lava tak terlihat di mana pun."
},
"plume": {
"name": "Lavawalker's Salvation",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu dari seekor burung phoenix yang megah. Saat menatapnya, kamu seakan-akan dapat mendengar suara sayup kepak sayapnya di tengah kobaran api.",
"story": "Sebuah bulu dicabut oleh Sang Penjinak Lava dari burung yang bernyanyi di antara bara api,\nPemiliknya bahkan dapat mendengar suara sayap burung mengepak di antara api.\n\nLegenda mengatakan bahwa ada beberapa jenis burung yang bernyanyi di antara api,\nOrang-orang memujanya sebagai totem sementara para raja melihatnya sebagai lambang kemuliaan.\n\nDengan bulu ini, Sang Penjinak Lava mundur dari dunia fana.\nSendiri dia datang, sendiri pula dia pergi, meninggalkan semuanya tanpa jejak.\nSejak itu, orang sering mendengar tangisan datang dari Mare Jivari.\nTidak ada yang tahu jika nyanyian burung itu adalah helaan napas dari Sang Penjinak Lava."
},
"sands": {
"name": "Lavawalker's Torment",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam pasir yang mana pasir di dalamnya terbakar dan menghilang tanpa meninggalkan jejak.",
"story": "Apa yang mengalir dalam jam pasir ini bukanlah pasir biasa, melainkan pasir yang membakar.\nSama seperti pasir yang membakar ini, waktu berjalan tanpa meninggalkan jejak kehadirannya.\n\nKisah tenang Sang Penjinak Lava berlanjut bahkan setelah dia mengarungi Mare Jivari,\nDikatakan bahwa dia menghabiskan seratus tahun tinggal bagaikan pertapa.\nTetapi perjalanan singkat ini hanya memberi sedikit kelegaan dari siksaannya yang membara.\n\nSelama waktunya sebagai orang bijak yang terpencil, Sang Penjinak Lava tidak tahan menanggung siksaan abadi. Dia membuat jam pasir ini untuk menandai berlalunya waktu.\nSebagaimana api membara, pasir membara turun tanpa henti melalui jam pasir hari demi hari.\n\nSayangnya, walaupun Sang Penjinak Lava tidak takut akan bara api panas dari Mare Jivari, dia tidak dapat menghentikan siksaan api waktu.\nPenderitaan ditinggal sendirian tanpa murid-murid dan keluarga yang dia sayangi, membakar jiwanya lebih dari api yang bisa membakar dagingnya."
},
"goblet": {
"name": "Lavawalker's Epiphany",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir dalam legenda yang dapat menampung lava panas sekalipun. Masih terpancar hawa panas dari dalam cangkir ini, meskipun sudah disimpan untuk waktu yang lama.",
"story": "Sebuah piala yang tadinya berisikan lava. Sekarang kosong, namun masih ada sedikit kehangatan yang tersisa.\nPiala ini dulunya milik seorang bijak yang dijuluki Sang Penjinak Lava. Kebijaksanaan mengalir di dalam dirinya.\n\nSang Penjinak Lava selalu memainkan pialanya. Walau di tengah panas sekalipun.\nLegenda mengatakan bahwa Sang Penjinak Lava dapat meminum lava dari piala tersebut seolah meminum anggur dari gelas biasa.\nWalaupun anggur menguap dalam panas tinggi, kebijaksanaan orang bijak bahkan bisa mengalahkan bara api.\n\nBagi Sang Penjinak Lava, anggur yang baik hanyalah sebuah katalis yang melalui proses pemurnian.\nDibantu oleh alkohol, bahkan percikan kecil pun bisa menjadi ide brilian.\n\nPiala itu adalah saksi sunyi untuk membentuk kebijaksanaan di antara kobaran api.\nSaat Sang Penjinak Lava akan melakukan perjalanan akhirnya, itulah saat pialanya terisi oleh kebanggaan."
},
"circlet": {
"name": "Lavawalker's Wisdom",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota dari seorang pertapa yang pernah melalui lautan api. Bentuknya menyerupai sebuah sosok kuno yang berdiri tegap di tengah kobaran api.",
"story": "Mahkota kuno yang dulu adalah milik Sang Penjinak Lava, orang bijak yang menjelajah Mare Jivari,\nSetelah diteliti lebih dekat, orang dapat melihat sesosok orang yang kuat di antara bara api.\n\nOrang bijak yang menjelajah Mare Jivari dikenal sebagai Sang Penjinak Lava, membuat mahkota dari batu agate merah untuk menahan panasnya bara api.\nMahkota dibuat dengan kebijaksanaan dan ketekunan. Memberikan sinar ketakutan dan kecemburuan di antara kerabat dan senior.\n\n\"Beraninya Si Penjinak Lava menantang api Mare Jivari! Penistaan seperti itu tidak pernah muncul bahkan dalam ratusan tahun sekalipun!\"\n\"Lautan api pastinya akan membinasakan pemuda arogan ini dan langit akan mengembuskan debunya menjadi tiada\"\n\nDalam kecemburuannya, guru tersebut meminta muridnya berjalan di lautan api tanpa memakai mahkota.\nDengan tenang, Penjinak Lava menapakkan kakinya dan berjalan di atas lava dan perlahan menghilang menuju cakrawala."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,40 @@
{
"name": "Lucky Dog",
"rarity": [
"1",
"2",
"3"
],
"2pc": "DEF +100.",
"4pc": "Mengambil Mora memulihkan 300 HP.",
"flower": {
"name": "Lucky Dog's Green Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga berwarna hijau yang memiliki empat kelopak bunga, dapat ditemukan di alam liar, biasanya dipetik karena dipercaya dapat membawa keberuntungan.",
"story": "Seseorang yang dicintai keberuntungan cenderung pernah mengalami mukjizat.\nLegenda mengenai daun semanggi segi empat, sebagai contohnya, adalah benda yang membawa keberuntungan bagi pemiliknya.\nDulu, saat dia bermain di lapangan, pemuda beruntung itu menemukan daun semanggi seperti itu.\nDengan gembira dia mencabutnya dan menyimpannya di sakunya.\nTidak ada yang tahu apakah memang daun semanggi itu yang membawanya keberuntungan, atau sebaliknya."
},
"plume": {
"name": "Lucky Dog's Eagle Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Seekor monster pernah memojokkan seorang petualang, tetapi kemudian monster itu diterkam oleh seekor elang pemburu... Bulu elang ini dipercaya dapat membawa keberuntungan.",
"story": "Saat keberuntungan memihakmu, monster buas sekalipun harus menyerah.\nBerjalan-jalan di hutan, pemuda beruntung itu tidak tahu bahwa ada monster yang berkeliaran di sekitar situ, menargetnya sebagai salah satu mangsa.\nPemuda itu teralihkan oleh jamur berwarna-warni saat monster itu menyerang. Dia lompat dan mendarat di atas jamur beracun, menginjaknya sampai rata.\nIni akan menjadi perburuan yang mudah, begitulah pikir si monster. Sampai bulu dari elang yang terbang di atas jatuh dengan tenang ke punggungnya."
},
"sands": {
"name": "Lucky Dog's Hourglass",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam pasir yang berlubang dan tidak ada lagi pasir tersisa di dalamnya. Tetapi, jalannya waktu tidak berarti banyak bagi orang yang tidak memiliki beban di hati.",
"story": "Waktu sekalipun tidak bisa menorehkan keriput di wajah bahagia sang pemuda beruntung tersebut.\nPemuda beruntung tidak mempunyai keluarga, ataupun anaknya sendiri.\nNamun dia menganggap semua yang dia temui sebagai teman dan keluarga.\nSaat hidupnya mendekati ajal, dia melihat jam pasir turun seolah menghitung sisa waktunya,\nDia hanya terkekeh, mengambil ketapel, dan memecahkan jam pasir tersebut."
},
"goblet": {
"name": "Lucky Dog's Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Piala logam yang pernah digunakan untuk membuat seorang pencuri tidak sadarkan diri.",
"story": "Dahulu kala ada seorang anak yang dicintai oleh keberuntungan sejak dia lahir. Bandit terkejam sekalipun tidak bisa menyentuhnya sama sekali.\nAnak itu tumbuh dewasa, dan suatu hari dia mabuk dan tersandung di sepanjang gang belakang di belakang Tavern.\nDi bawah langit tanpa bintang, bandit yang kejam bersiap-siap untuk merampoknya, mengambil kesempatan dalam kesempitan.\nNamun saat dia akan menyerang, sebotol bir terbang ke arah dahinya, membuatnya pingsan seketika.\nSecara alamiah, ini membuatnya menjadi orang yang beruntung karena tidak menderita dari perkelahian di Tavern."
},
"circlet": {
"name": "Lucky Dog's Silver Circlet",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota ini sebelumnya pernah terjatuh ke dalam suatu gua, dan mengantar pemiliknya menemukan harta karun dari bangsawan yang terasingkan. Dan ini adalah kenang-kenangan dari insiden tersebut.",
"story": "Seseorang yang dicintai keberuntungan bahkan bisa menemukan harta karun yang tak ternilai di antara banyak jebakan yang berbahaya.\nSaat berjalan-jalan di sebuah reruntuhan, pemuda beruntung tidak sengaja jatuh ke lubang yang dalam.\nDia jatuh dengan aman di atas tumpukan debu. Ternyata itu adalah matras yang setelah bertahun-tahun rusak dan menjadi debu.\nHanya dengan begitu, pemuda beruntung itu menemukan harta karun yang ditinggalkan oleh bangsawan lama. Sebuah mahkota menjadi lambang peruntungannya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Maiden Beloved",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 15% efek pemulihan karakter.",
"4pc": "Menggunakan Elemental Skill atau Elemental Burst meningkatkan 20% pemulihan yang diterima seluruh anggota party selama 10 detik.",
"flower": {
"name": "Maiden's Distant Love",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga harum semerbak yang tidak pernah layu, dan tidak pernah kehilangan kesegarannya.",
"story": "Bunga sang gadis. Segar dan elegan sama seperti pemiliknya.\nTertulis bahwa bunga jenis ini sudah lama punah.\n\nSama seperti paragraf yang telah dibaca gadis itu berkali-kali:\nSeorang gadis yang diselamatkan oleh kesatria berbaju besi,\nDan mereka saling bertukar bunga sebagai berkat untuk satu sama lain.\n\nWalaupun hati seorang gadis senantiasa berubah seiring bergantinya musim, sama seperti bunga,\nNamun bunga yang ini tetap setia.\nKarena hatinya sudah terhenti sejak lama,\nDi saat dia bertemu sang kesatria."
},
"plume": {
"name": "Maiden's Heart-stricken Infatuation",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung yang mengandung makna kerinduan hati seseorang, seperti burung yang merindukan tiupan angin Selatan.",
"story": "Ornamen halus berbulu yang sudah tua,\nSetelah sekian tahun, tertutup oleh debu.\n\nBagi sang gadis, waktu terhenti pada hari di mana dia bertemu sang kesatria.\nTidak ada yang penting lagi baginya, cinta maupun masa muda,\nDia terus mencarinya, berkelana jauh bagai burung yang tersesat tanpa sarang untuk berpulang.\n\nTidak tahu apakah perasaannya akan sampai kepadanya,\nNamun sang kesatria hanya tertarik pada tugasnya,\nDi dataran jauh di mana kerajaan kuno runtuh,\nMembiarkan sang kesatria melihat pemandangan yang diimpikan oleh sang gadis."
},
"sands": {
"name": "Maiden's Passing Youth",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jarum jam yang tidak pernah berhenti berdetak, tidak sama halnya dengan kecantikan paras muda seorang wanita.",
"story": "Benda yang sangat canggih. Terlepas dari perasaan pemiliknya,\nTiada henti dan tanpa batas, terus menunjukkan perubahan demi perubahan bagi pemiliknya.\n\nDan akhirnya waktu sang gadis pun akan berakhir,\nNamun penantiannya tidak akan pernah berakhir.\nJarum jam terus berputar tanpa henti hari demi hari,\nSama seperti kerinduan tanpa henti yang memenuhi hati dan pikiran gadis itu.\n\nBertahun-tahun setelah kejadian tersebut, dia masih terus mengingat kesatria yang dia temui hari itu,\nKesatria putih yang datang kepadanya. Sang kesatria putih yang selalu dia tunggu sejak saat itu."
},
"goblet": {
"name": "Maiden's Fleeting Leisure",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah piala yang dibuat untuk menampung teh hitam, dan bukan arak, dibuat untuk menampung sesuatu yang manis, dan bukan sesuatu yang pahit.",
"story": "Gelas kesayangan sang gadis.\nDulunya selalu terisi penuh dengan teh merah.\n\nMemanjakan dirinya dengan kue dan teh,\nDia tidak peduli sedikitpun mengenai dunia fana, ini adalah hak istimewanya sebagai seorang gadis.\n\n\"Bunga ini akan menjadi lencanaku. Hanya ini yang kubutuhkan.\"\nSeorang kesatria berkata kepadanya saat mereka bertemu.\n\"Tapi, hatiku sudah...\"\nTidak mengatakan pengakuannya sampai tuntas juga adalah hak istimewanya,\nNamun dia juga harus menjaga sopan santunnya."
},
"circlet": {
"name": "Maiden's Fading Beauty",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sebuah topi wanita yang dirawat dengan sangat baik, dapat membantu untuk menutupi keriput wajah dengan sempurna.",
"story": "Bahkan saat dia dikelilingi oleh karangan bunga dari para pelamarnya,\nGadis itu tidak pernah menurunkan topinya untuk melihat mereka,\nNama dan wajah mereka tidak layak untuk diingat.\n\nSelama bertahun-tahun, setiap hari sebelum dia menutup hari-harinya,\nDia akan membersihkan debu di topinya.\nNamun aliran waktu yang berlalu juga tersirat di wajahnya dan tidak akan pernah bisa dia abaikan.\n\nWaktu berlalu, dan semakin sedikit para pelamar yang datang kepadanya dengan membawa bunga,\nNamun di dalam hatinya waktu sudah terhenti sejak lama."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Marechaussee Hunter",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 15% DMG Normal Attack dan Charged Attack.",
"4pc": "Saat HP bertambah atau berkurang, CRIT Rate meningkat 12% selama 5 detik, dapat ditumpuk sampai 3 kali.",
"flower": {
"name": "Hunter's Brooch",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Medali tua yang pernah digunakan untuk diberikan kepada orang-orang yang telah berkontribusi hebat dalam pertempuran.",
"story": "Lambang ini dirancang untuk mereka yang di masa lalu,\nBerjasa mempertahankan Fontaine. Perlambang kejayaan,\nYang kadang ditutupi, atau bahkan dibuang ke air oleh pemiliknya.\n\n\"Kejar bayangan gelap. Usir. Buru\".\nBegitulah asal-muasal nama \"Marechaussee Phantom,\"\nDicetuskan oleh Cassiodor, yang digelari \"Pemburu Emas\",\nTapi menganggap julukan itu sebagai penghinaan.\nKaum sesat dan iblis memang jarang, tapi begitu banyak mereka yang tergoda untuk menjadi sesat dan sejahat iblis.\nHari ini, Marechaussee Phantom lebih banyak mengurus penyelidikan daripada pertempuran,\nDan banyak anggotanya berasal dari kaum Melusine, bangsa yang masih muda.\n\nLambang ini tadinya milik pemburu Marechaussee yang ikut serta mengomandoi pengepungan Poisson.\nKarena peristiwa tersebut, dia meninggalkan Marechaussee dengan niat pensiun, menghabiskan hari-hari bersama isi pialanya.\nHingga ada teman lama yang meminta, tanpa persetujuannya, agar dia kembali dan hidup bermasyarakat.\nBahwa dia ingin menciptakan dunia yang bebas bayangan gelap, demi putra-putrinya.\nPada akhirnya, lautan tenang menyambut, menanggalkan semua penghalang dan pengasingan."
},
"plume": {
"name": "Masterpiece's Overture",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Alat portabel yang dapat digunakan untuk menyesuaikan kekuatan roda gigi kuno. Sekarang telah kehilangan nilai gunanya.",
"story": "Alat kecil yang digunakan untuk menyetel mekanisme roda gigi. Cocok untuk segala jenis penggerak yang memakai gerigi.\nAlat ini ditinggalkan ketika Clockwork Meka \"model baru\" buatan Alain Guillotin diluncurkan.\nYang setelah ratusan tahun melewati proses uji coba, sudah tidak bisa lagi disebut \"baru\".\n\nMengenai Alain Guillotin,\nSebelum bergabung dan meninggalkan Marechaussee Phantom, sebelum mendirikan Institut Penelitian Rekayasa Energi Kinetik Fontaine,\nGuillotin memprakarsai penelitian energi di lokasi yang kini jadi reruntuhan Institut Filsafat Alam.\nKatanya, seumur hidup dia tidak dengan siapa pun selain adik perempuannya, yang sama-sama mengabdi kepada Marechaussee.\n\nBeredar banyak legenda tentang kehidupannya. Salah satunya adalah:\nBahwa dia telah menciptakan mesin yang mampu berpikir ketika dia masih berada di institut,\nDan memanfaatkannya untuk membantu pekerjaan adiknya di Marechaussee.\nPernyataan ini dibuat oleh mantan rekan-rekannya (yang sebagian besar tewas di tangan Elynas),\nDan karena tidak ada bukti, maka tidak pernah dimasukkan ke catatan resmi.\nKetika ditanay, dia berkomentar begini: \"Sayang sekali. Tidak ada yang bisa dikatakan soal itu\".\nDia tidak pernah lagi menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan itu.\n\nLalu ada juga yang bilang:\nBahwa ketika mencapai usia senja, dia mundur dari Institut Penelitian Fontaine hanya untuk mengurung diri di bengkelnya, menolak untuk menemui siapa pun.\nPenelitian yang dia lakukan di tahun-tahun terakhirnya tidak pernah diumumkan,\nDan setelah itu, hanya menyisakan pertanda bahwa ada sesuatu yang pernah dibuat di bengkel pribadinya tersebut.\n\nTahun-tahun berlalu, dan legenda ini menjadi sama nilainya dengan karya Coppelius yang tidak pernah selesai,\nMenyulut imajinasi, memberi inspirasi, dan mendorong kerja keras."
},
"sands": {
"name": "Moment of Judgment",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku standar. Tidak terlalu akurat.",
"story": "Jam saku ini diberikan kepada penegak keadilan di Fontaine.\nKurang dari segi keakuratan,\nTapi berfungsi sebagai lencana ketika bertugas,\nDan pernah diketahui semua orang di seantero Fontaine.\n\nBerita Pesulap Besar \"Parsifal\" meminta diadili dalam pertarungan tersebar via surat kabar,\nDan permintaan ini, serta pelanggarannya, mengakibatkan ricuh besar di Fontaine.\nKeputusan pengadilan dan orang yang terpilih menambah serta kenyaringan gaungnya.\nPetarung Juara Marfisa dipilih sebagai perwakilan penuntut.\nAkankah akar Marfisa berpengaruh pada keputusan dan kinerjanya saat berduel?\nApa hubungan dirinya dengan Parsifal di masa lalu? Lalu yang paling banyak dibicarakan ....\nMana yang lebih mahir bertarung? Demikianlah pertanyaan yang terlintas di benak orang.\n\nKarl Ingold, wartawan yang pernah mengenal \"Parsifal\", telah pensiun.\nDan tidak mau lagi bekerja. Dia kini bergaul dengan penjelajah, bergaul dengan reruntuhan.\nMungkin karena martabat profesi, atau kenangan lama, dia menyimpan semua foto yang diambilnya ketika masih wartawan.\nBertahun-tahun kemudian, ketika menerima undangan bertemu teman lama, yang dikirim oleh wakil kepala Institut Narzissenkreuz,\nKetika melihat wajah di balik lensa, saat dia mengambil gambar anggota Institut Narzissenkreuz,\nDia teringat saat melewati jalur Poisson ke Court of Fontaine, berulang kali, dengan harapan besar di dalam hati.\nBulan-bulan yang berlalu bagaikan mimpi. Kadang terasa lama, kadang terlalu sebentar.\nDia teringat masa mudanya, yang pantang menyerah, tak mengindahkan himbauan untuk melarikan diri,\nApa pun keadaannya, bahkan ketika terasa seperti banjir yang dapat mengakhiri semuanya, menelan cahaya dengan perlahan.\nDia teringat senyuman yang pernah dia lihat, angan-angan liar tentang masa depan,\nDan nyaringnya teriakan, suara besi yang beradu dari balik lantai batu.\nDan dia teringat si gadis yang menggunaka sebuah \"trik\" untuk berpindah ke gua yang aman dan gelap,\nMaka dia menyesal, mengapa tidak menrekam pertempuran terakhir si gadis."
},
"goblet": {
"name": "Forgotten Vessel",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah wadah logam portabel yang berisi anggur. Cocok untuk diletakkan di dalam kantong jubah sehingga praktis untuk digunakan kapan saja.",
"story": "Di masa lampau, botol anggur ini adalah kepunyaan dia yang berjasa bagi Court of Fontaine.\nKaum yang bekerja, kecuali yang terlahir dengan sifat kejam dan beringas,\nAkan tumbang tanpa terkecuali, bila hidup tanpa ramuan ajaib yang mengisi botol ini.\n\nPemilik wadah ini melakukan apa yang semestinya dilakukan, demi Fontaine yang damai sejahtera.\nBertahun-tahun setelah dia menderita cedera, pada penyelidikan terakhirnya. Ketika itulah dia sadar ....\nBahwa negeri ajaib hanya sebatas lubang kelinci. Selebihnya hanyalah pusaran.\n\n....\nKenangan bangkit bak gelembung yang keluar dari retakan topeng penyelam.\nKenangan akan masa mudanya, permainan bersama Dwight, Basil, dan Karl.\nDia yang selalu memerankan pahlawan, sementara Karl memerankan Jabberwock si naga jahat,\nKenangan pelukan sang kepala, yang akrab dan penuh kasih, yang juga dia rasakan saat ini.\nKenangan wajah tak terhitung jumlahnya, yang berkerut oleh dengki di tengah api Poisson yang membara,\nDan dirinya pun tahu, bahwa ketika dahulu mengirim anak-anak tak berdosa ke Institut Narzissenkreuz.\n\nPada akhirnya, yang paling jelas adalah perasaan saat bertemu dengan putra dan putrinya.\nBagaikan cahaya di ujung jalan, bagaikan rupa diri sebelum mengenakan topeng.\nSia-sia, seperti berpegang pada jaring laba-labah di kegelapan neraka,\n\"Alain yang terkasih, Mary-Ann yang tercinta ... Aku tidak pernah dekat dengan kalian\",\n\"Dan ketika tiba kesudahannya, aku tidak mengerti tentang menjadi seorang ayah\".\n\"Namun, kenangan ini akan selalu tersimpan. Menyaksikan kalian berdua tumbuh dewasa\".\nKetika terbangun, semua kejayaan, aib, kasih, dan obsesi ... telah larut menjadi air."
},
"circlet": {
"name": "Veteran's Visage",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng tua yang dapat menutupi wajah yang rusak karena luka dan sebagainya. Terdapat berbagai desain yang berbeda, tergantung pada area luka dan jenis kelamin pengguna.",
"story": "Topeng ini diberian kepada mereka yang wajahnya terluka oleh karena bakti kepada Fontaine.\nPenggati rupa yang buruk, perlambang kejayaan (atau aib) bagi para serdadu tua.\nLuka jasmani dapat ditutupi, namun luka batin mustahil dihilangkan.\n\n\"Kalau aku tidak kembali, kedua anak itu menjadi tanggung jawabmu\".\nDemikian ucapan seorang teman. Dia yang tumbuh bersama, dan turut mengabdikan diri kepada Fontaine.\nAku tidak lagi mengajakmu berjuang bersama, ingin dia berkata.\nTapi hari ini, saling pengertian di antara mereka telah menjadi tahun-tahun yang hampa.\nSeakan-akan kejadian Poisson tidak pernah terjadi, asalkan tidak ada yang membicarakannya.\n\nKali ini institut mungkin benar-benar akan tenggelam, dan situasinya tidak aman tanpa diriku dan kepalanya.\nJadi, lebih baik menyerakan anak-anak ke orang-orang kepercayaan seperti dirimu dan Ingold,\nDemikian kata temannya. Memandang dalam diam di balik topeng.\n\n\"Ketika aku pulang dengan berjaya, mari berkumpul bersama Lasker dan Ingold\".\n\"Aku yang masak. Sekali-kali unjuk kebolehan\".\nMelihat kecurigaan di matanya, dia menambahkan:\n\"Eh, aku sudah belajar bikin kue ya! Anak-anak juga suka\".\n\n\"Baiklah, kali ini perpisahan ya. Guillotin ... Emanuel-ku sayang\".\n\"Semoga semuanya lancar. Dan jangan cari masalah!\"\n\"Semoga bocah-bocah itu belum menghancurkan Sponsian ....\"\n\nDia tidak suka anak kecil. Dan tidak mau berurusan dengan siapa-siapa,\nKarena melihat orang mengingatkannya bahwa, di dalam mereka mengalir darah yang sama merahnya.\nKarena teman lama yang minta, dia mau menjaga. Untuk saat ini.\nTinggal serahkan tanggung jawabnya ke Basil, saat dia pulang nanti ...."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Martial Artist",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Meningkatkan 15% DMG Normal Attack dan Charged Attack.",
"4pc": "Setelah melancarkan Elemental Skill, meningkatkan 25% DMG Normal dan Charged Attack selama 8 detik.",
"flower": {
"name": "Martial Artist's Red Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Hanya bunga merah ini yang dapat membuat ahli bela diri melupakan rasa sakit untuk sementara.",
"story": "Sejak diakui oleh sang master, ahli bela diri ini telah berlatih setiap hari selama bertahun-tahun.\nJejak untuk mengejar seni bela diri sangat panjang dan keras, dan penuh luka yang tidak dapat dihindari.\nSeperti yang telah dikatakan, dia mencabut bunga merah kecil di hutan.\nWalaupun luka yang didapat dari berbagai pertarungan tidak dapat sembuh total, setidaknya rasa sakitnya dapat terobati."
},
"plume": {
"name": "Martial Artist's Feathered Accessory",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung yang sering ditemui di mana saja, para ahli bela diri menggunakannya dalam latihan pengendalian kekuatan.",
"story": "Sebuah bulu dicabut dari burung yang terbang di langit oleh seorang ahli bela diri yang terampil.\nInti utama dari bela diri tidaklah hanya tentang kekuatan serangan saja.\nKelincahan dan kegesitan yang diasah selama bertahun-tahun sama pentingnya bagi seorang ahli bela diri.\nAhli bela diri akan mengenakan bulu di dadanya sebagai bukti dari kehebatannya."
},
"sands": {
"name": "Martial Artist's Water Hourglass",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Alat yang digunakan untuk menakar waktu saat latihan bela diri. Dibandingkan dengan jam pasir, alat ini lebih akurat dan stabil.",
"story": "Jam pasir yang menggunakan arus air untuk menghitung waktu. Ahli bela diri itu membawanya setiap saat.\nSaat dia berlatih di bawah air terjun atau berlatih dengan satu kaki di atas tonggak,\nDia menahan semua rasa sakit dan penderitaannya sendiri,\nWaktu merekam setiap detiknya dalam diam."
},
"goblet": {
"name": "Martial Artist's Wine Cup",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Gelas arak dengan bentuk yang indah, biasanya digunakan sebelum pertarungan sebagai bagian dari ritual.",
"story": "Sebelum dengan bangga melangkah ke dalam arena, upacara perpisahan dengan segelas anggur sangat penting bagi ahli bela diri.\nSetiap dari mereka berhadapan dengan lawan yang tangguh, dua orang ahli bela diri akan mengangkat gelas mereka kepada satu sama lain.\nMereka lalu akan memasuki arena dengan tenang untuk menghadapi lawannya dengan rasa hormat.\nInilah arti sebenarnya dari bersulang, dilakukan sebelum bertarung. Tidak ada maksud untuk menyanjung yang menang atau mempermalukan yang kalah."
},
"circlet": {
"name": "Martial Artist's Bandana",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pelajaran utama saat berlatih bela diri: Daya Tahan, Tekad Hati, Kekuatan. Ikat erat tali di kepala, untuk mengingatkan tiga hal ini.",
"story": "Bandana merah cerah milik ahli bela diri. Kini warnanya pudar.\nIni sebuah bukti bahwa pemiliknya berlatih seni bela diri sejak muda. Ini juga melambangkan ambisi tinggi yang pernah dimiliki oleh ahli bela diri muda tersebut.\nSebelum fajar menyingsing, ahli bela diri muda itu sudah berlatih di hutan.\nBertahun-tahun kemudian, ahli bela diri muda itu sekarang telah menjadi seorang instruktur. Walaupun masa mudanya sudah lewat, namun dia masih tetap prima dan gesit sama seperti saat dia masih muda."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Noblesse Oblige",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 20% DMG Elemental Burst.",
"4pc": "Setelah melancarkan Elemental Burst, meningkatkan 20% ATK semua anggota party selama 12 detik. Efek ini tidak dapat ditumpuk.",
"flower": {
"name": "Royal Flora",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga berwarnakan kaca yang terbuat dari kain satin, sering kali ditemukan di perjamuan bangsawan. Masih terlihat segar, sama seperti saat bunga ini ditinggalkan.",
"story": "Bunga bakung biru yang terbuat dari satin halus,\nYang pernah menjadi hiasan kepala bangsawan.\n\nSeorang bangsawan yang pernah memerintah Mondstadt meninggalkannya.\nDi zaman legendaris itu, para bangsawan adalah sebuah contoh bagi masyarakat.\nMereka membimbing orang-orang dengan perilaku dan kebijaksanaan,\nMerekalah representasi sejati dari rakyat Mondstadt.\nMereka bangsawan bukan hanya berdasarkan keturunan,\nNamun juga karena komitmen kepada misi dan prinsipnya.\n\nKemudian, para bangsawan menjadi tenggelam dalam kesenangan dirinya sendiri,\nKebanggaan dan prinsip mereka perlahan luntur."
},
"plume": {
"name": "Royal Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu yang disematkan oleh para Bangsawan Mondstadt di topi mereka saat pergi berburu. Sampai saat ini masih berdiri tegak dengan bangga.",
"story": "Sebuah bulu elang bertengger di atas topi bangsawan tua.\nBerburu dengan rakyat biasa dan berbagi hasil dengan mereka adalah tradisi lama.\n\nPara bangsawan tua yang pernah memerintah Mondstadt sering kali pergi ke hutan belantara,\nPerburuan yang diikuti oleh orang-orang di dunia yang luas ini.\nSebagai tanda kemurahan hati para bangsawan,\nSemua orang bersemangat untuk mengikuti perayaan tersebut.\n\nNamun lambat laun perburuan menjadi hilang maknanya.\nPara bangsawan mengambil segalanya sebagai milik mereka, menganggap itu adalah hak mereka.\nNamun bulu tersebut masih bertengger dengan bangga, namun dengan warna yang memudar di mata orang-orang."
},
"sands": {
"name": "Royal Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang pernah dimiliki oleh Bangsawan Mondstadt. Diturunkan turun-temurun dari generasi ke generasi, dan telah menyaksikan jatuh bangunnya Kota Mondstadt.",
"story": "Sebuah jam tangan mahal dibuat dari batu safir.\nMasih berfungsi dengan baik walau sudah bertahun-tahun.\n\nJam saku milik bangsawan yang dulu memerintah Mondstadt. Dan masih menunjukkan waktu dengan akurat.\nKetepatan waktu adalah suatu kebajikan, dan jam saku ini membantu para bangsawan tetap berada di jalur yang suci.\nTidak hanya sekadar alat untuk mengingat waktu namun lebih kepada untuk kedisiplinan diri.\nSaat fajar, seorang bangsawan yang baik harus lebih waspada daripada rakyatnya,\nSaat malam, dia harus lebih bijak dan tak kenal lelah daripada rakyatnya.\n\nSelama bertahun-tahun, jadwal yang dulu ketat kini hancur oleh keturunan mereka yang malas,\nJam mereka tumbuh lebih mewah, tetapi kehilangan fungsi berbudi luhur mereka."
},
"goblet": {
"name": "Royal Silver Urn",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Guci yang digunakan sebagai perhiasan, sebelumnya dimiliki oleh Bangsawan Mondstadt. Suara angin yang bergema di dalam guci ini terdengar seperti ratapan kesedihan.",
"story": "Sebuah guci hias yang terbuat dari safir, bertuliskan lencana perak sebuah rumah bangsawan.\nMewah dan elegan, sebuah bukti estetika para bangsawan kuno Mondstadt.\n\nSeorang bangsawan yang dulu memerintah Mondstadt meninggalkannya,\nNamun, harta karun berlimpah yang dulu terdapat di dalamnya sekarang telah hilang.\nKemewahan ini adalah simbol dari status bangsawan,\nBersamaan dengan kepercayaan diri, kebanggaan, dan kemakmuran orang-orang Mondstadt.\n\nLalu, bangsawan itu menjadi korban dari kekuatan,\nMereka mengambil dan menghabiskan tanpa peduli dengan rakyat.\nAksesori mewah menjadi barang rias."
},
"circlet": {
"name": "Royal Masque",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng samaran yang dikenakan oleh Bangsawan Mondstadt. Matanya yang kosong seakan sedang menerawang hari-hari emas di masa lalu.",
"story": "Sebuah topeng perak bertatahkan emas dan permata yang diukir dengan pola halus.\nDibuat dengan apik, menampilkan keanggunan dan adat istiadat para bangsawan tua.\n\nPara bangsawan pertama yang memerintah Mondstadt adalah pahlawan yang berasal dari keluarga sederhana.\nKepala suku yang hebat dan pangeran-pangeran yang anggun serta putri dan bangsawan yang cantik,\nDulu pernah menyambut kedatangan orang ke pesta dan perayaan mereka.\nPada hari-hari itu di masa lalu, para bangsawan berbagi ilmu pengetahuan dan kemurahan hati mereka.\n\nPada masa keemasan tersebut, para bangsawan juga berbagi ilmu pengetahuan dan keuntungannya.\nNamun lambat laun para bangsawan tergoda oleh kekuatan. Perayaan mereka akhirnya eksklusif hanya untuk kalangan mereka sendiri."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Nymph's Dream",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Hydro DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Setelah Normal Attack, Charged Attack, Plunging Attack, Elemental Skill, atau Elemental Burst mengenai musuh, akan mendapatkan 1 lapis efek Mirrored Nymph yang berlangsung selama 8 detik. Saat efek Mirrored Nymph yang dimiliki mencapai 1/2/3 lapis atau lebih, ATK akan meningkat 7%/16%/25% dan Hydro DMG Bonus meningkat 4%/9%/15%. Efek Mirrored Nymph yang dihasilkan oleh Normal Attack, Charged Attack, Plunging Attack, Elemental Skill, atau Elemental Burst akan dihitung secara terpisah.",
"flower": {
"name": "Odyssean Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Pada akhirnya, cerita pasti akan berakhir, bunga juga pasti layu. Tapi bunga dalam mimpi seseorang akan selalu tetap bermekaran dan semerbak.",
"story": "... Tapi pada akhirnya, kerajaannya masih diselimuti bayangan.\nBukan karena naga jahat mengalahkan sang kesatria, tapi karena mereka menghilang bersama.\nDi tengah kekacauan, kesedihan, dan perpisahan yang mengikutinya,\nDekan dan adik perempuannya melakukan perjalanan untuk mengalahkan sumber kejahatan.\nSang Pembantu Dekan menaiki kapal perang yang pada akhirnya terlelap di bawah deburan ombak.\nPemenang Narzissen, kesatria, naga jahat, dan orang bijak pun terpencar.\n\nBeberapa diterima di Pengadilan Pengejar Bayangan atau Pasukan Patroli Khusus,\ndan mereka akan mengerahkan seluruh daya upaya mereka untuk melindungi kerajaan agar bayangan tak lagi menyelimutinya.\nBeberapa diterima oleh penjelajah yang berpindah dari satu bangsa asing ke bangsa lainnya,\ndan dari sanalah mereka memulai petualangan untuk menyaksikan ujung dunia.\n\nBertahun-tahun pun berlalu.\nBeberapa orang mencoba untuk mencegah agar halangan seperti ini tidak terjadi lagi di kisah di masa depan,\ndan mencari jalan ke depan menggunakan rahasia mekanisme dan tubuh baja.\nAda juga beberapa yang melawan arus agar kisah bisa terulang kembali,\ndan memulai sebuah perjalanan di luar akal sehat atas nama Nymph.\nAda juga yang menghargai bunga kering\ndan tak henti-hentinya mengenang kembali petualangan sore yang belum selesai ...."
},
"plume": {
"name": "Wicked Mage's Plumule",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Benda ini pernah menjadi bulu pajangan di topi seseorang. Warna hijau tuanya pasti sangat menarik perhatian.",
"story": "Bila ada pahlawan, haruslah ada penyihir jahat. Dan bila ada kesatria, pasti ada juga naga jahat.\nSang pahlawan selalu memegang pedang suci, dan penyihir selalu membawa semacam senjata magis.\nDi jeda antara petualangan, ketika pahlawan, penyihir, kesatria, dan naga jahat belum dilahirkan,\nMereka selalu memandang sehelai bulu burung tak dikenal yang disematkan di topi Pembantu Dekan.\nBulu itu pastinya menyimpan banyak kisah, pikir para petualang kecil.\nDan Pembantu Dekan pasti sudah menyaksikan begitu banyak kisah, bak seorang pahlawan tua setelah pengasingannya.\nJika tidak, kenapa bahkan Dekan yang sudah berjanji ingin mendapatkan bulu itu untuk kita, juga tidak bisa melepaskannya?\n\n\"██, ██, yang akur ya. Jangan berkelahi.\"\nKeduanya yang selalu berperan sebagai kesatria dan naga jahat mengangguk dengan enggan.\n\"███, jaga ███ baik-baik selama aku pergi, ya.\"\n\"Aku dan Dekan akan pulang setelah urusannya selesai, jadi jangan berkeliaran ke mana-mana.\"\nSebelum pergi, sang Pembantu Dekan berpikir sejenak, lalu mencabut bulu hijau tua dari topinya.\n\"Kamu sudah lama menginginkan ini kan, ███? Ini kuserahkan padamu.\"\n\"Tapi aku hanya memberikannya untuk kamu simpan sementara. Aku akan marah kalau kamu mengotorinya.\"\n\nTapi pada akhirnya, bulu ini tidak pernah menjadi senjata magis yang digunakan oleh penyihir jahat.\nSebaliknya, bulu ini mengikuti pemilik barunya mencapai sumber malapetaka yang menyebabkan perpisahan mereka, sebelum akhirnya kembali ...."
},
"sands": {
"name": "Nymph's Constancy",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang sudah lama berhenti bekerja. Sepertinya sudah menjadi saksi atas tahun-tahun yang berlalu selagi jarum jamnya berputar dengan sia-sia.",
"story": "Jarum jam akan selalu kembali ke posisi semula dan memulai siklus baru.\nSegala sesuatu tentang Pemenang Narzissen sepertinya tidak akan pernah berubah.\nPada akhirnya, mekanisme yang halus dan rapuh pun akan aus seiring berlalunya waktu.\nSampai hari ketika tidak ada lagi hari esok yang akan tiba, semuanya juga akan lenyap.\n\nJam saku ini dulunya milik seorang pahlawan cilik yang sangat menyukai mesin.\nJam percobaan ini dirakit dengan menggabungkan sisa-sisa berbagai perangkat.\nPada akhirnya, jam saku ini dengan penerimanya bersama-sama jatuh ke dalam air yang melarutkan segalanya.\nTapi jarum jamnya sudah berhenti bergerak jauh sebelum itu.\n\n\"Di masa depan yang jauh, di tempat yang asing ....\"\n\"Sebuah kerajaan gelap berdiri di bawah perintah naga jahat bernama Narcissus.\"\n\"Sang putri yang didambakannya bersama menara tempat sang putri tinggal telah tenggelam dalam tidur stagnan tanpa mimpi dan tak tersentuh oleh naga jahat. Narcissus yang murka karena ini mengirim bawahannya yang tak terhitung jumlahnya ke seluruh kerajaan untuk mencari harta karun sang putri. Dia memasang berbagai mekanisme pertahanan menggunakan sihir jahatnya untuk mencegah mereka yang berpihak pada keadilan untuk menentangnya. Dia bersumpah untuk merebut kembali harta sang putri dan membangunkannya kembali. Dengan begitu, sang putri akan sepenuhnya menjadi miliknya.\"\n\"Ada sekelompok pahlawan yang melindungi harta karun yang dipercayakan sang putri kepada mereka — setetes air yang jernih.\"\n\"Suatu hari, lahirlah kehidupan kecil dari setetes air ini.\"\n\"Hmm ... nama apa yang harus kita berikan? Sungguh memusingkan. Kalau aku tahu dari awal kisahnya akan begini, aku seharusnya menggunakan namamu di sini. Apa kamu punya teman baik lainnya?\"\n\"Teman, ya ... Kalau teman, ada satu nama yang terpikirkan. Aku rasa akan cocok di sini.\""
},
"goblet": {
"name": "Heroes' Tea Party",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir teh yang indah. Mungkin cangkir ini pernah digunakan oleh orang-orang yang menikmati sore santai bersama.",
"story": "Pemenang Narzissen pun perlu istirahat selama bertualang.\nKetika jam berdenting, pahlawan dan penyihir, kesatria dan naga jahat\nlupa sejenak akan sang putri yang terkurung dan harta domain.\nAwan gelap yang menyelimuti langit kerajaan di kejauhan menghilang untuk sementara.\nDan sang putri, di tengah penantiannya yang panjang, juga mengalihkan pandangannya dari jendela.\nKarena jika tidak ada kesatria, petualangan pun harus dihentikan.\nInilah aturan universal yang diikuti Pemenang Narzissen dan banyak dunia kecil lainnya.\nBila ditanya alasannya, jawabannya adalah karena camilan yang disiapkan Pembantu Dekan enak sekali.\n\nSore ini suram sekali ... Tapi kalimat ini tidak memiliki arti apa pun.\nKarena rumah baru yang dia tuju adalah tempat di mana matahari dan bulan tidak terbit maupun terbenam.\nYang pertama ditemuinya di sini adalah seorang Dekan yang jangkung dan polos.\nDan meskipun dia jauh lebih bingung daripada sang gadis, dia tetap menyambutnya dengan pelukan —\nyang membasahi pakaiannya. Usia Pembantu Dekan sendiri cukup tua untuk menjadi ibu sang gadis.\nDengan tangan sang gadis dalam genggamannya, dia membawanya ke hadapan pahlawan, kesatria, dan naga jahat yang sedang beristirahat.\nBegini juga tidak apa-apa, pikirnya, dan lagi camilan di sini enak sekali."
},
"circlet": {
"name": "Fell Dragon's Monocle",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Kacamata berlensa yang dibuat dengan indah. Menurut kisah-kisah kuno, kamu mungkin bisa melihat masa depan dengan benda ini.",
"story": "Pahlawan dalam cerita yang berbeda akan menemukan pedang suci yang berbeda (dan yang bijaksana) dan menghadapi musuh yang berbeda juga.\nNamun sering dikatakan bahwa pahlawan yang hidup terlalu lama akhirnya akan menjadi naga jahat. Ketika terlalu banyak kisah yang bersangkut paut, seorang pahlawan di satu sudut pandang pun bisa menjadi seekor naga di sudut pandang lainnya.\nKisah yang akhirnya dikenal akan mengarah ke alur cerita yang lebih mudah dipahami. Itu sebabnya pahlawan adalah pahlawan dan bukan naga jahat.\nKarena itulah meski dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan berbagai siasat, pada akhirnya naga jahat tetap akan dikalahkan oleh pahlawan dengan pedang sucinya.\n\nSebelum sang naga jatuh ke dalam celah yang menghapus segalanya, dia mengenang kembali masa-masa yang dia habiskan bersama pahlawan. Pada akhirnya dia akan berkata:\n\"Aku tidak akan menyimpan dendam. Aku tahu kamu belum menyaksikan yang telah kusaksikan, dan karena itulah kamu ingin menghentikanku.\"\n\"Makhluk buas berbintang akan menelan habis air ketuban dunia ini. Dalam seratus tahun, semua kehidupan di dunia ini akan sirna.\"\n\"Aku akan kembali untuk menyelamatkan semua jiwa. Baik itu dalam sepuluh atau seratus tahun, aku akan terlahir kembali sebagai alam semesta baru.\"\n\nTapi pahlawan yang mengalahkan naga juga akan kehilangan harta terpentingnya selama perburuan panjang.\nDia tak lagi mempercayai segala sesuatu yang tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh akal manusia.\nSampai akhir hayatnya, dia membayangkan sebuah kerajaan yang ditenagai oleh mesin dan energi yang tidak berasal dari elemen apa pun."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Ocean-Hued Clam",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Bonus pemulihan +15%.",
"4pc": "Jika Karakter yang mengenakan set Artefak ini memulihkan HP salah satu Karakter dalam party, akan muncul Sea-Dyed Foam yang berlangsung selama 3 detik yang mencatat dan mengakumulasi jumlah pemulihan yang dilakukan (termasuk pemulihan yang berlebih). Setelah durasinya berakhir, Sea-Dyed Foam akan meledak dan mengakibatkan DMG sebesar 90% dari jumlah pemulihan yang tercatat (Perhitungan DMG ini mirip dengan Reaksi Elemental seperti Electro-Charged, Superconduct, dan lainnya, tetapi tidak dipengaruhi oleh Elemental Mastery, Level Karakter, atau Bonus DMG Reaksi Elemental). Sea-Dyed Foam hanya bisa muncul setiap 3,5 detik. Setiap Sea-Dyed Foam dapat mengakumulasi pemulihan hingga 30.000 HP (termasuk pemulihan yang berlebih). Dalam party sendiri, hanya bisa ada satu Sea-Dyed Foam yang muncul dalam waktu bersamaan. Efek dari set Artefak ini tetap dapat terpicu meskipun Karakter party yang mengenakannya tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Sea-Dyed Blossom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga berkelopak lembut yang memiliki warna lautan yang berubah-ubah. Saat bermandikan cahaya rembulan, bunga ini memancarkan warna yang menakjubkan.",
"story": "Bunga lembut dari samudra. Inti bunganya berhiaskan mutiara.\nLagu-lagu Pulau Watatsumi mengisahkan tentang bunga-bunga yang lahir di kedalaman, di tempat yang disinari cahaya mutiara.\nBermandikan kerinduan para putri lautan dan cahaya rembulan, kelopaknya memancarkan sinar bak mutiara.\n\nKetika semua perselisihan telah sirna, sang penguasa laut tak perlu lagi menangisi kesendirian rekannya,\ndan ketika terang bulan terbit kembali di Touzan, sang dewa 'kan bangkit dan bernyanyi.\n\"Mari, putri lautan, datang dan lihatlah, wahai orang-orang terkasih, pandanglah sang rembulan malam ini.\"\n\"Sekalipun malam ini Touzan akan tumbang, petir dan badai pun takkan bisa menghalangi indahnya rembulan, sang mutiara langit malam ....\"\n\nSang miko akan menyanyi dan menari di atas ombak keperakan.\nPara penyelam akan melupakan sakitnya kehilangan, dan bunga-bunga akan memperoleh kembali warna mereka."
},
"plume": {
"name": "Deep Palace's Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu halus yang sewarna dengan karang. Dikatakan bahwa bulu ini berasal dari pakaian upacara miko.",
"story": "Pada hari-hari ketika banyak klan pertama kali melihat mentari bersinar, sang Omikami memilih dari antara anak-anak samudra tersebut para gadis miko.\nDikisahkan dalam lagu-lagu sejarah pulau, Pemimpin Suci pertama pernah menjadi putri laut yang mengumpulkan mutiara.\n\nDia menghampiri anak-anak yang kehilangan masa depan karena pertikaian,\nmenghampiri tua-tua yang lupa akan indahnya hidup karena perselisihan.\nSang Pemimpin Suci menghiburkan hati mereka dengan lagu-lagu merdu dan kata-kata lembut,\ndan di tengah masa yang penuh kesukaran tersebut, memberikan harapan kepada masyarakat Watatsumi untuk pertama kalinya.\n\nBulu yang lahir di lautan ini dikisahkan berasal dari pakaian upacara sang Pemimpin Suci.\nBulu yang tanpa sengaja ditarik oleh tangan halus seorang anak kecil, dan terus dipelihara oleh seorang yang penuh kekhawatiran.\n\nDi kemudian hari, ketika sang pahlawan pemberani dan para miko berlari mengorbankan diri mereka,\nPakaian Upacara milik sang Pemimpin Suci tidak ikut hilang, melainkan terus dilestarikan dalam ingatan orang banyak sampai hari ini."
},
"sands": {
"name": "Cowry of Parting",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Kerang yang bersih dan tanpa cacat, berasal dari dasar lautan yang terdalam.",
"story": "Waktu berlalu dengan sangat lambat di dasar laut yang sunyi senyap.\nBahkan, kulit kerang yang berkilauan pun dapat melupakan semua seiring waktu yang terus berlalu.\n\nMasyarakat Watatsumi datang dari tempat nan gelap. Mereka telah mengucapkan selamat tinggal kepada mimpi panjang di kedalaman.\nMereka melarikan diri dari pandangan sang Dragonheir dalam kegelapan, sambil menapaki tangga karang gemerlapan menuju ke alam terang.\nKetika itu dikisahkan pula bahwa para putra-putri samudra membawa sekeping cangkang kerang sebagai peringatan akan klan mereka.\nMereka yang kehilangan cangkang tersebut akan diterima ke dalam sebuah keluarga yang baru.\n\nDalam bahasa kuno, cangkang kerang ini dikenal dengan nama Parcels of Reunion.\nDua pihak yang berpelukan, hendaknya tak terpisahkan oleh pihak luar, meskipun tidak abadi.\nCangkang kerang ini pun menjadi ucapan perpisahan kepada kehidupan di bawah lautan, dan sambutan kepada permulaan kehidupan di bawah terik mentari."
},
"goblet": {
"name": "Pearl Cage",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Mutiara bersinar yang dipersembahkan para miko Pulau Watatsumi. Mutiara ini terus berkilau dan tidak pernah meredup.",
"story": "Bagi para masyarakat samudra, mutiara terang milik dewa Watatsumi yang terdahulu, merupakan harta yang tak ternilai.\nHanya Pemimpin Suci sajalah yang layak menyanyikan lagu pujian agung, yang mengisahkan mutiara-mutiara tersebut.\n\nDikisahkan bahwa kerang-kerang sewarna pelangi menghasilkan mutiara tanpa cela ini sebagai ucapan syukur mereka atas kasih sang Watatsumi.\nDan pada kemudian hari, garis keturunan para Pemimpin Suci pun konon berawal dari mutiara-mutiara indah tersebut.\nMelangkah dari keramba mereka nan lembut, dia dan para saudari yang menari di atas laut dan di bawah rembulan, begitu dikasihi olehnya,\ndemikian sang Omikami menganugerahkan mutiara-mutiara teramat indah, yang membangkitkan keinginan mereka untuk melihat mentari siang.\n\nMutiara pun bersinar lebih terang, ketika digenggam oleh mereka yang dalam darahnya mengalir darah sang Watatsumi.\nDemikianlah kisah ini diwariskan dari masa lalu, dan kebenarannya tak lagi dapat dipastikan.\nNamun juga dikatakan bahwa saat detik-detik kekalahan, sang Pemimpin Suci dan kedua saudari kembar mengganti baju mereka dan menyembunyikan diri di balik gulungan ombak.\nDan mutiara terang itu pun hilang, kembali ke dalam kesendirian di bawah samudra luas."
},
"circlet": {
"name": "Crown of Watatsumi",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota kuno yang dibuat sangat detail dan pernah digunakan oleh seorang pendeta yang terlupakan. Kini mahkota ini disimpan secara khusus oleh orang-orang Watatsumi.",
"story": "Omikami memilih para pelayannya dari masyarakat Watatsumi, dan memberikan mereka mahkota kedudukan secara langsung.\nNamun ketika masa kemartiran berlalu, demikian pula barisan kependetaan yang dulu ikut berlalu. Maka mahkota-mahkota agung tersebut disegel.\n\nMasyarakat samudra menyanyikan lagu tentang mahkota yang berhiaskan mutiara dan karang, yang tidak akan pernah terkotori oleh debu,\nyang barangsiapa mendapatkannya, akan ditahbiskan sebagai penguasa oleh sang Omikami.\nTouzannou yang pemberani dan si kembar yang menjelajahi ombak ....\nSang Omikami mengarahkan wajahnya pada mereka, dan demikian mengasihi mereka, hingga nama dan perbuatan mereka akan terus abadi dalam lagu-lagu para penduduk pulau.\nAlkisah para penguasa ini adalah perpanjangan tangan sang dewa, yang mengajari para penduduk untuk bercocok tanam, memancing, dan berburu di pulau mereka.\nNamun, waktu kemartiran telah ditakdirkan, dan dewa pun harus mangkat.\n\nBersama harapan dan kenangan yang dibawa dari dasar laut, bersama intisari sejarah dan kebudayaan yang kini telah hilang,\nmahkota-mahkota penuh pesona dan kemuliaan itu mengikuti para pemiliknya, beranjak menuju riak yang terlupakan."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Pale Flame",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 25% Physical DMG.",
"4pc": "Saat Elemental Skill mengenai musuh, meningkatkan 9% ATK selama 7 detik. Efek ini dapat ditumpuk hingga 2 lapis dan dapat terpicu setiap 0,3 detik. Setelah menumpuk 2 lapis, efek dari Set 2 Bagian akan meningkat 100%.",
"flower": {
"name": "Stainless Bloom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga buatan yang keras dan berwarna biru. Kelopaknya tidak akan layu dan warnanya tidak akan pernah pudar.",
"story": "\"Kamu sangat mengejutkanku. Kamu memiliki tubuh manusia, tetapi kamu memiliki kekuatan sebesar itu di tubuhmu.\"\n\"Kamu mengaku bahwa air matamu sudah habis untuk ditangisi, darahmu sudah habis untuk ditumpahkan... kamu pasti sudah mengisi dirimu dengan api...\"\n\"Meski tubuhmu telah lama ditutupi bekas luka, mata dan lukamu kini hanya bisa mengalirkan api membara, bagaikan lelehan besi.\"\n\"Tapi sepertinya kita sudah keluar dari topik. Alasan aku mengikuti jejak asap dan melacakmu adalah, karena aku ingin membuat kesepakatan denganmu...\"\n\"Biarlah rahmat Yang Mulia memadamkan kobaran api yang sedang melahapmu. Bagaimana?\"\n\nFatui pertama memberi kekuatan kepada seorang gadis muda, yang api kehidupannya hampir padam,\ndan dalam imajinasinya yang liar, dia melihat garis perbatasan antara masa lalu yang kotor penuh cela, dan masa depan yang bersih tak bernoda...\n\n\"Aku mengerti. Biarkan es-es ini menggantikan masa laluku yang telah hilang dan memadamkan api abadi ini.\"\n\"Biarlah kegelapan korupsi, penderitaan dunia, manusia, binatang, dan semua dosa-dosa mereka dihapuskan oleh kesunyian es.\"\n\nTapi meskipun begitu, sebuah api putih yang murni terus menyala di dalam hatinya...\n\n\"Kita memiliki tujuan yang sama. Kamu, Tsaritsa-mu, dan diriku.\"\n\"Sucikan sumber-sumber kerusakan di dunia ini: para dewa yang berpikiran sempit dan bodoh, beserta kegelapan dan kekotoran Abyss.\"\n\"Bagus. Aku rela melakukan apa pun untuk demi mencapai tujuan kita bersama.\"\n\"Karena meskipun aku berpakaian putih dari ujung kepala hingga kaki, tetapi abu orang-orang mati yang telah menodai sekujur tubuhku, tidak akan pernah bisa dibersihkan.\""
},
"plume": {
"name": "Wise Doctor's Pinion",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Sayap ketidakberuntungan dengan ketajaman ujungnya yang tak tertandingi. Barangkali itu mewakili sifat yang enggan untuk terkekang.",
"story": "\"Seorang manusia sebenarnya tidak lebih dari sebuah mesin yang cukup rumit.\"\nDemikianlah pernyataan si anak muda itu dari mimbar kebijaksanaannya.\nJika seseorang bisa membongkar bagian mesin ini dan menyempurnakannya,\nMaka kinerja mesin ini akan menjadi jauh lebih bagus.\nDengan atau tanpa Vision, tidak memedulikan fisik atau kemampuan bertarung mereka,\n\"Manusia super\" ini pasti jauh lebih kuat dari manusia biasa.\n\nMeskipun berisiko dicela sebagai seorang pelanggar dan dikucilkan dari anggota orang-orang yang bijak,\nSi anak muda ini langsung menuliskan hasil pemikirannya ke dalam catatan penelitian miliknya:\nI. Seperti dugaan, tidak ada terobosan penelitian yang bisa tercapai dengan cara kerja Academia saat ini.\nII. Meskipun begitu, aku akan dirugikan jika aku sampai dikeluarkan dari sini. Aku membutuhkan lingkungan penelitian yang layak.\n\nMengikuti rumor tentang seorang \"pelanggar\", para anggota Fatui terdahulu melacaknya...\n\n\"Hanya seorang manusia super? Jika bangsamu yang hebat bisa menyediakan sumber daya dan waktu yang cukup untukku, aku bahkan bisa membuat sesuatu yang kalian sebut \"dewa\". Bagaimana?\"\nDi padang pasir yang berkilau bagaikan emas cair, dia bertanya pada diplomat Snezhnaya:\n\"Apakah kalian akan memperlakukanku sama seperti Academia? Apakah kamu akan memanggilku monster, atau orang gila?\"\n\"Atau kalian akan memperlakukanku sama seperti kampung halamanku? Mengusirku pergi dengan tongkat dan garpu rumput...?\"\n\nNamun...\n\"Bagus sekali. Kalau begitu, berarti sekarang kita adalah partner.\"\n\"Dan mengenai nama panggilanmu —— menurutmu bagaimana dengan...\"\nTerkejut dengan keironisan atas nama panggilan yang diberikan untuknya, pria muda ini tertawa terbahak-bahak."
},
"sands": {
"name": "Moment of Cessation",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku dengan penutupnya yang tidak dapat dibuka. Tertutup, namun berdetak kuat seiring dengan derasnya aliran waktu yang tidak dapat dihindarkan.",
"story": "Uang bisa dianggap sebagai darah dunia, dan jalur-jalur di mana uang mengalir adalah pembulu darahnya.\nMaka pusat dari dunia ini adalah sebuah jantung yang terbuat dari emas.\n\nDia bukanlah seseorang yang \"diakui\", maka dia hanya bisa mengejar kekuatan duniawi.\nTapi meskipun uang tidak berarti apa-apa di hadapan para dewa,\nMereka tetap menggenggamnya dengan erat, sama seperti berbagai jenis kekuatan lain yang berada dalam genggaman mereka.\n\nMungkin dia sangat terobsesi dengan uang karena dia pernah mengalami kemiskinan,\nAtau mungkin karena dewa tidak pernah menunjukkan kebaikan apa pun padanya, sehingga menyalakan api kebencian pada dirinya...\n\n\"Orang-orang yang berada di tempat asal-usul koin-koin ini sangat menjunjung tinggi sebuah 'kontrak'.\"\n\"Atas nama uang, aku akan mematuhi kontrak antara kita...\"\n\"Kita, dengan cara apa pun, akan menjadi jantung yang memompa uang ke seluruh penjuru dunia.\"\n\"Dan jika saatnya telah tiba, jantung tersebut dapat kita hentikan sesuai kehendak kita.\""
},
"goblet": {
"name": "Surpassing Cup",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir yang dibuat dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Penampilannya sama sekali tidak memberikan petunjuk apa pun tentang usianya kepada orang yang hendak mengamatinya.",
"story": "Dia terlahir dengan wajah yang lebih cantik dari orang lain,\nDitakdirkan untuk hidup panjang dan memiliki keinginan yang hampa.\n\nDia bukanlah makhluk biasa, dia diciptakan oleh dewa tetapi dibuang seperti benda yang tidak berharga.\nTapi karena sebuah kesalahan yang tidak diketahui, dia telah bangkit dari tidurnya,\nDan melangkah masuk ke dunia manusia.\n\nDia telah berjalan tanpa tujuan, hingga akhirnya Fatui menemukannya,\nInilah yang diajarkan oleh pengalamannya:\n\n\"Aku adalah seorang manusia yang melebihi manusia lainnya.\"\n\"Bahkan dewa pun tidak berani mengatur takdirku.\"\n\"Manusia, dewa, bahkan takdir sekalipun tidak pantas menghakimiku,\"\n\"Aku bebas memilih caraku menghabiskan sisa-sisa waktuku.\"\n\n\"Dan karena orang-orang bertopeng ini cukup menarik perhatianku...\"\n\"Kurasa aku akan bergabung dengan mereka.\""
},
"circlet": {
"name": "Mocking Mask",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng yang menutupi wajah, menyembunyikan ekspresi terselubung yang ada di baliknya dari pandangan mata orang lain.",
"story": "Karena noda darah rekan sebangsaku tidak bisa dibersihkan, aku menjadi seorang pelawak, yang menertawakan takdir.\nKarena kemampuan belajarku tidak dapat dibandingkan dengan kaum bijak, aku gagal mendapatkan dukungan dari penguasa sebelumnya.\nAku juga gagal menghentikan mereka untuk merobek selubung dosa yang membawa gelombang kemurkaan ilahi, kehancuran, dan kebodohan...\nMaka aku pun menjadi seorang yang bodoh, seorang Fatui yang mengabdikan diriku kepada Yang Mulia — yang memahami rasa sakitku...\n\nNamaku Pierro, The Jester. Tolong dengarkan kata-kataku ini:\n\nWahai rekan-rekan Fatui yang sombong, aku tahu hati kalian panas karena diliputi oleh api kemarahan, dan dingin karena diliputi musim dingin yang abadi.\nMasing-masing dari kita pasti sudah menyaksikan prinsip-prinsip dunia yang kaku dan tidak masuk akal.\nKarena itulah, mari kita kenakan topeng yang mengejek dunia, dan maju untuk menulis ulang aturan takdir."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,14 @@
{
"name": "Prayers for Destiny",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"1pc": "Mengurangi 40% durasi efek Hydro yang diterima.",
"circlet": {
"name": "Tiara of Torrents",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pada zaman kuno, mahkota upacara dikenakan oleh para imam. Karena direndam dalam air sepanjang tahun, ia memiliki daya tahan yang luar biasa",
"story": "Dikatakan bahwa:\nAda suatu masa ketika orang-orang di dunia bisa secara langsung mendengar suara dari langit.\nPara malaikat berjalan di antara manusia. Pada saat itu, api mulai padam dan hujan pun mulai turun.\n\nOrang menikmati kemakmuran dan memanen beragam produk pertanian.\nPada saat itu bumi menerima berkah dan kekuatan dari langit, unsur-unsurnya mengalir dengan lancar dan teratur.\nPanen 100 tahun telah ditulis di dalam aturan langit yang sakral, dan tidak akan pernah ada perubahan sedikit pun.\n\nTapi bagaimana setelah seratus tahun dan seribu tahun kemudian? Apakah bumi akan menjadi mandul dan lapar?\nAltar dan istana akan dimakamkan di bawah tanah, hanya perak dan kayu yang menemani...\n\nMengetahui hal itu, malaikat langit tidak menjawab. Untuk memahami nasib,\nImam kepala mengenakan topi tinggi berwarna putih dan pergi ke bagian terdalam bumi ..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,14 @@
{
"name": "Prayers for Illumination",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"1pc": "Mengurangi 40% durasi efek Pyro yang diterima.",
"circlet": {
"name": "Tiara of Flame",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pada zaman kuno, mahkota upacara dikenakan oleh para imam. Karena melewati nyala api tahun demi tahun, ia memiliki perlawanan yang luar biasa.",
"story": "Dikatakan bahwa:\nAda suatu masa ketika orang-orang di dunia bisa secara langsung mendengar suara dari langit.\nPara malaikat berjalan di antara manusia. Pada saat itu, es yang abadi mulai mencair secara bertahap dan api kehidupan yang baru mulai menyala.\n\nOrang-orang yang menikmati kemakmuran, memercayakan segalanya pada instruksi yang berasal dari langit.\nPara malaikat dari langit berkata, dunia sedang memasuki era baru yang lebih cerah.\nIni adalah takdir yang pasti, dan sama sekali tidak akan ada kemungkinan penyimpangan di masa depan.\n\nAkankah era yang begitu indah berakhir suatu hari nanti...\n\nMalaikat langit tidak menjawab. Sehingga orang-orang memilih seorang imam kepala,\nMembuatnya mengenakan topi tinggi berwarna putih, untuk pergi ke bagian terdalam bumi,\nUntuk mencari pencerahan dan jawaban dari kota dan altar jauh yang ditinggalkan, yang terkubur jauh di bawah tanah..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,14 @@
{
"name": "Prayers for Wisdom",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"1pc": "Mengurangi 40% durasi efek Electro yang diterima.",
"circlet": {
"name": "Tiara of Thunder",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pada zaman kuno, mahkota upacara dikenakan oleh para imam. Karena mendengarkan guntur tahun demi tahun, ia memiliki perlawanan yang luar biasa.",
"story": "Dikatakan bahwa:\nAda suatu masa ketika orang-orang di dunia bisa secara langsung mendengar suara dari langit.\nPara malaikat berjalan di antara manusia. Pada saat itu, sungai dan lautan mulai mengering, dan guntur mulai bergerak menuruni bumi.\n\nOrang menikmati kebijaksanaan yang mengalir dari sana. Dan kebijaksanaan membawa kemakmuran.\nPada akhirnya kemakmuran membawa kebanggaan dan impian, serta kebijaksanaan untuk mengajukan berbagai pertanyaan.\n\nManusia mulai mempertanyakan otoritas langit, dan karena alasan inilah, mereka mencoba untuk menemukan kediaman para Dewa.\nMeskipun telah menjanjikan cinta para Dewa, kemakmuran dan kebijaksanaan, para malaikat langit tetap marah.\nKarena keraguan tentang keabadian tidak diperbolehkan,\nTidak dapat menoleransi hal kotor dan tanah berdebu dari duniawi untuk bisa sampai ke langit-\n\nImam kepala mengenakan topi tinggi berwarna putih, untuk meredakan amarah langit,\nPergi ke bagian terdalam bumi, mencari kebijaksanaan yang tersembunyi di pohon perak ibukota kuno ..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,14 @@
{
"name": "Prayers to Springtime",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"1pc": "Mengurangi 40% durasi efek Cryo yang diterima.",
"circlet": {
"name": "Tiara of Frost",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Pada zaman kuno, mahkota upacara dikenakan oleh para imam. Karena bertahun-tahun mengalami cuaca sedingin es, ia memiliki daya tahan yang luar biasa.",
"story": "Dikatakan bahwa:\nPara imam kepala di masa lalu telah melihat pemandangan yang sama pada akhir hidup mereka:\nTopi upacara ditumpuk di mana-mana di bawah pohon kering.\nDi balik semuanya terdapat rahasia yang tersimpan seumur hidup.\nSetelah setiap imam kepala pensiun, dia akan memberikan kembali topi upacara tersebut dengan utuh ke dunia.\nSetiap ibu kota kuno yang agung dan altar yang khidmat akan kembali ke tanah yang dalam.\n\nTentu saja semua kemakmuran memiliki tujuan.\nTetapi ini tidak berarti bahwa tidak ada keabadian.\n\nPada akhir siklus, bumi sekali lagi akan mengantarkan musim semi ke dunia. Karena itu, \"keabadian\" akan terus berputar.\n\"Mencari kebenaran\" adalah kebijaksanaan yang dibawa oleh kemakmuran, bukan benih yang dibutuhkan untuk menghasilkan kemakmuran.\n\nDikatakan bahwa:\nAda suatu masa ketika orang-orang di bumi masih bisa secara langsung mendengar perintah dari pulau di atas langit.\nPara malaikat berjalan di antara manusia. Pada saat itu, kehidupan di bumi melemah, dan bumi membeku selamanya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Resolution of Sojourner",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Meningkatkan 30% CRIT Rate dari Charged Attack.",
"flower": {
"name": "Heart of Comradeship",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga kecil berwarna biru mutiara, dengan sehelai pita tersematkan di bagian batangnya.",
"story": "Seorang pengembara dari jarak jauh mengenakan bunga ini di dadanya.\n\nUntuk mengejar cita-cita dan hidup yang diinginkannya, para pengembara meninggalkan kampung halaman mereka yang indah.\nDi danau yang sejuk dan indah, dia tidak sengaja bertemu gadis muda yang mengerutkan alisnya.\n\n\"Apakah dia pengembara dari negeri jauh... ah sudahlah, siapa pun juga tak masalah.\"\n\"Apakah kamu seorang musisi? Kalau begitu tolong jangan gunakan kalimat klise dan lagu untuk membuatku malu.\"\n\"Aku hanya berharap kamu dapat mengingat diriku yang sekarang.\"\n\"Sebelum aku diberikan sebagai kurban untuk sebuah 'festival '\"\n\nPengembara yang meninggalkan kampung halamannya menaruh bunga ini di dadanya.\nKarena aku tidak mencintai siapa pun kecuali diriku sendiri, sehingga aku bisa membuang segalanya sesuka hatiku;\nDengan cara ini, dia dapat mengingat gadis itu seperti yang dijanjikannya, dan mengambil risiko..."
},
"plume": {
"name": "Feather of Homecoming",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Anak panah biru yang mana di dalamnya terpendam perasaan seorang pengembara, yang kini telah sirna dan tiada.",
"story": "Harapan terkoyak oleh kekuatan besar, janji untuk bertemu kembali hilang bagaikan bayangan.\nPengembara yang berkeliaran di seluruh dunia sekali lagi kehilangan rumahnya.\n\nSenyum sinis yang merampas kebahagiaan orang yang dicintai,\nPerselisihan tiada akhir yang menghancurkan hati dan jiwa.\nIrama melodi yang lembut, lucu, dan menyenangkan, \nSemuanya berubah menjadi suara dentang tajam yang keras dan dingin.\n\nUntuk teman-teman lama, untuk orang-orang terkasih, untuk secangkir anggur yang tidak pernah bisa diminum lagi.\nUntuk kebebasan, kehidupan, dan untuk balas dendam atas kejahatan yang merenggut senyumnya\nDengan tekad bulat, sang pengembara memetik senar terakhir dan menembakkan anak panah tajamnya yang terakhir.\n\nKetika hidupnya berangsur-angsur pindah ke tanah baru tempatnya berpijak, dia memandang ke arah langit biru.\nBenar, ternyata langit di sini pun terhubung dengan langit di kampung halamanku..."
},
"sands": {
"name": "Sundial of the Sojourner",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam bayangan matahari yang antik dan tua, selalu memperhatikan cahaya matahari dan bulan yang melintasi angkasa.",
"story": "Pengembara yang mengejar nasib juga mengejar waktu yang tidak pernah berakhir.\nOrkestra melawan para bangsawan, hasilnya akan mengalir dalam aliran waktu selamanya.\n\nSelama perjalanan panjang, perhitungan apa pun mungkin tidak akan akurat.\nSatu-satunya hal yang tidak akan pernah gagal adalah jam yang berdasarkan pada matahari dan bulan.\nUntuk mengejar waktu yang tak terlihat, pengembara hanya dapat berpacu dengan langkah cahaya.\n\nIstana kediaman megah para bangsawan, dan anggota orkestra yang kehilangan rumah mereka karena tirani,\nKeduanya berada pada posisi dan waktu kekal yang sama, kecewa dengan berlalunya sang waktu.\n\nSaat bulan tidak muncul di tengah kegelapan malam, jam matahari yang gelap memancarkan wajah lelah seseorang yang asing.\n\"Lagu yang indah sudah mendekati akhirnya, begitu pula melodi yang indah itu mendekati akhir\"\n\"Bisakah aku melihat senyummu saat menara di alun-alun itu akhirnya runtuh?\""
},
"goblet": {
"name": "Goblet of the Sojourner",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Piala keramik biasa yang sebelumnya pernah dituang penuh arak untuk menemani saat-saat gembira.",
"story": "Lira memiliki empat senar.\nSiang dan malam minum bersama anggota orkestra, merupakan saat-saat paling bahagia dalam perjalanan.\nAwalnya aku hanya bertemu dengan sang konduktor, tapi tak melihat untaian takdir yang ada,\nDia juga membawa gadis yang menggunakan seruling sebagai pedang dan \"Kreuzlied\" kepada sang pengembara.\n\nDi Tavern, dia memperkenalkan gadis tersebut kepada teman-temannya dengan menggunakan lagu dan tarian.\nPengembara yang mabuk menjentikkan senar pada instrumennya.\n\nAku tidak harus bertualang sendirian lagi setelah ini karena adany mereka...\nMungkin baik juga bila bisa pergi bersama mereka, sampai akhir perjalanan."
},
"circlet": {
"name": "Crown of Parting",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota yang memancarkan aura angin musim semi.",
"story": "Para pengembara yang berpisah akan mengenakan mahkota dari ranting pohon ini sebagai kenang-kenangan terakhir,\nUntuk mengenang kekasihnya yang telah tiada bersama dengan angin dan dandelion.\n\nPengembara itu adalah musisi yang bertualang ke seluruh penjuru dunia, sedangkan gadis di negeri anggur itu masih menjadi tawanan para bangsawan.\nDengan alasan yang bahkan dia sendiri tidak bisa mengerti, melodi cinta yang romantis selalu keluar dari hatinya.\n\n\"Hal yang paling menyentuh bagiku... adalah senyummu\"\n\"Karena sejak aku mengenalmu, aku belum pernah melihatnya\"\n\"Aku akan mematahkan belenggu yang menahanmu\"\n\"Jika saatnya tiba, biarkan aku melihat senyum di wajahmu.\"\n\n\"Ah, terima kasih. Akan sangat bagus sekali jika itu benar-benar bisa dilakukan\"\nMeski terdengar indah, tapi apakah kata-katanya bisa dipercaya..."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Retracing Bolide",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Meningkatkan 35% kekuatan perisai.",
"4pc": "Meningkatkan 40% Normal dan Charged Attack saat perisai aktif.",
"flower": {
"name": "Summer Night's Bloom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga buatan tangan manusia, selalu mekar di dalam musim apa pun. Mungkin saja, bunga buatan manusia pun memiliki nyawa?",
"story": "Bunga pada festival musim panas yang akan selalu mekar,\nTidak akan layu bahkan jika terkubur di bawah es dan salju sekalipun.\n\nBeberapa orang akan menyebutnya sebagai kehidupan yang palsu,\nKarena hidup selalu mengandung perubahan, rasa sakit dan pertumbuhan,\nDalam pertemuan, dan juga perpisahan.\n\nMeski begitu, sepertinya aku melihat kembang api bersamanya di festival musim panas pada waktu itu,\nIngatan yang muncul dan menghilang di atas langit,\nGadis dengan mata yang sipit seperti rubah akhirnya menghilang,\nHanya bunga yang tidak pernah layu yang ditinggalkannya yang akan selalu ingat.\n\nLagi pula, itu karena adanya kehidupan,\nSeperti bunga musim panas abadi ini,\nTetapi sebagian besar kehidupan bagaikan kembang api yang tiba-tiba menghilang."
},
"plume": {
"name": "Summer Night's Finale",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Dart kayu yang dibuat dengan sangat teliti. Dart ini tidak akan berhenti meluncur sebelum mencapai tujuannya.",
"story": "Anak panah kayu yang indah sangat umum di festival musim panas.\nDi dalam kisah-kisah mendebarkan tentang Inazuma,\nAda legenda yang menceritakan pertemuan antara manusia dan sesuatu lain yang bukan manusia...\n\nUntuk merayakan kehamilan istrinya, seseorang pergi ke kuil untuk berdoa.\nTetapi entah kenapa, aku membawa benda-benda ini ketika naik ke atas gunung,\nBola air pada usia tujuh tahun, muka rubah pada usia tujuh belas tahun,\nDan sekuntum bunga yang tidak akan layu dalam sepuluh atau ratusan tahun sekalipun.\n\nSebenarnya kenapa masih berharap untuk melihatnya lagi,\nMeski tidak ada kata-kata yang cocok untuk menggambarkannya, dan meski hidupku memang sulit,\nDan kita butuh waktu cukup lama untuk mencari pewarisnya,\nSeharusnya aku bisa berbahagia dengan hidupku-\n\nDalam perjalanan mendaki gunung, aku memilih jalan memutar khusus ke tempat di mana aku biasa menonton kembang api bersamanya.\nSambil menyibakkan semak-semak dedaunan ke sampingnya, aku seperti melihatnya duduk diam di atas batu berbalut pakaian putih.\nTetapi ketika melangkah maju, ternyata itu tidak lebih dari seekor rubah yang berjemur di bawah sinar matahari.\nMendengar suaraku menginjak ranting-ranting yang kering, dia melompat dan lari ke dalam hutan,\nSeperti titik terang cahaya yang diciptakan oleh daun yang digerakkan oleh angin, berkedip-kedip sejenak dan menghilang.\nAku melangkah maju, hanya menyisakan anak panah kayu yang sudah tua di atas batu."
},
"sands": {
"name": "Summer Night's Moment",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang detaknya telah terhenti di suatu waktu.",
"story": "Jam saku kecil dengan dekorasi yang indah.\nNamun, berhenti pada saat-saat tertentu.\nDi dalam kisah-kisah mendebarkan tentang Inazuma,\nTerkait dalam perjumpaan dengan hal-hal yang bukan manusia...\n\nPada malam festival musim panas, aku berjalan bersama gadis yang kusuka.\nLalu samar-samar aku mendengar suara anak yang hilang menangis.\nAku terkejut, dan tidak sengaja membuat kakiku terkilir dan memecahkan jam saku milikku.\n\nKetika dia pergi untuk mencari obat,\nLalu karena aku ingin memberi jalan bagi mereka yang berlalu lalang,\nAku terduduk dan beristirahat di atas batu di tepi jalan.\nGadis cantik mengenakan topeng duduk di sebelahnya.\n\"Sangat sedikit orang yang tahu tempat ini.\"\n\"Ini tempat yang bagus untuk melihat kembang api.\"\n\nKupikir itu hanya sebuah mimpi,\nMeskipun aku belum melihatnya lagi selama sepuluh tahun,\nMeskipun aku belum bertambah tua dalam sepuluh tahun...\n\n\"Kamu juga sudah tua. Sepertinya kita tidak perlu memancing perahu layar.\"\nOh? Aku membawa anggur, maukah melihat kembang api bersama?\""
},
"goblet": {
"name": "Summer Night's Waterballoon",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Balon air yang dapat terlihat di mana pun saat festival musim panas berlangsung, tetapi yang satu ini kualitasnya benar-benar luar biasa.",
"story": "Balon yang berisi air.\nDalam kisah yang mengerikan tentang Inazuma,\nItu adalah kenang-kenangan yang didapat setiap kali kamu bertemu dengan hal yang bukan manusia...\n\nAku terpisah dari orang tuaku pada festival musim panas.\nJelas-jelas itu hanya sekejap mata saja, hanya karena aku ingin melihat balon air,\nAku mengendurkan sedikit pegangan pada lengan baju ayahku.\nOrang-orang yang menjaga Dewa di festival itu membuat kami terpisah.\n\nAku berdiri di dekat sarang burung di jalan dan menangis,\nDan menghitung langkah kaki ke atas gunung.\nTidak tahu sejak kapan dia tiba-tiba berdiri di sampingku,\nSeorang gadis cantik dengan mata seperti rubah memegang tanganku.\n\n\"Ah siapa yang meninggalkan anak yang begitu imut di sini.\"\n\"Bagaimana? Apakah kamu ingin menonton kembang api, melempar panah, atau menangkap perahu layar?\""
},
"circlet": {
"name": "Summer Night's Mask",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng yang sangat populer dibuat berdasarkan gambar Dewa legendaris.",
"story": "Penampilan seperti Dewa.\nTopeng yang dibuat serupa dengan Dewa yang legendaris.\n\nDalam sebuah legenda, orang sering kali mengambil bentuk seekor rubah,\nPara Dewa di dunia ini, cenderung ingin menyembunyikan wajahnya,\nMungkin karena aku juga menginginkan perubahan yang seperti itu.\n\nDalam legenda Inazuma, semuanya memiliki jiwa dan hidup.\n-walaupun demikian,\nTakutnya kebanyakan dari mereka berada di bawah tekanan dari shogun,\nMeninggalkan kota dan pergi bersembunyi jauh di dalam hutan.\n\nNamun, banyak orang masih percaya pada Dewa,\nMasih memercayai bahwa dengan melewati ribuan tahun dapat membuat hewan memiliki kekuatan seperti Adeptus.\nKarena itu, mereka juga percaya pada apa yang dilambangkan oleh wajah rubah ini.\n\nDi bagian belakang topeng terdapat pesan yang ditulis dengan tulisan tangan yang sangat halus.\n\"Maaf, karena bersembunyi dari suara kembang api\"\n\"Seharusnya kita tidak usah bertemu lagi. Jagalah dirimu\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Scholar",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Energy Recharge +20%.",
"4pc": "Mendapatkan Elemental Particle/Orb akan memberikan 3 Energy kepada seluruh anggota party yang mengenakan bow atau catalyst. Dapat terpicu setiap 3 detik.",
"flower": {
"name": "Scholar's Bookmark",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga kering yang digunakan sebagai pembatas buku, aroma bunganya kini telah tergantikan dengan aroma buku.",
"story": "Bunga adalah pemandangan yang sangat langka dilihat oleh pelajar di menara gading yang selalu ditemani oleh tumpukan buku-buku.\nSeorang pemuda, yang mengagumi pelajar itu, pernah memberinya bunga yang eksotis dengan harapan bisa membawa sedikit kehidupan dalam hidupnya yang hambar dan kesepian saat dia belajar.\nPelajar itu menerima bunga itu dengan senang hati dan membuatnya sebagai pembatas buku.\nSejak saat itu, ada sedikit warna di antara halaman-halaman tumpukan buku tersebut."
},
"plume": {
"name": "Scholar's Quill Pen",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu seekor burung yang digunakan sebagai pena untuk menulis. Ujungnya yang tadinya putih kini berwarna hitam pekat.",
"story": "Bulu pena milik pelajar itu terbuat dari bulu burung eksotis.\nSetelah menulis sekian banyak, bulu tersebut berubah hitam.\nDi sekian tahun hidupnya, pelajar tersebut tidak pernah berpikir untuk mengganti pena bulunya dengan yang baru.\nSama seperti seorang prajurit lama merasa nyaman dengan senjatanya sendiri, seorang pelajar memerlukan pena yang nyaman untuknya."
},
"sands": {
"name": "Scholar's Clock",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah jam kecil yang cocok diletakkan di atas meja. Berguna sebagai satu-satunya petunjuk waktu bagi pelajar yang tenggelam dalam buku-buku bacaannya.",
"story": "Sebuah jam yang kecil ditaruh di atas meja sang pelajar.\nMenghabiskan siang dan malam hanya untuk belajar, sang pelajar lupa mengenai waktu.\nJam elegan itu seolah membimbingnya dalam perjalanan tiada henti dalam mencari ilmu pengetahuan.\nWaktu yang dihabiskannya akan terbukti berhasil. Ilmu pengetahuan akan menemukan jalan kepadanya."
},
"goblet": {
"name": "Scholar's Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Awalnya merupakan alat penampung air yang digunakan untuk minum. Kini telah berubah warna menjadi hitam karena digunakan untuk mencuci kuas tinta.",
"story": "Sebuah cangkir teh cantik milik seorang pelajar. Terbuat dari porselen ringan dan disepuh dengan garis-garis emas.\nCangkir mungil itu sangat kontras dengan ruangan berantakan tempat ditemukannya, tetapi tampaknya menunjukkan bahwa pelajar itu berasal dari keluarga kaya.\nTanpa memedulikan kecantikan dan kegunaan dari cangkir teh itu, pelajar di menara gading itu mencelupkan bulu penanya.\nDia hanya melihatnya sebagai cara yang praktis untuk mencuci ujungnya. Sekarang cangkir itu telah tercemar oleh tinta dan kehilangan kecantikannya."
},
"circlet": {
"name": "Scholar's Glasses",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Membaca terlalu banyak, terkadang dapat membuat penglihatan menjadi buruk. Alat ini digunakan untuk mengurangi dampak dari buruknya penglihatan mata.",
"story": "Mengejar ilmu pengetahuan adalah pertaruhan berisiko. Bahkan setelah mencurahkan seluruh hidup seseorang untuk itu, mungkin bisa saja menjadi sia-sia.\nPelajar itu menghabiskan setengah masa hidupnya melakukan penelitian tanpa batas, membuat banyak catatan dan perhitungan.\nGagal mencari jawaban yang dia inginkan, dia pernah ragu dan mempertanyakan pilihan karirnya, dan akhirnya menghabiskan waktu lebih banyak.\nPenglihatannya yang dulu tajam juga rusak karena terlalu banyak membaca,\nNamun, jawaban yang dia cari masih belum dapat dicapainya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Shimenawa's Reminiscence",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Saat melancarkan Elemental Skill, jika Karakter mempunyai 15 Energy atau lebih, maka akan kehilangan 15 Energy dan Normal/Charged/ Plunging Attack DMG meningkat sebesar 50% selama 10 detik. Efek ini tidak bisa terpicu lagi selama durasinya masih aktif.",
"flower": {
"name": "Entangling Bloom",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Jimat indah yang terbuat dari tali kertas yang dipilin. Orang mengatakan bahwa di dalam benda ini terkandung sebuah kekuatan untuk mewujudkan keinginan-keinginan menjadi kenyataan.",
"story": "Ilmu menenun Omamori dikenal dengan nama Mizuhiki,\nyang katanya dapat mengikat keinginan orang dengan takdirnya.\n\nDulu, aku belajar mengurus urusan-urusan di kuil di bawah bimbingan Kitsune yang hebat.\nKetika itu, aku hanyalah seorang Miko naif yang datang ke Narukami dari sebuah desa nelayan.\nAku yang dulunya lugu, keras kepala, terburu-buru dan selalu ingin tahu bak anak kecil,\naku adalah anak naif yang selalu skeptis terhadap kata-kata Nona Saiguu yang elegan tetapi tidak dapat dipahami.\n\n\"Semua hal di dunia saling berkaitan, ilusi pun tercipta dari kenyataan konkret.\"\n\"Omamori tidak bisa mengabulkan keinginan, namun ia mengabadikannya dalam tenunan.\"\n\nSetelah melihat ekspresi wajahku yang bingung dan tidak bisa mengerti, Nona Kitsune tidak bisa menahan tawanya, \nDia lalu mengetuk kepalaku dengan pipa tembakau di tangannya, dan dengan cerdik mengubah topik pembicaraan.\n\n\"Hibiki, kamu pasti sudah ketemu orang yang ditakdirkan untukmu ya?\"\n\n\"Takdir apa yang ada antara aku dan orang yang kasar seperti dia!\"\n\n\"Ah, begitukah?\"\n\nNamun pada akhirnya, gelapnya malam menelan segalanya.\nDemikian pula dengan \"takdir\" itu."
},
"plume": {
"name": "Shaft of Remembrance",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Panah pembunuh iblis yang agak kuno. Benda ini tampaknya telah benar-benar dirawat dengan sangat apik, bahkan sampai saat ini.",
"story": "Panah ajaib yang digunakan kuil untuk memohon berkah dan mengusir bala,\nyang katanya mampu mengejar dan menghancurkan semua iblis.\n\nPanah pembasmi iblis sering dipakai untuk mengusir kejahatan, namun kejahatan sesungguhnya bukanlah sebuah objek.\nKejahatan datang dari hati, lahir dari hati manusia yang kosong dan dingin karena ketakutan dan kebingungan.\nNona Saiguu sudah lama pergi, dan aku juga bukan lagi seorang Miko muda yang sedang berlatih di Kuil Agung Narukami.\nSetiap kali memegang pipa tembakau kosong itu, rasa sakit dan hampa selalu muncul menghantui.\n\nMemiliki dia yang layak untuk dirindukan, kehilangan dia yang tidak dapat dilupakan, demikianlah waktu terus berlalu layaknya roda yang tak berhenti berputar.\nTenang dan damai, sosok putih Nona Saiguu yang tersembunyi di kegelapan masih terukir jelas dalam mimpi sang Miko.\nTengu Agung pergi mengasingkan dirinya sendiri, marah kepada dirinya sendiri yang tidak becus sebagai pelindung dari Nona Saiguu, meninggalkan Teruyo sendirian.\nHarunosuke pergi ke negeri yang jauh dalam kesedihan dan kemarahan, sementara Nagamasa bergabung dengan Shogunate untuk membersihkan nama Mikoshi.\nAdapun pria yang mengajariku memanah, yang mendengarkan dengan sabar sumpah naifku di bawah pohon Sakura,\nPada akhirnya, dia akan kembali padaku, bahkan jika percikan darah membutakannya, dan kegelapan serta kebusukan mengubahnya menjadi binatang buas...\n\nBusur dan panah kita yang akan menolongnya, menggenapi janji yang ditakdirkan untuk hilang.\nBusur dan panah kita yang menghancurkan kejahatan, menyingkirkan delusi dan keterikatan yang tidak berarti.\n\n\"Tukang judi bodoh, kemari dan temui aku.\"\n\"Jangan tersesat lagi kali ini, Konbumaru.\"\n\nTapi siapa ya yang menang taruhan terakhir...\nDia membelai busur yang indah itu sambil memikirkan sesuatu yang tak penting."
},
"sands": {
"name": "Morning Dew's Moment",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku perunggu yang dihiasi dengan kabel kertas yang dipilin dan sebuah lonceng. Tangannya membeku abadi pada awal hari musim gugur tertentu.",
"story": "Sebuah jam berhiaskan lonceng kuil,\nyang jarumnya selalu berada di waktu embun pagi sebelum menghilang.\n\nEmbun yang menguap seiring fajar yang menyingsing.\nRibuan warna menghiasi pemandangan, begitu indah, begitu singkat.\n\nNyanyian jangkrik dan terang bulan di musim gugur yang pernah kukagumi bersama Nona Saiguu.\nAku yang kala itu hanyalah seorang miko desa, muda dan keras kepala.\nSeperti burung yang berkicau, bersikukuh pada pemahamannya.\nSeutas senyum terlintas di wajah Nona Kitsune, membuatku terpesona, tetapi kata-katanya — tetap tidak dapat dipahami:\n\n\"Ingin menahan saat-saat penuh keindahan untuk selamanya, itu tak ubahnya mencoba menggenggam erat embun dengan telapak tangan.\"\n\"Aku pergi seperti embun pagi, kesanmu padaku tak lebih dari penglihatan yang tersisa, yang terlahir dari harapanmu.\"\n\nSamar-samar dalam ingatanku, dia terus mengutarakan kata-kata yang sukar dipahami, dan wajahnya sedih bagiakan bulan yang redup, dan tiba-tiba...\nDia mengetuk kepalaku dengan pipa tembakaunya, dan ekspresi wajahnya berubah seperti mengolok-olok:\n\n\"Hibiki, matahari sudah mau terbit.\"\n\"Kita harus kembali.\""
},
"goblet": {
"name": "Hopeful Heart",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Tabung ramalan khusus. Mekanisme di bagian bawahnya memungkinkan orang dengan mudah untuk membuang semua stik permohonan yang tidak diinginkan.",
"story": "Tabung ramalan khusus yang digunakan kuil untuk meramal,\nyang katanya mengandung nasib baik para Kitsune.\n\nRamalan diperuntukkan bagi mereka yang kebingungan. Baik maupun buruk, keduanya dapat membantumu menentukan masa depan.\nDengan kata lain, mereka adalah orang yang kebingungan, dan tidak ada ramalan yang tidak tepat.\nBanyak ilmu yang bisa dipelajari dari kuil. Bahkan orang bodoh seperti aku pun jadi mampu berbicara seperti Kitsune yang agung.\nPada masa ini, bahkan makhluk bukan manusia seperti Yougou Tengu saja punya seorang putri.\nBahkan Konbumaru yang bodoh saja bisa jadi pasukan Hatamoto yang mengabdi langsung di bawah Shogun, dan akan segera menikah dengan putri samurai kelas atas...\n\n\"Anak itu lucu sekali, bahkan sampai bisa mengeluarkan sifat keibuan seorang Tengu yang tahunya cuma ribut soal membunuh dan bermain sepanjang hari...\"\n\"Tapi... Kuil ini memang kurang keceriaan dari anak-anak, dan itu tidak bagus. Hei, Kanade, mau tidak jadi anak kecil lagi?\"\n\nSeperti biasa, Nona Kitsune ini suka bercanda kelewatan. Dengan diselimuti aroma Sakura Wine, dia pun mendekat.\n\n\"Aw, Kanade, kenapa cemberut begitu? Bagaimana kalau begini saja. Aku, Nona Saiguu ini akan meramalmu!\"\n\"Haha, lihat! Lihat! Keberuntungan Besar! Kamu tahu apa artinya?\"\n\"Artinya, Anda sudah membuang semua slip nasib sial itu. Tolong jangan mengolok-olok aku lagi, Nona Saiguu...\"\n\"Salah... itu berarti orang yang kamu rindukan akan beruntung dan menjadi kenangan abadimu.\"\n\nJadi, kamu harus kuat dan terus hidup di dunia ini untuk waktu yang lama.\nBahkan ketika semua yang kamu sayangi sudah pergi, selama kamu masih hidup,\nsaat-saat yang kamu lalui bersama mereka tak akan pernah sirna..."
},
"circlet": {
"name": "Capricious Visage",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng upacara berwajah rubah yang terawat dengan apik. Senyuman kecil yang penuh teka-teki menghiasi bibirnya.",
"story": "Topeng upacara yang bersih dan elegan, yang pernah menjadi milik seorang Miko,\nSenyum tipis tergambar di sudut bibirnya, tetapi tidak ada cahaya nyata di matanya.\n\nAku telah belajar di Kuil Agung sekian lama, dan merasa sudah jauh lebih dewasa.\nTak lagi polos seperti ketika muda dulu, aku sudah semakin mandiri sekarang.\nTapi entah mengapa, semakin aku tumbuh dewasa, semakin murung pula wajah Nona Saiguu.\nEkspresinya bukan menunjukkan kekhawatiran, bukan pula ketakutan, namun kesedihan yang mendalam...\n\n\"Di dunia ini tidak ada yang tetap. Cinta cepat berlalu, dan bahkan kenangan yang abadi mungkin akan hilang.\"\n\"Kehilangan ingatan sama saja kehilangan nyawa, bagaikan mati dalam kegelapan abadi.\"\n\nKali ini, bahkan senyum kecilnya tak bisa menyembunyikan ekspresi kesedihannya.\nFestival yang seharusnya meriah, malah seperti hari perpisahan...\n\n\"Oh iya. Bagaimana kalau kamu menceritakan padaku tentang si bodoh Konbumaru?\"\n\"Ada apa? Apa kamu masih takut kalau wanita tua sepertiku akan merebutnya darimu?\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Tenacity of the Millelith",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "HP +20%.",
"4pc": "Saat Elemental Skill mengenai musuh, meningkatkan 20% ATK dan 30% kekuatan perisai seluruh anggota party di sekitar selama 3 detik. Efek ini hanya dapat terpicu setiap 0,5 detik. Efek tetap dapat terpicu meskipun Karakter yang mengenakan set Artefak ini tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Flower of Accolades",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang terbuat dari daun emas. Bunga ini melambangkan kemuliaan dan kehormatan yang diraih oleh pemakainya.",
"story": "Di masa lalu, saat lagu-lagu dikumandangkan dari puncak tebang, sebuah meteorit jatuh ke dalam Chasm.\nDari atas langit yang tak berujung itu, tiba-tiba jatuh sebuah meteorit besi yang menghantam tanah, dan seketika mengubah bumi menjadi pasir kristal glasir.\n\nMeskipun hidup manusia berakhir dalam sekejap mata, Rex Lapis sendiri yang memberikan perintah agar para Millelith pergi melindungi tambang-tambang.\nSaat para Abyss datang membanjiri, pasukan Millelith berhasil mengawal ribuan penduduk ke tempat yang aman.\nPara penambang bercerita tentang sebagian prajurit di garis belakang yang tetap tinggal di dalam Chasm,\nMereka bertempur dengan gagah berani bersama dengan sang Yaksha tanpa nama, hingga akhirnya mereka mengorbankan nyawanya di antara bebatuan tajam.\n\nSeiring waktu, nama para manusia dan Adeptus semakin terlupakan. Seiring waktu, bahkan gunung dan sungai pun dapat berubah bentuk.\nTetapi waktu tidak akan pernah bisa menghapus jasa-jasa mereka yang sangat terhormat. Seperti bunga berdaun emas ini, mereka akan selalu bersinar selamanya.\nLima ratus tahun kemudian, kota pelabuhan ini tetap tenang dan damai, sama seperti di hari malapetaka itu berhasil diredakan.\nHingga kini, para prajurit tetap mengenakan bunga emas ini dengan rasa bangga, untuk menghormati pengorbanan para leluhur mereka."
},
"plume": {
"name": "Ceremonial War-Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu elang yang dikenakan pada pertemuan-pertemuan upacara. Bulu ini menunjukkan martabat dan tekad Pelabuhan Liyue kepada dunia.",
"story": "Sebagai simbol pelayanan militer, pasukan Millelith menggunakan bulu burung pemangsa untuk menghiasi seragam mereka.\nBulu ekor ini hanya boleh dipakai saat upacara tertentu saja. Bulu-bulu ini sangat efektif dalam meningkatkan semangat para penduduk, dan membuat para pendatang berdecak kagum.\n\nLegenda mengatakan bahwa pada awalnya, tradisi bulu-bulu yang dikenakan pasukan Millelith berasal dari sang Yaksha tanpa nama.\nDalam pertarungan sengit antara sang Yaksha dengan Abyss, bulu-bulu yang berjatuhan ke tanah dianggap sebagai simbol harapan.\nPada akhirnya, sang Yaksha dan manusia pemberani tenggelam dalam tidur panjang di sarang musuh yang gelap.\nHati Rex Lapis sangat tersentuh oleh pengorbanan mereka, dan ia pun berduka tanpa sepatah kata pun, di antara suara gumaman batu-batu pegunungan.\nOrang-orang memercayai bahwa Yaksha tanpa nama yang mempertahankan The Chasm, sebenarnya tidak bertindak di bawah perintah Rex Lapis.\nMelainkan, tindakan sang Yaksha bertujuan untuk menebus dosa lama... biaya yang harus dibayarkan untuk kepengecutan dan pelarian diri.\n\nBagaimanapun kebenarannya, sang Yaksha yang tadinya terbang di ketinggian surgawi, kini telah kembali untuk hidup bebas di antara awan-awan.\nTetapi para prajurit lain, terlelap dalam tidur abadi di dalam The Chasm... legenda mereka akan terus berkembang seiring berjalannya waktu."
},
"sands": {
"name": "Orichalceous Time-Dial",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Alat sederhana yang berfungsi sebagai penunjuk waktu. Benda ini pernah menjadi perlengkapan wajib bagi Millelith selama masa perang.",
"story": "Pengukur waktu yang kokoh dan menggunakan tenaga sinar matahari atau bulan, benda ini dapat menangkap cahaya bahkan di malam tergelap sekalipun.\nSaat Liyue terancam oleh kejahatan yang hitam pekat, jam ini mengingatkan para prajurit tentang kehangatan cahaya matahari.\n\nSaat bertarung bersama sang Yaksha, para prajurit manusia ini tidak bisa menghindar dari karma yang merasuk, atau terluka dalam sebuah pertumpahan darah.\nUntuk mencegah diri mereka dikonsumsi oleh kegelapan dari pembantaian ini, para prajurit Millelith menggunakan jam ini untuk menandakan jalannya waktu selama pertempuran.\nMereka menetapkan kecepatan dan jadwal berbaris, sehingga sekelompok tentara manusia akan bergabung ke pertempuran sebelum kelompok sebelumnya mundur. \nSiklus pergantian maju dan mundur ini terus berlanjut hingga ke kedalaman Chasm, di mana Yaksha dan prajurit pemberani akhirnya gugur.\n\n100 tahun kemudian, alat pengukur waktu ini digali oleh seorang penambang. Permukaan perunggunya berkilau di bawah cahaya bintang-bintang.\nAda sebuah legenda yang menceritakan tentang seorang kolektor barang antik yang mengenakan jubah hitam. Dia menjelajahi semua toko di jalan dan membeli semua Orichalceous Time-Dial yang dia temukan dengan harga tinggi.\nBeberapa penjual penasaran dan ingin tahu alasan kolektor ini membeli jamnya, tapi dia selalu menghindar dari pertanyaan dengan berbagai jenis alasan.\nJadi apa tujuan orang ini sebenarnya? Mungkin hanya sang waktu yang terus berjalan tanpa henti yang bisa memberikan jawaban."
},
"goblet": {
"name": "Noble's Pledging Vessel",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Sebuah cangkir emas yang digunakan oleh Milelith untuk mengucap sumpah. Masih menyisakan harum aroma anggur dari dalamnya.",
"story": "Ketika Millelith pertama kali tiba di Liyue, tempat itu masih sangat liar dan berbahaya.\nPara petua di kota, desa, dan suku pernah bersumpah setia dengan cangkir emas.\nSebagai bukti kesetiaan kepada Rex Lapis dan kewajiban terhadap masyarakat,\nmereka memilih prajurit yang gagah berani dari berbagai wilayah dan kemudian dikenal sebagai Millelith.\n\nPara prajurit di barisan belakang yang bertempur bersama Yaksha pernah meminum anggur dari cangkir emas itu.\nMereka bersulang kepada Rex Lapis yang agung dan terhormat untuk terakhir kalinya dan menyerbu ke dalam Abyss tanpa keraguan sedikit pun.\nRatusan tahun kemudian, seorang petualang mengambil cangkir itu dari kedalaman The Chasm.\nAjaibnya, cangkir itu tetap utuh dan tidak ternoda sedikit pun walau sudah lama berada dalam dunia bawah tanah yang gelap gulita.\n\nRatusan tahun pun berlalu. Ketika penduduk Liyue menceritakan kembali dongeng tentang era bencana dan Yaksha tanpa nama itu,\nbercerita bagaimana pahlawan dari latar belakang dan tanah kelahiran yang berbeda bersatu melawan Abyss...\ncerita mereka pasti tidak akan terlepas dari cangkir itu, dan bagaimana darah para prajurit yang tumpah di hari itu tetap bersih dan tak bernoda hingga sekarang."
},
"circlet": {
"name": "General's Ancient Helm",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Helm megah yang berasal dari masa lampau. Bersihkan saja debu yang menempel padanya dan benda ini akan terlihat seperti baru lagi.",
"story": "Sang komandan yang bertarung bersama Yaksha tanpa nama pun telah gugur di medan peperangan.\nBersama dengan beberapa rekan-rekan terdekat yang bertempur bersamanya.\nUntuk memastikan para pengungsi bencana dapat melarikan diri dengan aman, dan untuk menjaga kehormatan mereka di mata Lord Geo,\nPara prajurit di garis depan mengenakan helm tempur mereka, menghunuskan ujung tombak mereka ke arah Abyss, dan menerjang tanpa gentar.\n\nMalapetaka datang ke tanah glasir ini, dan segerombol musuh-musuh kuno pun bermunculan.\nAtas perintah dari Rex Lapis, para Yaksha bertarung dengan monster ciptaan Abyss dalam pertumpahan darah yang sengit.\nPertarungan ini berlangsung hingga titik darah penghabisan dan hingga semua noda telah dimurnikan.\nSeiring dengan surutnya kekuasaan Abyss, pasir glasir pun akhirnya dapat kembali bersinar sekali lagi.\n\nTapi saat kegelapan yang menutupi langit The Chasm telah sirna, demikian juga dengan para Yaksha, hilang tanpa jejak.\nSedangkan jenderal beserta prajurit-prajurit yang telah meninggalkan helm perang mereka di medan peperangan, semoga mereka dapat beristirahat dengan tenang untuk selamanya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "The Exile",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Energy Recharge +20%.",
"4pc": "Penggunaan Elemental Burst memulihkan 2 Energy seluruh anggota party (tidak termasuk diri sendiri) setiap 2 detik selama 6 detik. Efek ini tidak dapat ditumpuk.",
"flower": {
"name": "Exile's Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga layu yang harus dikenakan di baju oleh orang yang diasingkan, sepertinya mengandung makna yang mendalam.",
"story": "Itu semua terjadi sebelum bangsawan yang terasingkan itu terlibat dalam perselisihan keluarga,\nBunga ini mekar bahkan sebelum tetes darah pertama tumpah.\nSetelah menyaksikan sendiri kekejaman manusia, bangsawan yang terasingkan itu meninggalkan kebaikan dan kelembutannya di masa lalu,\nNamun bunga dan senyum kepolosannya yang dulu akan selalu ada dalam ingatannya."
},
"plume": {
"name": "Exile's Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Aksesoris yang terbuat dari bulu seekor burung liar yang tidak sengaja tertancap saat beterbangan.",
"story": "Melalui dataran dan hutan, dalam pengasingannya dia berjalan sendirian di alam liar,\nMelalui lapisan tebal awan gelap, bulu biru jatuh di bahunya.\nBulu itu berasal dari burung yang panik karena kabur dari seekor elang, sama seperti dia.\nBulu itu melambangkan kekuatan dari jiwa tanpa sarang, burung bebas, sama seperti dirinya."
},
"sands": {
"name": "Exile's Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku dengan kaca kristal yang sudah pecah, tetapi pemiliknya tidak juga sampai hati untuk melepaskannya.",
"story": "Bangsawan memperoleh jam saku di masa mudanya.\nBarang yang kecil ini merekam seluruh kenangan masa kecilnya,\nNamun sebuah tragedi mengakhiri hari-hari bahagianya,\nDia dipaksa menjalani pengasingan yang panjang sendirian."
},
"goblet": {
"name": "Exile's Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Gelas yang terbuat dari logam berat. Nampak sebelumnya pernah tertanam batu perhiasan di dalamnya, tetapi dicabut secara paksa.",
"story": "Piala perak ini adalah warisan dari bangsawan yang terasingkan. Tampilannya dulu dihiasi permata yang diukir dengan lambang keluarga.\nNamun setelah pengasingan membuat keluarganya malu, dia melucuti lambang yang dulu dia banggakan. \nSebagai hasilnya, piala tersebut pecah dan tidak bisa lagi menampung cairan.\nNamun pengasingan itu masih terbawa terus olehnya sampai akhir perjalanannya."
},
"circlet": {
"name": "Exile's Circlet",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sebuah mahkota kehormatan, lencana kerajaan di atasnya telah dikerik sampai hilang, dan bentuknya yang megah tidak lagi terlihat.",
"story": "Saat kecil, dia tinggal di rumah megah. Masa kecilnya penuh kebebasan, dan tempat bermainnya bagai istana yang terbuat dari perak.\nDi masa lalu, mahkota ayahnya adalah simbol kaum keagungan dan kemuliaan bangsawan.\nNamun, beberapa tahun kemudian, perseteruan dalam keluarga mewarnai rumah tersebut dengan warna merah darah.\nMahkota tersebut menjadi bukti kriminalitas dirinya dan sejak itu, dia selalu membawanya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Thundering Fury",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Electro DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Meningkatkan 40% DMG yang diakibatkan Overloaded, Electro-Charged, Superconduct, dan Hyperbloom. Meningkatkan 20% DMG yang diakibatkan Aggravate. Saat memicu reaksi-reaksi elemental di atas atau reaksi Quicken, akan mengurangi 1 detik CD Elemental Skill. Efek ini terpicu setiap 0,8 detik.",
"flower": {
"name": "Thunderbird's Mercy",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Setangkai bunga petir yang tidak tersambar petir dan tidak terbakar oleh api ungu. Merupakan satu-satunya benda yang luput dari amarah Thunderbird.",
"story": "Bunga ungu liar yang selamat dari abu vulkanik,\nTelah menjadi saksi dari kehancuran total suku kuno.\n\nDengan darah dari orang tak berdosa, sang dukun memanggil Thunderbird.\nMereka memberikan persembahan suci dan menunggu Thunderbird muncul.\nNamun yang diturunkan oleh Thunderbird adalah petir kehancuran.\n\nUntuk pelanggaran terhadap anak muda yang bernyanyi untuknya, hukuman itu dijatuhkan,\nThunderbird memperlihatkan sosok aslinya, melenyapkan suku tersebut dari muka bumi."
},
"plume": {
"name": "Survivor of Catastrophe",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu halilintar yang berisi kekuatan Electro. Merupakan tanda retribusi dari Thunderbird. Bulu yang kehilangan tuannya ini bergetar hebat dengan amarah.",
"story": "Bulu yang hilang dari Thunderbird itu bersinar ungu.\nMenjadi saksi terakhir dari kehancuran suku tersebut.\n\nSuku kuno itu memandang Thunderbird sebagai penjaganya. Namun malah menghujani suku tersebut dengan petir.\nPada suatu malam yang suram, dia bersahabat dengan anak itu.\nSaat mereka berpisah, anak itu mengambil bulu yang jatuh.\n\n\"Aku akan menyanyikan lagu lain untukmu\"\n\"Saat kamu datang lagi dengan petir dan hujan.\"\n\nAmarah karena janji yang tidak bisa ditepati,\nThunderbird meninggalkan gunung dengan abu,\nBertahun-tahun kemudian dia diburu, dibunuh bagaikan monster.\n\nBertahun-tahun berlalu, tanah yang hangus itu kembali pulih.\nBulu petir terkubur di dalam tanah.\nKisah tentang Thunderbird dan anak muda itu hilang bersama suku tersebut."
},
"sands": {
"name": "Hourglass of Thunder",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam pasir yang digunakan oleh bangsa pemuja Thunderbird untuk meramalkan kedatangan sang raja halilintar. Jam pasir ini telah membisu selamanya setelah bangsa tersebut tidak lagi ada di dunia ini.",
"story": "Jam pasir mewah milik suku kuno yang memuja Thunderbird.\nSeiring suku tersebut punah, jam pasir itupun ikut hilang.\n\nJam pasir mewah terbuat dari amethyst dan emas amber, milik seorang dukun.\nJam pasir itu berfungsi untuk menghormati Thunderbird saat festival.\n\nDi festival terakhir, Thunderbird menyapu bersih altar yang bersimbah darah.\nHitungan mundur untuk kedatangan sang pelindung menjadi hitungan mundur untuk kehancuran suku.\nThunderbird membinasakan suku itu untuk membalaskan dendam orang yang bernyanyi untuknya.\n\nTanpa diketahui oleh Thunderbird, anak itu juga menganggap pengorbanan dirinya adalah sebuah persembahan.\nSemua demi kebaikan sukunya dan berkat dari Thunderbird."
},
"goblet": {
"name": "Omen of Thunderstorm",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Piala ritual berisi darah yang tidak berdosa. Guntur-guntur doa tertanam di dalamnya, memenuhi piala dengan amarah yang tidak teredam.",
"story": "Gelas anggur yang digunakan oleh para dukun dari suku kuno,\nMembawa darah yang diberikan kepada Thunderbird.\n\nPada musim-musim ketika Thunderbird terbang di tengah-tengah pegunungan yang penuh badai, seorang anak muda bernyanyi tanpa rasa takut.\nTertarik dengan suaranya, Thunderbird turun dan mendarat di sebelahnya.\n\n\"Melodi yang sangat indah. Apa kamu tidak takut dengan petir dan badai, wahai manusia kecil\"\n\"Mereka bilang aku bisa membawa kedamaian pada petir dan badai.\"\n\nDia berhenti dan menjawab.\nSang Thunderbird terdiam,\nKarena baginya, melodi itu sangat indah.\n\nItulah pertemuan pertama dan terakhir antara Thunderbird dan anak muda itu.\nKarena kali selanjutnya dia melihat anak itu adalah saat darahnya memenuhi gelas di altar persembahan."
},
"circlet": {
"name": "Thunder Summoner's Crown",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota yang pernah dikenakan oleh cenayang yang memuja Thunderbird. Tetapi hati sang burung halilintar tidak pernah tergerak oleh pujaan dan kurban.",
"story": "Suku kuno yang memuja Thunderbird,\nDukun tua memakai mahkota ini.\n\nThunderbird terbang melewati badai, menghujani tanah dengan petir ungu dan hujan.\nSuku kuno takut akan kekuatannya dan berterima kasih akan berkatnya,\nDukun dipilih untuk memberikan persembahan darah kepadanya demi perlindungan dan pengampunan.\n\nThunderbird tetaplah seorang monster yang tidak peduli akan pemujaan dari manusia.\nOrang-orang tidak sadar, dan masih menganggap tindakan Thunderbird sebagai amanat ilahi.\nNamun petir adalah napasnya, sama seperti takdir orang-orang.\nDari langit, manusia tidak berbeda dari binatang.\n\nSampai suatu hari nyanyian membelah melalui badai,\nNyanyian yang merobek awan, dan memberikan cahaya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Thundersoother",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Electro RES +40%.",
"4pc": "Meningkatkan 35% DMG terhadap musuh yang terpengaruh Electro.",
"flower": {
"name": "Thundersoother's Heart",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang mekar merekah meskipun tumbuh di bawah sambaran guntur dan petir. Sampai hari ini, bunga ini tetap digunakan sebagai tanda keberanian dan perlindungan, biasanya diberikan kepada petualang sebelum menghadapi badai petir.",
"story": "Sebuah bunga berwarna ungu dipetik di tengah badai,\nSiapa pun yang memakainya tidak lagi takut akan petir dan guntur.\n\nBunga yang mekar hanya di tengah badai, dan tidak pernah layu meskipun hujan terus-menerus.\nInilah Bunga Petir. Berjongkok, Sang Penjinak Petir memetiknya dengan penuh rasa hormat dan kagum.\n\nSang Penjinak Petir memakai bunga itu di dadanya setiap saat tanpa rasa takut menghadapi petir dan guntur.\nWalaupun di tengah pertarungan dengan Monster Petir, tekadnya tidak pernah goyah.\nBagi Sang Penjinak Petir, memakai bunga ungu ini mungkin hanyalah tindakan yang biasa.\nNamun bagi para petualang, bunga itu adalah sumber dari tekad yang tak pernah goyah yang dapat menaklukkan petir."
},
"plume": {
"name": "Thundersoother's Plume",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Menurut legenda, bulu ini berasal dari seekor makhluk yang terbang menaiki halilintar. Sebelumnya dikenal sebagai lambang dari pahlawan legendaris yang dapat menenangkan guntur dan halilintar.",
"story": "Sebuah lambang yang dibuat dalam bentuk bulu elang yang melambung di tengah badai.\nPemakainya seolah dapat merasakan suara petir bergemuruh dan panasnya gunung berapi.\n\nTanpa takut akan petir ataupun gunung berapi,\nSang elang meninggalkan bulunya di antara kayu-kayu yang terbakar.\nSang Penjinak Petir membuat lencana batu amethyst dalam bentuk bulu-bulu.\nLencana ungu itu berkilau di bawah tatapan musuhnya.\nPada benda kecil inilah muncul sinar yang berkilauan.\nSeolah meramalkan kejatuhan Monster Petir.\n\nSama seperti burung elang, Sang Penjinak Petir menaklukkan petir dan api,\nDan akhirnya memenggal kepala Monster Petir."
},
"sands": {
"name": "Hour of Soothing Thunder",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Alat penunjuk waktu yang digunakan oleh pahlawan yang berhasil menaklukkan guntur dan petir. Pecahan Electro di dalamnya berayun dari satu sisi ke sisi yang lain seiring berlalunya waktu.",
"story": "Sebuah jam pasir yang dulu dipakai oleh Penjinak Petir. Yang mengalir di dalamnya bukan pasir, tetapi pecahan elektro kecil.\nSerpihannya pecah dan turun seraya waktu berlalu, lalu menyatu di dasar jam pasir.\n\nSang Penjinak Petir yang mengalahkan Monster petir membuat jam pasir ini dari amethyst.\nAlur waktu bagaikan sebuah petir. Menggelegar menembus langit dan lenyap seketika.\nSang Penjinak Petir sekalipun tidak bisa mengalahkan jalannya waktu.\n\nDengan jam pasir ini, walau petir dan guntur harus patuh kepada aturan sang waktu yang tak pernah berubah,\nDalam jam pasir ini, serpihannya pecah dan menyatu berulang kali dalam kesunyian yang berlalu.\nSetelah memahami perputaran hidup dan mati ini. Dengan pengetahuan barunya, dia berhasil mengalahkan monster itu."
},
"goblet": {
"name": "Thundersoother's Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir anggur yang pernah digunakan oleh Thundersoother, seorang pahlawan yang konon berhasil mengalahkan Beast of Thunder.",
"story": "Sebuah piala yang dulu dimiliki oleh Penjinak Petir.\nMungkin pemilik sebelumnya memakainya untuk meminum petir.\n\nSekuat apa pun dia, Penjinak Petir tetaplah seorang manusia biasa.\nAmarah dan kenikmatan datang dan pergi begitu saja, sama seperti petir yang menggelegar.\nPiala itu tidak hanya menjadi saksi pesta pora Penjinak Petir, namun juga kesedihan dan tawanya.\n\nKarena inilah piala yang digunakan untuk anggur kurban selama persembahan,\nDan inilah piala yang memberikan keberanian kepada Sang Penjinak Petir saat menjelajah ke dalam gua monster yang buas,\nDari piala ini jugalah satu-satunya sumber persahabatan untuk Sang Penjinak Petir, yang menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam kesendirian."
},
"circlet": {
"name": "Thundersoother's Diadem",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota yang diserahkan kepada Thundersoother sebagai tanda penghargaan atas jasanya dalam mengalahkan Beast of Thunder yang telah mendatangkan malapetaka di atas daratan.",
"story": "Sebuah mahkota kuno,\nBerkilauan bagaikan cahaya petir.\n\nMonster Petir yang kejam,\nyang dulunya membantai manusia dengan petirnya.\nNamun petirnya hanya sekejap mata,\nDan sama seperti kilat petir, kedigdayaannya sirna seketika.\n\nSang Penjinak Petir mengalahkan monster di dalam badai petir,\nDia akhirnya mengklaim mahkota tersebut sebagai piala.\nTetapi masa lalu tidak pernah bisa sepenuhnya ditenangkan."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Tiny Miracle",
"rarity": [
"3",
"4"
],
"2pc": "Elemental RES +20%.",
"4pc": "Saat menerima DMG elemen tertentu, meningkatkan 30% Elemental RES terhadap elemen tersebut selama 10 detik. Dapat terpicu setiap 10 detik.",
"flower": {
"name": "Tiny Miracle's Flower",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga yang tumbuh di atas sebuah batu. Tekad di dalamnya memampukannya untuk menembus batu yang keras untuk mencapai secercah cahaya.",
"story": "Bunga biru kecil yang tumbuh di antara celah kerak batu nisan.\nPahatan pada batu nisan adalah warisan kematian, namun apa yang tumbuh dari celah keraknya adalah keajaiban hidup."
},
"plume": {
"name": "Tiny Miracle's Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Sehelai bulu yang berasal dari seekor unggas agresif yang kecepatannya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.",
"story": "Elang yang terbang secepat angin. Keberadaannya saja sudah merupakan suatu keajaiban.\nDiberkahi dengan penglihatan dan cakar yang tajam,\nDengan sayapnya yang lebar, kecepatannya sungguh tak tertandingi."
},
"sands": {
"name": "Tiny Miracle's Hourglass",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Terlihat seperti jam pasir biasa. Pasir yang kering di dalamnya mengalir bagaikan air saat jam diputar balik.",
"story": "Sering dikatakan bahwa seseorang mungkin bisa mendapatkan keajaiban dengan bertahan, namun menerima keajaiban hanya dengan menunggu.\nNamun bukankah juga suatu keajaiban bahwa pasir pun dulunya adalah sebuah batu yang keras?\nBukankah sebuah keajaiban juga bahwa kita bertemu satu sama lain?"
},
"goblet": {
"name": "Diviner's Goblet",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Gelas yang biasa digunakan untuk meramal masa depan. Tentunya juga dapat digunakan untuk minum air.",
"story": "Piala yang berkilauan cahaya bintang.\nDi masa lalu digunakan untuk meramal,\nAirnya dipercaya merefleksikan lautan berbintang."
},
"circlet": {
"name": "Tiny Miracle's Earrings",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Perhiasan yang dijual dengan murah, tetapi sebenarnya anting ini terbuat dari mineral dari meteorit kuno yang sangat langka.",
"story": "Sepasang anting murah yang terbuat dari logam yang bersinar bagai bintang.\nSang penjual tidak tahu bahwa sinar dari anting ini berasal dari bintang jatuh di zaman kuno."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,40 @@
{
"name": "Traveling Doctor",
"rarity": [
"1",
"2",
"3"
],
"2pc": "Efek pemulihan yang diterima meningkat 20%.",
"4pc": "Menggunakan Elemental Burst memulihkan 20% HP.",
"flower": {
"name": "Traveling Doctor's Silver Lotus",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bahan obat-obatan yang sangat berharga, namun telah kehilangan khasiatnya setelah disimpan untuk waktu yang lama.",
"story": "Dokter itu berkeliling untuk mencari tanaman obat langka, dengan semangat seorang petualang.\nDi jurang yang curam dan bebatuan licin, dia menemukan lotus perak itu.\nLotus tersebut tidak pernah menjadi obat, namun wanginya memberinya tenaga dan semangat baru sejak hari itu."
},
"plume": {
"name": "Traveling Doctor's Owl Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu burung hantu yang keras dan kaku. Dapat memberikan semangat pada dokter yang mengunjungi pasien di saat larut malam.",
"story": "Bahkan malam yang gelap pekat itu tidak bisa menahan dokter keliling itu untuk mengunjungi pasiennya,\nBahaya mengintai di setiap penjuru malam. Barang siapa yang bepergian malam hari harus waspada bagai burung hantu.\nNamun tidak seperti burung hantu, malam panjang tanpa istirahat akhirnya membuat sang dokter letih dan jatuh sakit."
},
"sands": {
"name": "Traveling Doctor's Pocket Watch",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam saku yang dapat menunjukkan waktu dengan tepat, setiap detik sangat berharga bagi seorang dokter dan pasien.",
"story": "Saat merawat pasien yang kritis, setiap detik berharga.\nKeakuratan dari jam itu selalu membantunya.\nTetapi ketika dia berbaring sendirian di ranjang sakit di hari-hari terakhirnya, yang bisa dia lakukan hanyalah menikmati suaranya, setiap detik adalah salah satu momen berharga dari kehidupan yang akan dia tinggalkan.\nYang sebelumnya adalah benda untuk menyelamatkan nyawa kini seolah menyanyikan sebuah lagu perpisahan bagi sang pemilik."
},
"goblet": {
"name": "Traveling Doctor's Medicine Pot",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Guci yang digunakan untuk menampung ramuan yang sangat kuat. Meskipun isinya sudah dikosongkan, aroma yang pekat tidak kunjung hilang.",
"story": "Obatnya sudah lama mengering, tetapi bau pahitnya masih melekat di pot ini.\nDengan obat pahit itulah, dokter keliling ini menyelamatkan banyak nyawa.\nDan saat dia benar-benar jatuh sakit, tidak ada satu pun yang merawatnya kecuali pot obat di tungku."
},
"circlet": {
"name": "Traveling Doctor's Handkerchief",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Sapu tangan yang biasa digunakan untuk mengikat rambut dokter saat merawat pasien. Juga bisa digunakan untuk mengikat kaki atau tangan yang terpelintir dan memerlukan perawatan darurat.",
"story": "Dulu saat dokter berkeliling mengunjungi satu tempat ke tempat lain, hari-harinya selalu sibuk dari janji ke janji yang lain.\nWalau matahari terik dan hujan turun, tidak ada yang dapat menahannya dari bekerja.\nSapu tangan ini tidak hanya menjaga rambutnya yang berantakan, namun juga sebagai bandana.\nDia telah menjadi saksi semua kesulitannya dan menjadi teman sejati dalam perjalanannya."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Vermillion Hereafter",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "ATK +18%.",
"4pc": "Setelah melancarkan Elemental Burst, Karakter tersebut akan mendapatkan efek Nascent Light yang akan meningkatkan 8% ATK-nya selama 16 detik. Saat HP Karakter tersebut berkurang, akan meningkatkan lagi 10% ATK-nya. Peningkatan yang bisa didapat dengan cara ini maksimum 4 kali. Efek dapat terpicu setiap 0,8 detik. Nascent Light akan hilang saat Karakter meninggalkan medan pertempuran. Jika Elemental Burst dilancarkan lagi saat durasi efeknya masih ada, maka efek Nascent Light awal akan hilang.",
"flower": {
"name": "Flowering Life",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Sebuah barang yang sudah kuno. Tapi masih terlihat hidup seperti sebuah kehidupan yang pernah melestarikannya beberapa abad yang lalu.",
"story": "Tebing-tebing batu raksa tua pernah menjadi peraduan bunga-bunga.\nDi masa darah hitam bebas mengalir, tak satupun dari mereka yang tercemar noda hitam.\n\nSelama Millelith tetap tak gentar, keadilan tetap berdiri tegak. Iblis dan kegelapan boleh menghadang, namun hal ini tak akan berubah.\nPenghuni gunung yang diam seribu bahasa dan bulan keperakan menjadi tempat berkemah yang damai.\n\n\"Wahai putri tebing permata pasir, janganlah engkau meratapi aku.\"\n\"Aku lahir dalam naungan Tianheng, dan aku berjuang demi membalas karunia Rex Lapis.\"\n\"Nyawa ini kupercayakan kepada sang Yaksha berlengan empat, dan bersama-sama kami kan menuju ke kedalaman.\"\n\"Jalan-jalan kelam dan jurang-jurang tak berdasar kan kami tapaki, aula permata yang dingin kan kami temui.\"\n\"Demikian kami hadapi pencemaran yang datang dari kedalaman, dan segala binatang buas yang diam di dalamnya.\"\n\"Aku tidak takut dan tidak gentar menghadapi ketakutan dan segala keanehan.\"\n\nAngin malam berembus menyela sang Millelith. Dirinya tak lagi dapat menyelesaikan kalimatnya.\nDitinggalkannyalah bunga mungil untuk sang putri suku pegunungan, agar dirinya tiada dapat dilupakan.\n\n\"Satu-satunya yang kutakuti adalah ... menjadi hilang dan terlupakan.\"\n\"Apabila takdir menentukan diri ini gugur di wilayah tanpa nama, kiranya diriku tidak dilupakan.\""
},
"plume": {
"name": "Feather of Nascent Light",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Sebuah bulu yang samar-samar berkilauan dan berisikan kenangan yang kuat.",
"story": "Konon di tebing tertinggi di Chasm, seorang pahlawan pernah mencabut bulu elang dengan tangannya sendiri.\nAda juga yang mengatakan, orang dengan kecakapan seperti memenuhi syarat untuk bisa mati bersama para Adeptus.\n\n\"Menyerahkan nyawa demi membela sesama. Betapa mulianya.\"\n\"Tapi jika dipikir lebih lanjut, ini seperti ikan yang tenggelam ke perairan dalam, atau burung yang jatuh ke lembah terjal.\"\n\"Ambisi memang terpenuhi, tapi tidak akan dikenang sampai selama-lamanya.\"\n\"Manusia fana ibarat bulu yang terperangkap dalam angin puyuh, berputar dan hilang di angkasa luas.\"\n\"Apa itu keselamatan? Apa itu keteguhan? Semua itu tidak lebih dari sebuah kepalsuan tanpa makna.\"\n\nSuara bisikan suram menyelinap melalui telinga, diam-diam menggoyahkan hati mereka yang tidak mampu menggoreskan namanya di jejak dunia.\n\nKetika pertempuran usai, dan banyak serdadu yang terlelap di gua-gua kolong bumi.\nTeriakan pilu kuasa kegelapan pun dibungkam layaknya riak yang berlalu ....\nKefanaan akan sirna, namun tanah ini selamanya mengingat."
},
"sands": {
"name": "Solar Relic",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah jam kuno dengan tampilan yang kuat dan tidak rapuh. Kilauannya dihasilkan oleh sand crystal.",
"story": "Alkisah ketika Rex Lapis masih muda, matahari adalah sebuah kereta kuda yang mengelilingi dunia.\nKetika malapetaka menimpa ketiga saudari penghuni angkasa malam, kereta kuda ini jatuh ke kedalaman.\nPara penduduk gunung melihat pertanda. Mereka memperbaikinya dan sekali lagi menjadikannya terang yang mengusir kegelapan.\nKereta telah melanjutkan perjalanan abadinya, namun ada satu pecahan yang tertinggal.\nPenduduk gunung pindah ke kota dan mengubah pecahan itu menjadi kristal, untuk dijual kepada mereka mengetahui nilainya ....\n\n\"Wah, yang benar saja? Masih ada yang percaya dongeng nenek tua seperti itu ya?\"\n\"Para pedagang di Shenglu Hall telah lama melupakan masa lalu mereka.\"\n\"Lagi pula, kristal pasir tidak cocok dibuat perabot pernis, dan tidak cocok pula dijadikan cat untuk melukis.\"\n\"Menurut cerita para penambang di Chasm (yang tentu saja jangan ditelan mentah-mentah) ...\"\n\"Jam dan kristal pasir ini milik prajurit Millelith yang hidup lima ratus tahun yang lalu.\"\n\nDi kedalaman gua yang gelap, di tempat cahaya dan kegelapan bertarung, di tempat kekuatan Yaksha sekali pun tidak sanggup bertahan.\nMaka makhluk fana memerlukan cahaya agar tidak tersesat di gelapnya malam.\nPrajurit Millelith pun mengumpulkan pasir bercahaya, warna putihnya mirip sekali dengan cahaya rembulan.\nJam ini adalah penanda waktu yang berlalu dalam kegelapan, sekaligus bukti bahwa tugas mereka terus dilanjutkan oleh generasi penerus."
},
"goblet": {
"name": "Moment of the Pact",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Cangkir tua yang terbuat dari sand crystal. Entah bagaimana namun kilauannya tidak redup oleh usia tuanya.",
"story": "Tanah yang dikenal dengan nama \"Chasm\", memancarkan kilau berwarna merah sejak jaman dahulu.\nLegenda tentang Yaksha masih diceritakan turun-temurun di antara para penambang dan pedagang permata ....\nLegenda mengatakan seorang pengelana dengan empat tangan di pundaknya pernah datang ke tempat di mana langit yang runtuh pada masa itu.\nKetika penduduk pegunungan mengetahui bahwa seorang pengelana, dalam perjalanannya untuk mengusir kejahatan, telah mencapai wilayah mereka, mereka semua datang satu demi satu ke:\n\n\"Wahai pengunjung dari negeri yang jauh, terimalah anggur kami dan dengarkan cerita kami.\"\n\"Anggur dari pegunungan mungkin asam dan pahit, tidak sebaik anggur i Gunung Tianheng yang dipuji oleh Rex Lapis.\"\n\"Namun kami, orang gunung, menggunakan permata dan batu giok yang dianugerahkan oleh dewa sebagai harta yang luar biasa, dan melubangi tebing terjal sebagai mata pencaharian kami.\"\n\"Hidup kami tidak sempurna, tetapi berkat Rex Lapis, hidup kami menjadi lebih nyaman tanpa kekhawatiran.\"\n\"Namun, situasinya tidak lagi sama, dan bayangan gelap telah menutupi berkah yang dibawa bintang itu.\"\n\"Hari ini, meskipun kami tidak memiliki pengorbanan yang sepadan untuk membuat perjanjian, kami dengan berani meminta bantuan dari Anda.\"\n\nPengelana itu dengan serius mendengarkan permintaan para tetua, lalu dengan tenang menghabiskan secangkir anggur pahit.\nSang tamu tak berjanji, tidak pula menegur kelancangan manusia fana. Dia menuju ke timur tanpa menghiraukan ajakan yang memintanya untuk tetap tinggal.\n\nKisah yang terjadi setelahnya pun tak ada yang tak tahu ....\n\nNamun, gelas anggur kristal pasir yang pernah digunakan untuk minum bersama tetua desa, masih ada dan menjadi saksi perjanjian antara mereka."
},
"circlet": {
"name": "Thundering Poise",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topeng ini ini dibuat oleh suku penghuni pegunungan untuk Yaksha. Buatannya sederhana, tapi permukaannya masih tetap mengkilap.",
"story": "Sang Yaksha pernah menghuni dataran Tianqiu, ia yang bertangan empat dan gagah perkasa.\nDatanglah dirinya ke Chasm, diiringi lagu pujian suku bangsa.\nPerjamuan diadakan, berlimpah-limpah santapan disediakan.\nBilah pedangnya diacungkan, menuju ke kedalaman, demi menjinakkan malapetaka.\nGanas bagaikan iblis, matanya menyala dengan kobaran ungu tua.\nSambaran kilat mengoyakkan bayangan maut, dan gemuruh nyaring melarutkan kegelapan.\nAwan-awan menutupi jurang maut, menganga menelan cakrawala.\nAngin ribut melolong tiada henti, batu raksa menyapu kegelapan.\nGunung-gunung pun gentar, dan lembah-lembah beruntuhan.\nTanah pun meraung-raung, dan seketika itu semua senyap.\nAwan tebal berkumpul mengaburkan cahaya senja, burung-burung bertengger dan meratap:\n\"Sudahkah engkau mendengar? Tabuh gendang dari utara telah tiada, sang pahlawan telah hilang ditelan pusaran.\"\n\"Sudahkah engkau mendengar? Sang Yaksha yang berjuang demi datangnya fajar, telah terbaring menemui ajal.\""
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Viridescent Venerer",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Anemo DMG Bonus +15%.",
"4pc": "Meningkatkan 60% Swirl DMG. Mengurangi 40% Elemental RES musuh sesuai elemen yang terkandung dalam swirl selama 10 detik.",
"flower": {
"name": "In Rememberance of Viridescent Field",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Bunga liar yang bermekaran memenuhi suatu daratan. Saat meninggalkan daratan tesebut, pemburu memetiknya dan mengenakannya di dada.",
"story": "Bunga putih liar yang dulunya memenuhi bumi.\nTidak pernah layu sedikitpun, dan masih mengeluarkan aroma yang sempurna.\n\nHari-hari di mana kehidupan yang liar masih ada di bumi dan monster masih belum punah,\nViridescent Venerer akan menggunakan bunga ini untuk menutupi bau manusia di tubuhnya.\nDikatakan bahwa jika seseorang mencari pemburu yang pendiam dan lembut,\nDia hanya cukup menutup mata dan berjalan tanpa alas kaki menuju hutan, mengikuti harum bunga liar.\nHanya mereka yang bisa berjalan seperti pemburu, menghindari derak daun di kaki, seolah memberi peringatan kepada sang ratu pemburu.\n\nDikatakan juga bahwa yang akhirnya menemukan si ratu pemburu adalah seorang bocah.\nPada kala itu, bencana melanda kerajaan kuno dan penderitaan menyebar ke seluruh negeri."
},
"plume": {
"name": "Viridescent Arrow Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu dari anak panah yang pernah menembus tubuh mangsanya secepat kilat, dan masih tetap bersih.",
"story": "Sebuah bulu bersinar dan mengkilap dari seekor elang. Pernah menjadi bagian dari salah satu panah Viridescent Venerer.\n\nDulu, saat panah Viridescent Venerer mengenai targetnya,\nDia akan turun dan membelai bulu mangsanya dengan lembut sampai kekuatan hidup kembali ke alam,\nKarena dia tahu suatu hari nanti, dia pun akan memulai perjalanan di mana jiwa-jiwa mangsanya beristirahat.\n\nViridescent Venerer percaya bahwa di akhir hidupnya, dia akan terbangun dari kenyataan,\nDan bersatu kembali dengan orang-orang di tempat perburuan tanpa akhir.\n\nNamun dia juga percaya saat di mana panahnya menembus musuh yang mengejar bocah itu,\nSetelah dia mendengar permintaannya, dendam dan penderitaannya,\nBukan untuk bertahan hidup, untuk alam, atau sekadar untuk monster tersebut,\nDia telah kehilangan tempat berburu tanpa akhir itu di akhir hidupnya."
},
"sands": {
"name": "Viridescent Venerer's Determination",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Alat misterius yang dibawa oleh pemburu di tubuhnya, yang dapat selalu mengarah ke arah mangsanya.",
"story": "Sebuah Peralatan yang dibuat khusus untuk mencari arah dan jalan.\n\nLegenda mengatakan bahwa saat Viridescent Venerer berjalan telanjang kaki di lapangan,\nRumput di bawah kakinya akan memberi tahu apa yang dilihat oleh burung-burung di atas pohon,\nLumpur di tepi jalan akan memberi tahu apa yang didengar oleh akar pohon di tanah.\n\nNamun dikatakan sejak bencana melanda, rumput dan pohon tidak pernah berbicara lagi.\nKarena Dewa Hutan telah mati oleh bencana tersebut.\n\nSejak itu, dia hanya mengandalkan alat tersebut saat berburu.\nKarena permintaan dari seorang bocah yang menemukannya, dia berhenti berburu burung dan binatang buas,\nSebagai gantinya, dia berburu monster yang membawa kehancuran dan penderitaan sebagai mangsanya."
},
"goblet": {
"name": "Viridescent Venerer's Vessel",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Kantong air yang pernah digunakan oleh Viridescent Venerer. Kapasitasnya untuk menampung air melebihi dugaan kebanyakan orang.",
"story": "Bejana yang sangat kuat dan anti bocor.\nPemburu legendaris yang diketahui bernama Viridescent Venerer pernah menaruh bisikan-bisikan di api unggun.\n\nDi suatu malam, Viridescent Venerer mencium bau manusia lain,\nSebagai pemburu, dia tidak takut kepada kawanan serigala ataupun monster,\nYang dia takutkan adalah obrolan omong kosong belaka di dekat api unggun ini.\nKarena sudah sejak lama dia melupakan bahasanya sendiri.\n\nMeski telah bergabung bersama manusia yang menerimanya sebagai Viridescent Venerer, dia tidak pernah mengatakan satu patah katapun,\nSama seperti tak seorang pun pernah melihat jejaknya pergi.\n\n... malam itu, dia mengemas bisikan dan tawa yang dia dengar ke dalam bejananya,\nSelama bertahun-tahun, dia akan mendengarkannya kembali jika dia merasa kesepian."
},
"circlet": {
"name": "Viridescent Venerer's Diadem",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Mahkota kebanggaan yang pernah dimiliki oleh Viridescent Venerer. Warnanya hijau segar seperti angin yang bertiup di alam liar.",
"story": "Topi seorang pemburu tanpa ada noda darah,\nDalam cerita rakyat, itu adalah milik sang ratu pemburu, Viridescent Venerer.\n\nPrinsip pemburu adalah, jangan pernah menjadi musuh bumi dan hutan.\nPemburu harus menjadi bagian dari alam.\nDikatakan bahwa seekor burung membuat sarang di topinya.\n\nTidak ada yang bisa memberikan mahkota pada sang ratu pemburu,\nKarena satu-satunya yang lebih unggul darinya hanyalah alam.\n\nPada saat krisis, akhirnya topi sang pemburu berubah,\nPemandangan yang menyeramkan bagi monster-monster."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Vourukasha's Glow",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "HP +20%.",
"4pc": "DMG yang diakibatkan Elemental Skill dan Elemental Burst meningkat 10%. Jika Karakter yang mengenakan menerima DMG, efek peningkatan DMG di atas akan meningkat 80% selama 5 detik. Efek peningkatan ini dapat ditumpuk hingga 5 lapis dan durasi setiap lapis dihitung terpisah. Efek ini tetap dapat terpicu meski Karakter yang mengenakan berada di dalam party, namun tidak berada di medan pertempuran.",
"flower": {
"name": "Stamen of Khvarena's Origin",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Sebuah lencana berbentuk bunga kecil yang indah, pernah dikenakan oleh para peziarah di masa lampau.",
"story": "\"Putriku yang tak berdosa, Khvarena-ku ....\"\n\"Aku akan mempercayakanmu pada ibu lain. Cintailah dia dan setialah padanya.\"\n\"Kebijaksanaannya tidak kalah dariku, dan cahayanya jauh lebih terang dariku.\"\n\"Mimpi buruk tak berwajah pernah menghampiri tidurku dan menghantui diriku ....\"\n\"Maka aku memisahkanmu dari tubuhku, dan memintamu untuk mencegahnya mendatangiku.\"\n\n\"Khvarena-ku, cahaya dari mataku ....\"\n\"Aku memperingatkannya tentang gelombang kegelapan yang akan datang, dari sinilah takdirmu diciptakan.\"\n\"Jangan takut dan jangan lari. Jangan biarkan Khvarena-mu memudar dan jangan permalukan ibumu.\"\n\"Seperti takdirku untuk mengorbankan diriku demi makhluk fana, pengorbanan adalah awal terindah untuk kelahiran baru ....\"\n\"Pergilah dan rebahkan dirimu ke dalam pelukan ibu rerumputan. Kamu akan menemukan takdirmu di alamnya.\"\n\n\"Khvarena-ku, putriku yang murni ....\"\n\"Kamu akan berubah sepenuhnya dan menghadapi ujian perpisahan dan kematian.\"\n\"Beginilah caramu mendapatkan keabadian. Tapi ini adalah jalan yang penuh kesulitan ....\"\n\"Penguasa Amrita bersama penguasa rerumputan dan pepohonan akan mendahuluimu dalam hilangnya wujud suci mereka ....\"\n\"Mereka akan dilupakan, dan hanya pengorbananmu yang akan diingat.\"\n\n\"Khvarena-ku, putri bunga ....\"\n\"Bila kamu memiliki tekad untuk tidak menyerah pada rasa takut ....\"\n\"Maka, tenggelamkanlah dirimu dalam pelukan pemilikmu yang baru.\""
},
"plume": {
"name": "Vibrant Pinion",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Dekorasi berbentuk bulu yang sangat indah, memancarkan warna cerah dari dedaunan hijau dan bunga harum.",
"story": "Di malam berbulan yang terlupakan, malam sebelum badai pasir tragedi menyapu taman kebahagiaan ....\nBunga dan pepohonan pernah berbicara mengenai dunia fana, harapan, dan masa depan mereka yang suram.\nMereka yang tidak boleh didekati membawa kematian suram, dan ombak kegelapan menghancurkan tepian sungai.\nTumbuhan dan hewan yang baru lahir bersatu dengan manusia untuk mendorong kembali ombak kegelapan yang berkecamuk.\n\nDi tahun-tahun sunyi yang dia lewatkan setelah memutuskan hubungan dengan penguasa padang pasir, ratu rerumputan dan pepohonan membentuk Khvarena menjadi seekor burung dewa,\ndan mempercayakan padanya perlindungan dua dunia, yaitu perbatasan antara kelahiran dan kematian.\nDi lingkungan pohon pinus, cemara, dan saussurea yang tumbuh, burung dewa memimpikan masa-masa saat perjanjian masih berlaku ....\nHanya ketika bencana melanda barulah dia terbangun dari tidurnya untuk menghadapi kematiannya yang tak terhindarkan.\nAkhirnya, seperti yang diramalkan oleh orang itu, keheningan kelam dan mematikan menyelimuti hutan hujan ....\nSeperti yang diperingatkan sahabatnya, gerombolan monster hitam berkecamuk dan menyapu habis hutan yang baru lahir ....\n\nPenguasa lama bangsa air binasa dalam pergolakan, dan tubuhnya berubah menjadi lautan embun murni yang disebut Amrita.\nNamun lautan paling murni sekali pun akan mengering di tanah gersang yang dihancurkan oleh Abyss.\nWalaupun begitu ratu rerumputan dan pepohonan tidak punya waktu untuk meratapinya sebab pohon induk dari ribuan benih membutuhkan perlindungannya ....\nUntuk membersihkan noda kegelapan dan memastikan kemurnian Amrita, Simurgh pun menghancurkan wujud sucinya—\n\n\"Segala ciptaan indah yang terlahir dari Khvarena Bunga harus menghadapi takdirnya — menjadi layu dan terjatuh ke dalam lumpur.\"\n\"Dan setelah mereka layu, terlahirlah kembali mereka di bawah naungan Amrita sebagai makhluk lautan bunga, yang tak lagi mengkhawatirkan 'kematian'.\""
},
"sands": {
"name": "Ancient Abscission",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Sebuah jam saku kuno yang memancarkan cahaya Khvarena. Bagian dalamnya berisi cairan murni yang terlihat hidup.",
"story": "\"Ambillah sepotong Khvarena ini, temanku, dan simpan dengan baik-baik.\"\n\"Dia berasal dari kebijaksanaan bunga dan nadi langit. Dalam dirinya berdiam esensi kehidupan yang paling murni.\"\n\"Khvarena adalah inti dalam hati bunga, setetes cahaya di dalam lautan Amrita.\"\n\"Hargailah anugerahku, sampai abyss kegelapan datang menelan semua kehidupan ....\"\n\nDongeng asing beredar di antara bunga dan dedaunan, dan dikenang oleh bebuahan dan biji-bijian.\nKetika Ratu Bunga memudar menjadi debu, dan ketika mimpi palsu menyesatkan penguasa padang pasir ....\nKetika para tiran terkubur di bawah bukit pasir yang terus berubah dan ambisi mereka akhirnya padam ....\nKetika segala sesuatu yang berasal dari tanah kembali ke pasir keemasan, dan semua yang berasal dari embusan angin kembali ke hutan hujan ....\nRatu rerumputan dan pepohonan menyaksikan perubahan dunia dengan diam, mengenang sumpah tulusnya dengan mereka yang telah tiada.\n\n\"Lindungilah Khvarena ini untukku, rekanku, sahabatku tersayang.\"\n\"Setelah kami tiada, makhluk fana akan tersesat seperti bayi yang baru saja terlepas dari bedungannya.\"\n\"Rapuh namun cukup kuat untuk mengatasi deru angin, kobaran api, dan ketidaksempurnaannya sendiri.\"\n\"Tapi yang kuratapi bukanlah bencana yang dapat kuprediksi, melainkan kegelapan dari kekacauan.\"\n\"Hanya kebencian yang muncul dari kegelapan ini dan ancaman 'kematian' yang mampu menghancurkan tunas.\"\n\nKetika tanah kebahagiaan masa lalu akhirnya ditelan oleh pasir berlapis emas, ratu rerumputan dan pepohonan akan bangkit untuk memenuhi janji lamanya.\nMengikuti kehendak Khvarena, dia menciptakan sebuah tubuh yang menawan untuknya dan mengubahnya menjadi sebuah kehidupan yang teramat indah—\nMaka lahirlah Simurgh sang burung dewa, yang sosoknya memancarkan warna-warni ribuan burung, dan nyanyiannya mewakili lagu ribuan bunga ....\nMimpi terakhir oasis terkumpul dalam satu tubuh, berubah menjadi lautan bunga murni dan berbinar yang membentang luas, yang tersembunyi di dalam tubuh sang burung dewa."
},
"goblet": {
"name": "Feast of Boundless Joy",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Gelas anggur mewah yang dulu diisi dengan nektar dan melon, namun kini hanya kekosongan yang mengisinya.",
"story": "Ketika ratu taman bunga meninggal, ratu rerumputan dan pepohonan memutuskan semua ikatan dengan lautan pasir.\nMelepaskan cinta buta dan kekuasaan, dia memutuskan untuk kembali ke hutan hujan untuk melindungi kehidupan ....\nKehidupan baru pun muncul dari hutan. Berbahagialah para Sage, dan demikianlah rumah dibangun.\nKhayalan fantasi mengarah pada kematian yang tak terelakkan, dan ajaran kematian adalah sebuah peringatan yang selalu ada bagi makhluk fana.\n\nDari pesta paling mewah dan kesenangan paling murni, lahirlah Khvarena Bunga.\nDalam dirinya tidak ditemukan kepahitan penderitaan ataupun otoritas yang busuk.\nTakdirnya pada akhirnya akan membawanya menuju kematian, menjadi layu dan kering ....\nHanya Penguasa Kebijaksanaan yang dapat mengerti, melindunginya, dan menggunakannya dengan benar.\n\n\"Tapi jangan lupakan ramalan ratuku, karena dialah yang mengirimku padamu.\"\n\"Kebodohan tidak cukup untuk membunuh makhluk fana, tapi gelombang kegelapan dunia luar mampu menyapu segalanya.\"\n\"Akulah peninggalan terakhir ratuku. Akulah sari bunga yang membersihkan segalanya.\"\n\"Jika aku bersatu dengan air termurni, maka bagaikan seribu mata delima yang memantulkan cahaya, begitu pula aku bersinar.\"\n\nDemikianlah burung dewa Simurgh terlahir dari Khvarena Bunga.\nDia tinggal di sisi tuannya untuk sementara sebelum terbang menuju lautan bunga ...."
},
"circlet": {
"name": "Heart of Khvarena's Brilliance",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Anting-anting berwarna-warni yang dibuat dengan indah, serasa ada kilau ratusan bunga yang mengalir di atasnya.",
"story": "\"Sahabatku, yang begitu bijaksana namun meninggal begitu muda ....\"\n\"Dalam legenda agung yang selalu berubah, tersembunyi kegelapan yang terlupakan.\"\n\"Seperti kehidupan dan kematian yang selalu berdampingan, melupakan adalah buah hati ingatan.\"\n\"Tanpa ancaman kematian, maka tidak akan ada makna dalam kehidupan.\"\n\"Tanpa landaan gelombang kelupaan, maka tidak akan ada sejarah yang layak dikenang ....\"\n\nDahulu kala, ratu rerumputan dan pepohonan melaksanakan yang dipercayakan sahabatnya padanya,\nyaitu menganugerahkan wujud burung dewa dan tugas melindungi sebagian hutan hujan kepada Khvarena Bunga.\nSeperti bunga yang ditakdirkan untuk layu, takdir Simurgh adalah menjadi pengorbanan.\nPelindung segala sesuatu yang hijau sudah mengetahuinya sejak malam dia tidur di sisi ratu bunga ....\n\n\"Demikianlah burung dewa hijau zamrud merekah menjadi Khvarena Bunga yang tak terhitung jumlahnya dan menyebar ke seluruh penjuru seperti burung hudhud.\"\n\"Khvarena jatuh di atas jasad murni Penguasa Amrita, dan dengan demikianlah lautan bunga yang berkilauan terbentuk.\"\n\"Banyak roh yang berdiam di lautan bunga. Mereka membawa keinginan rumput, pohon, dan embun untuk membersihkan semua kekotoran.\"\n\"Banyak peri yang berdiam di lautan bunga. Mereka menyanyikan tentang tiga ibu — Rumput, Amrita, Bunga.\"\n\nSuatu malam, sang putri harus meninggalkan pelukan ketiga ibu\ndan mengorbankan dirinya untuk membersihkan kekotoran yang sudah meruak di dunia ...."
}
}

View File

@@ -0,0 +1,39 @@
{
"name": "Wanderer's Troupe",
"rarity": [
"4",
"5"
],
"2pc": "Elemental Mastery +80.",
"4pc": "Meningkatkan 35% DMG Charged Attack karakter yang menggunakan Catalyst, Bow.",
"flower": {
"name": "Troupe's Dawnlight",
"relictype": "Flower of Life",
"description": "Medali kecil yang berbentuk bunga. Saat berada di tempat yang sangat tenang, suara nyanyian dan seruling terasa hampir bisa terdengar darinya.",
"story": "Lambang berbentuk bunga kecil. Sepertinya ada musik yang berasal darinya.\n\nDi antara rombongan itu juga ada ahli pedang yang karismatik. \nIndah seperti cahaya di air, elegan seperti kicauan burung. \nSetiap tebasannya menyanyikan nada angin.\n\nAkhir dari setiap lagu dan tarian seolah seperti matahari setelah hujan.\nSejak itu debu dari panggung maupun kehidupannya sendiri terasa lebih kosong karena tidak ada musiknya.\n\nBaik musik maupun pedangnya sama-sama mematikan namun juga indah.\nInilah penampilan dari rombongan tersebut yang mempunyai dua penonton yang berbeda.\nBagi para musuhnya, musiknya sungguh beragam melampaui panggung itu sendiri."
},
"plume": {
"name": "Bard's Arrow Feather",
"relictype": "Plume of Death",
"description": "Bulu anak panah zamrud yang tidak layu ataupun tertekuk meskipun disimpan untuk waktu yang lama. Suara seperti air yang mengalir dapat terdengar dari dalamnya.",
"story": "Sebuah panah indigo yang telah selamat dari ujian waktu.\nSeolah seperti ada melodi yang dihasilkan panah itu saat melewati angin.\n\nPemain harpa dari anggota rombongan itu juga adalah seorang pemanah handal.\nLegenda mengatakan bahwa dia bisa menarik perhatian burung-burung di udara dengan harpanya dan menembak mereka dengan panahnya.\nDikatakan bahwa dia tidak pernah melihat ke angkasa saat memainkan harpa untuk menarik perhatian burung-burung.\nBeberapa orang mengira itu karena kesombongan dirinya, namun rekannya berkata itu adalah belas kasihan darinya.\n\nBurung bernasib malang menjadi penghias panah sang pemain harpa,\nSuara harpa menjadi syair ratapan sedih bagi burung-burung."
},
"sands": {
"name": "Concert's Final Hour",
"relictype": "Sands of Eon",
"description": "Jam pasir yang digunakan saat kelompok panggung memainkan lagu. Pernah mengeluarkan suara yang merdu di masa lalu, tetapi kini pertunjukan telah berakhir.",
"story": "Jam pasir milik rombongan, yang juga adalah harpa.\nMelodi yang semakin dalam dengan seiring berjalannya waktu.\n\nSaat pertunjukan berakhir, rombongan itu akan memainkan harpa.\nSeiring berjalannya waktu, nada harpa menjadi semakin dalam.\nKetika suara harpa hilang ditelan angin, di situlah tirai pertunjukan ditutup.\n\nSemua pasti akan berakhir, tidak terkecuali rombongan itu.\nSatu demi satu, setiap anggota rombongan menemui takdirnya dan instrumen mereka terkubur dalam debu,\nDan instrumen merekapun menemui akhir takdirnya."
},
"goblet": {
"name": "Wanderer's String-Kettle",
"relictype": "Goblet of Eonothem",
"description": "Botol minuman kuno dengan bentuk yang aneh. Senar harpa terpasang di dalamnya, dan menimbulkan suara yang merdu setiap kali air dikucurkan dari botol ini.",
"story": "Bentuk ketel yang mengeluarkan melodi indah dengan air yang mengalir.\nSelalu ada lagu di kehidupan anggota rombongan itu, walaupun mereka sedang meminum air.\n\nSebuah cerita kuno menceritakan tentang rombongan petualang yang berkeliaran.\nMereka menggunakan seruling sebagai pedang, harpa sebagai panah. Mereka bertempur tidak hanya untuk kawan namun juga lawannya.\nMereka bertualang melalui padang pasir dan menginjakkan kakinya di Mare Jivari.\n\nSuara harpa bergema di ketel adalah pengingat bagi mereka:\n\"Kami berjalan beriringan dengan melodi tanpa henti.\"\n\"Di mana musik berada, di situ kami berada\""
},
"circlet": {
"name": "Conductor's Top Hat",
"relictype": "Circlet of Logos",
"description": "Topi tua yang masih tetap memancarkan kilaunya. Melodi tua seakan dapat terdengar saat melihat rupanya yang sangat kuno.",
"story": "Sebuah topi indah yang tidak tersentuh waktu.\nMendengar dari dekat, seseorang dapat mendengar melodi kuno yang bergema dari dalam topi.\n\nRibuan tahun lalu, rombongan petualang berjalan mengarungi dataran.\nRombongan itu mempunyai selembar kertas musik. Mereka menyanyikan apa yang mereka lihat dan mendengar apa yang mereka mainkan.\nSeiring waktu berlalu, rombongan itu akhirnya menyadari luasnya dunia,\n\n\"Banyak hal di dunia ini untuk kita nyanyikan.\"\n\nMereka mengubah catatan menjadi kata dan menulisnya di dalam buku perjalanan.\nBuku ini, The Widsith, masih dipegang erat oleh sang konduktor walaupun setelah kematiannya."
}
}